Pages

Selasa, 15 September 2009

"Nenek Moyangku Seorang Pelaut"

TIM, Jum'at, 11 September 2009

"Nenek Moyangku Seorang Pelaut"

Oleh: Mohamad Istihori

1/3 negara ini adalah laut. Dan, 1/3 dunia ini dulu pernah dikuasai oleh nusantara. Selama ini kita telah berhasil dibodoh-bodohin. Selama ini kita menganggap bahwa Indonesia adalah negara agraris (pertanian). Padahal sebenarnya kita adalah bangsa maritim (laut).

Banyak pihak yang begitu takut dan sangat tidak ridho kalau Indonesia menjadi negara maju. Untuk tetap menjadikan Indonesia seperti sekarang sebagai negara yang kacau-balau, hancur-lebur, berantakan, nggak karu-karuan maka kita dijauhkan dari laut. Dibuat pemikiran bahwa negara kita adalah negara agraris, bukan negara laut.

"Nenek moyangku seorang pelaut." Kita pasti sudah tidak asing dengan ungkapan tersebut. Sebait syair lagu itu tentu sudah sangat akran dan familiar di telingan orang Indonesia. Nggak ada judulnya, "Nenek moyangku seorang petani".

Saya bukan hendak meremehkan petani. Petani Indonesia pun memiliki kemuliaan tersendiri. Tapi mari kita perhatikan dengan seksama, negara maju mana yang tidak sukses "menghkhalifahi" lautnya? Sebut saja misalnya, Amerika atau Jepang yang sukses memanage laut mereka sehingga mampu menjadi negara maju seperti sekarang ini.

Sungguh negara ini memiliki sumber daya alam di laut yang sungguh dahsyat, luar biasa, dan sangat kaya raya. Sayangnya pengelolaan laut kita belum maksimal. Kita sia-siakan begitu saja kekayaan laut kita. Kita bukan menjaga dan melestarikannya malah merusak dan mengeksploitasinya hanya untuk kepentingan segolongan orang saja. Makanya pelaut-pelaut dari negara lain bisa dengan seenaknya mencuri ikan dan segala kekayaan alam dari laut kita.

Bodohnya kita malah diam dan acuh tak acuh saja. Sangat sedikit generasi muda kita yang mau peduli dengan laut. Boro-boro mau ngurusin laut tertarik untuk memperlajarinya saja tidak mau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar