Jum'at, 170709
Menyikapi Istri yang Ngambek
Oleh: Mohamad Istihori
(Diambil dari Pengajian Tafsir Jalalain KH. Nana Juhana di Musholah al Hidayah Cibubur Jakarta Timur pada Jum'at, 17 Juli 2009)
Allah SWT berfirman dalam penggalan surat an Nisa ayat 34: "...wallaatii takhoofuuna nusyuzahunna fa'idzuuhunna wahjuruuhunna fil madhooji'i wadhribuuhunna fain atho'nakum falaa tabghuu 'alaihinna sabiilaa innallaha kaana 'aliiyyan kabiiro."
"...perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz (ngambek, meninggalkan kewajiban selaku istri, seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya), hendaklah kamu memberi nasehat kepada mereka, pisahkanlah (dirimu) dari tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Maka jika mereka telah taat kepadamu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan (untuk menyusahkannya). Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Dalam kehidupan berumah tangga tidak selamanya bertabur bunga. Namun juga tidak selamanya bertabur dengan duri. Kadang masalah datang dari istri, kadang dari suami, dan kadang juga datang dari kedua belah pihak secara bersamaan.
Alangkah baiknya kalau di dalam suatu rumah tangga muslim mengembalikan semua permasalahan kepada al Quran. Salah satu masalah rumah tangga yang di dalam al Quran dibeberkan tahapan-tahapan penyikapannya adalah masalah nusyuz (istri yang sedang ngambek , bt, atau marah).
Di antara indikasi umum seorang istri nusyuz: pertama, istri menolak diajak "berperang melawan 70 Yahudi terutama di malam Jum'at)". Kedua, istri keluar dari rumah tanpa izin suami.
Lalu bagaimanakah cara marah yang bijak bagi seorang suami. Al Quran sebagai pedoman hidup, termasuk pedoman hidup berumah tangga memberikan tahapan-tahapan marah yang bijak menghadapi istri yang lagi ngambek sesuai dengan surat an Nisa ayat 34:
Pertama, fa'idzuuhunna, berikanlah mereka (istri-istrimu yang lagi ngambek) nasihat, petuah, atau kata-kata hikmah. Nasihatilah mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang. Penuh hikmah dan bisa diterima logika sang istri.
"Nasihat yang bagaimana Bro?" tanya seorang suami dengan rasa penuh penasaran.
Nasihat pertama adalah targhib, yaitu nasihat yang penuh cinta. Nasihat yang kedua yaitu tarhib, adalah nasihat yang "nakuti-nakutin." Contoh: "Yang neraka itukan panasnya berlipat-lipat ganda dari api dunia. Maka iya udah dong jangan marah lagi iya).
Rumah tangga itukan bukan hanya memenuhi kebutuhan biologis saja tapi terutama adalah untuk beribadah kepada Allah.
Kedua, kalau masih ngambek juga maka sikap kedua adalah wahjuruuhunna fil madhooji'i , palingkanlah mukamu darinya, cuekin dia, atau pisah ranjang.
Ketiga, kalau masih ngambek juga maka sikap selanjutnya adalah wadhribuuhunna, pukullah dengan pukullah yang penuh cinta dan kasih sayang sehingga tidak menimbulkan bekas luka di tubuhnya, tidak memukul wajah, dan memukul dengan sapu tangan bukan dengan tangan langsung.
Nah ketiga tahapan ini harus dilakukan secara tertib. Tidak boleh langsung ke tahap nomor kedua apalagi langsung mau pukul. Namun ketika istri kita adalah seorang istri yang taat jangan juga kemudian diperintah untuk melakukan pekerjaan yang ia tidak mampu, Fain atho'nakum falaa tabghuu 'alaihinna sabiila.
Toh Allah Yang 'Aliiyan kabiiro, Yang Maha Tinggi dan Maha Besar saja tidak pernah memerintahkan kita untuk melakukan amal yang tidak kita mampu. Masa kita baru jadi suami bersikap sewenang-wenang kepada istri dengan memerintahkan dia untuk melakukan pekerjaan yang ia tidak mampu? Wallahu 'a-lam bi muroodihi bi dzaalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar