Bandar Lampung, Jum'at, 260609
Jihad Seorang Pemilik Kafe
Oleh: Mohamad Istihori
Emha, dalam suatu Forum Kencuri Cinta (KC) Jakarta, pernah mengibaratkan jihad dengan sebuah roket yang memiliki dua pesawat pendorong agar roket tersebut sampai tujuan.
Pesawat pendorong pertama bernama ijtihad (perjuangan pemikiran) dan kedua bernama mujahadah (perjuangan hati). Kalau kita hubungkan dengan kegiatan keseharian sahabat kita yang saat ini sibuk mengurus kafenya maka ijtihadnya (perjuangan hidupnya) agar sampai pada segala apa yang ia harapkan maka ia pertama harus melakukan ijtihad (perjuangan pemikiran).
Mulai dari memilih tempat untuk mendirikan kafe, merancang bagaimana bentuk yang nyaman, memilih cat yang sesuai dan serasi, menyebarkan informasi penerimaan karyawan untuk kemudian diseleksi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, promosi, service yang memuaskan, dan berbagai macam perjuangan pemikiran (ijtihadnya) yang menurut akalnya mampu menarik minat banyak orang.
Setelah semua perjuangan pemikiran dilakukan dengan semaksimal mungkin maka sebagai manusia yang lemah dan penuh dengan kekurangan maka kita harus juga menggunakan kapal pendorong lain yang bernama mujahadah (perjuangan hati) seperti berdo'a, zikir, dan semua amal ibadah mahdhoh lainnya.
Kalau kedua kapal pendorong itu terus diaktifkan selama dia berjihad maka tercapainya apa yang dia harapkan memiliki peluang untuk bisa dicapai.
Maka jihad sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja dengan profesi yang berbeda-beda. Ini kalau memang kita memiliki semangat untuk melakukan penafsiran yang seluas-luasnya dalam kehidupan nyata, bukan hanya dalam tataran wacana.
Lain halnya kalau penafsiran jihad kita hanya terbatas pada level arti jihad secara bahasa saja. Semua itu sangat bergantung dari cara kita dalam menafsirkan sebuah istilah. Selamat menafsir dan selamat berjihad! Allahu Akbar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar