Senin, 020309
Keinginan dan Kebutuhan
Ketika kebutuhan melebihi batasannya sebagai sebuah pemenuhan maka dia akan berubah menjadi keinginan. Manusia yang mengejar kebutuhan adalah manusia wajar. Tapi manusia yang mengejar keinginan adalah budak dari setan. Ia bagai meminum air laut.
Allah saja memberi hanya pada apa yang memang sudah menjadi kebutuhan manusia. Bukan terutama pada keinginan mereka. Manusia yang tidak puas dengan pemenuhan kebutuhan maka mereka akan cenderung hidup melewati batas-batas kemanusiaan.
Maka jangan heran karena hanya untuk memenuhi keinginannya manusia tega menyakiti sesama, membunuh, merampok, memaksakan kehendak, mengingkari janji, korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta berbagai macam bentuk kebobrokan produk sejarah masa kini.
Selama manusia tidak sungguh-sungguh untuk belajar mengendalikan hawa nafsunya maka kita tidak akan pernah bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Hidup yang memenuhi kebutuhan bukan berati hidup pas-pasan apalagi hidup dalam kekurangan. Pas, lebih, atau kurang itu ukuran yang sangat relatif. Bagi saya pas bagi orang lain mungkin lebih, mungkin kurang.
Selama ini kita sudah di mindset secara tidak sadar oleh suatu sistem yang berencana untuk menghancurkan bangsa ini melalui budaya dan ekonomi konsumerisme. Yang dihidangkan dengan sangat canggih di "meja makan kehidupan" sehari-hari kita cuma garam. Tidak ada gula, sambel, bawang goreng, kerupuk, dan lain-lain.
Sehingga kita terpaksa mengikuti pandangan yang salah dan keliru mengenai apa saja yang sebenarnya menjadi kebutuhan dan apa saja yang sebetulnya hanya keinginan belaka.
Maka kita mementingkan yang skunder dan meremehkan yang primer. Yang prinsipil diacuhkan. Sedangkan yang tidak penting dibela mati-matian. Masyarakat yang memiliki pandangan demikian bersiaplah menghadapi kehancuran sebelum memasuki masa pergantian pemimpinnya yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar