Pages

Rabu, 24 Juni 2009

Rumah Tangga Sang Saka Merah-Putih

Kamis, 250609

Rumah Tangga Sang Saka Merah-Putih

Oleh: Mohamad Istihori

Jika sedang memiliki waktu sedikit luang cobalah perhatikan bendera merah-putih yang sedang berkibar lalu apa yang kemudian terlintas dalam pikiran anda?

Ada banyak teman menafsirkannya. Ada banyak sahabat yang mencoba menghayati, memaknai, dan meresapi kira-kira apa iya yang bisa kita hikmahi dari bendera kebangsaan kita itu?

Ketika menunggu Pak Iskandar, supir Gaya Baru Sejahtera (GBS) Travel yang membuka tengki mobilnya untuk diisi bensin, tepat di depan saya di POM bensin itu ada tiang bendera dengan bendera merah-putih di puncaknya.

Karena sebelum berangkat ke Bandar Lampung saya sempat membaca artikel Lina Mario Teguh yang dengan sangat super membahas lika-liku rumah tangga, tiba-tiba saja saya mendapat perumpamaan bahwa kehidupan rumah tangga itu seperti bendera merah-putih.

Warna merah yang berada di atas menggambarkan suami yang berani, tegas, dan bertanggung jawab. Lalu, warna putih di bawahnya menggambarkan istri dengan cinta yang suci dan penuh kelembutan.

Oh betapa indahnya rumah tangga sang saka merah-putih itu. Lihatlah mereka menyambut dengan penuh kemesraan tiupan "angin masalah" dan terpaan "hujan problematika rumah tangga" mereka.

Berbagai hal menguji namun mereka tidak terpisahkan. Mereka terus berkibar di ujung tiang tertinggi kehangatan cinta mereka. Kalau saja setiap keluarga Indonesia adalah keluarga sang saka merah-putih maka bangsa Indonesia akan terus berkibar di pentas kehidupan global dan universal.

Sayangnya banyak kini keluarga bukan lagi menjadi tempat anak-anak curhat. Karena belum selesai si anak ngomong udah dipotong. Belum sudah mengutarakan suatu pemikiran sudah disangkal. Belum selesai anak berpendapat sudah didebat dan disalahkan.

Keluarga tidak lagi menjadi forum suami-istri berbagi cerita dan menumpahkan perasaan karena mereka berdua sudah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Berangkat kerja pagi-pagi lalu pulang malam sudah sangat cape. Lalu kapan mereka bisa bersenda gurau seperti mereka masih pacaran dulu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar