Pages

Kamis, 19 Februari 2009

Membangun Kesadaran

Kamis, 190209

Membangun Kesadaran

Salah satu komponen vital dalam kehidupan manusia adalah kesadaran. Manusia yang sadar dalam beraktivitas, maka ia akan mampu memberikan yang terbaik bagi aktivitas yang tengah ia gelutinya itu.

Termasuk membangunkan kesadaran dalam jiwa saya, bahwa saya ini adalah seorang konselor pasien NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif lainnya) dan skizofrenia di Madani Mental Health Care (MMHC) yang berafiliasi dengan Psikiater Prof. Dadang Hawari.

Hal itu pulalah yang menjadi salah satu nasihat penting malam ini yang diberikan Kiai Awan pada saya. "Sebagai seorang konselor kamu harus memahami karakter masing-masing pasien yang datang ke MMHC" ujar Kiai Awan.

Sontak saya bertanya, "Caranya?"

"Kamu terlebih dahulu mesti membaca latar belakang dia. Latar belakang di sini mencakup: latar belakang pendidikan, keluarga, keadaan lingkungan sosial-budayanya, dan lain-lain.

Selain itu cobalah korek informasi dari pihak yang bersangkutan mengenai: mengapa dia pakai NAZA? Apa penyebab utama sakit hatinya? Sejak kapan pake? Sudah berapa lama hal-hal aneh terjadi pada dirinya, baik itu yang berupa: bisikan atau halusinasi pendengaran, pengelihatan, atau waham kebesaran?" kata Kiai Awan.

"Bagaimana kalau yang bersangkutan tidak berkenan menceritakan semua hal itu?" tanya saya lagi.

"Sebenarnya semua sangat tergantung dari bagaimana kamu mendekati, memahami, dan bergaul dengannya. Karena apabila mereka sudah merasa klop dan cocok denganmu maka dia akan bersedia cerita (curhat) apa saja kepadamu.

Bahkan termasuk mengenai hal-hal yang sifatnya sangat pribadi dan personal seperti yang saya sebutkan tadi di atas atau hal-hal lain yang belum saya sebutkan. Tapi kalau memang hal pertama belum sanggup kau tempuh maka cobalah gali infomasi dari pihak keluarga, pacar, anak, atau sahabatnya.

Atau bisa juga kita membaca buku hariannya kalau memang ada. Dan, pokoknya apa saja deh yang berhubungan dengan dia sebisa dan sepeka mungkin kau perhatikan. Karena kalau semua hal itu bisa kau kuakkan maka itu semua akan sangat menentukan kualitas hubungan konselor-santri yang sedang kau jalin." ucap Kiai Awan.

Kadang saya merasa heran dengan Kiai Awan. Dia itu kan tidak kuliah di Fakultas Psikologi atau yang berkaitan dengan kejiwaan. Saya lihat juga nggak pernah tuh dia nenteng-nenteng buku yang membahas segala apa yang ia berikan pada saya malam ini. Tapi kok dia bisa dan sangat pandai dalam bidang yang saya kira ini sangat asing baginya?

Ketika saya tanyakan keheranan ini pada beliau, pria dengan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos itu pun merespon, "Asalkan kita mau belajar, tidak malu dan tidak gengsi bertanya, rajin mencatat, memperhatikan, meneliti, dan meriset dari semua pengalaman yang diberikan oleh kehidupan kepada kita maka kita akan memperoleh ilmu tersebut. Apapun bidangnya." ujar Kiai Awan menyudahi petuahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar