Pages

Kamis, 11 Maret 2010

Berinteraksi dengan Duri dan Nasi

Cibubur, Kamis, 110310

Berinteraksi dengan Duri dan Nasi

Oleh: Mohamad Istihori

Dalam sebuah babak kehidupannya, Muhammad saw pernah berkata bahwa menyingkirkan duri yang ada di tengah jalan merupakan sebuah kebaikan.

Apa yang bisa kita gali dari sini? Duri menusuk siapa saja. Duri menusuk tak pandang bulu. Orang Islam, orang Kristen, atau orang Yahudi yang lengah akan ditusuk duri.

Emangnya pernah apa duri bertindak diskriminatif dengan, misalnya, cuma nusuk kaki orang Islam doang? Terus orang Kristen atau orang Yahudi yang nginjek duri nggak tertusuk gitu? Iya nggak kayak gitu lah.

Dari sini kita bisa lebih pahami bahwa ketika menyingkirkan duri yang ada di tengah jalan itu kita telah melakukan suatu kebaikan yang sangat universal.

Dengan menyingkirkan duri yang ada di tengah jalan hal itu menunjukkan bahwa dalam melakukan suatu kebaikan kita nggak usah susah-susah dan berpusing ria memikirkan dia agamanya apa. Islam, Kristen, Budha, Konghuchu, atau bahkan atheis.

Selain dengan duri, berinteraksi dengan nasi juga bisa sangat berpotensi memperdalam keimanan kita kepada Allah SWT.

Sebagaimana duri yang menusuk siapa saja, nasi juga sangat bersedia dimakan siapa saja dan apa saja.

Nasi mengikhlaskan dirinya untuk mengenyangkan perut setiap orang tanpa peduli dia orang Islam, Kristen, atau Yahudi.

Emangnya pernah gitu nasi pilih kasih dengan hanya, misalnya, kalau yang makan nasi orang Islam nggak kenyang? Terus kalau orang Kristen atau orang Yahudi yang makan nasi perutnya akan kenyang? Ternyata tidak demikian wahai saudara-saudaraku.

Kalau duri dan nasi saja bisa berinteraksi dengan seluruh makhluk Allah, apalagi manusia yang diberi akal dan hati oleh Allah.

Sayangnya justru manusialah yang sangat diskriminatif dalam berinteraksi dengan sesamanya dan alam.

Orang Islam kadang hanya mau tolong-menolong dengan sesama orang Islam. Dan, enggan menolong orang yang berbeda agama dengannya.

Kalau kayak gitu model pergaulan dan silaturahmi kita, kapan Islam menjadi agama yang rahmatan lil 'aalamiin? Mimpi aje kali ye?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar