Kamis, 14 Juni 2012
Ormas Jima
Oleh: Mohamad Istihori
Di hadapan para santri yang sepemikiran dan memiliki kesehariannya yang hampir sama, Mat Semplur mengikrarkan berdirinya (OR)ganisasi (MA)syarakat (S)antri (J)aringan (I)slam (M)alas kerj(A) yang disingkat menjadi ORMAS JIMA.
“Tetapi teman-teman cukup menyebutnya JIMA alias Jaringan Islam Malas Kerja.” ujar Mat Semplur.
Ia pun melanjutkan, “Maka mulai hari ini aku ikrarkan lahirnya sebuah Ormas (Organisasi Masyarakat Santri) Jima (Jaringan Islam Malas Kerja).
Jima adalah sebuah komunitas Islam yang mau enaknya saja. Malas kerja tapi pengen punya duit banyak.
Menjual agama dengan harga yang sangat murah. Melakukan berbagai aktivitas dan ritual keagamaan semata-mata hanya untuk mendapatkan keuntungan materi.
Ikut tahlilan hanya mengharapkan amplop. Tahajud niatnya biar jadi orang kaya. Puasa Senin-Kamis biar diterima kerja. Sholat Dhuha biar lulus Ujian Nasional. Ngajar ngaji supaya kebeli motor baru.
Maka ketika ritual keagamaan yang kami lakukan tidak mendatangkan keuntungan materi, Tuhan bisa menjadi sosok utama yang sangat pantas untuk kami gugat dan dipersalahkan.
Atau setidaknya kami menggerutu dalam hati, `Sialan udah ikut tahlilan seminggu nggak dapat uang sepeser pun. Dasar tuan rumah nggak tahu diri.` `Siake udah ceramah panjang-lebar, mulut hampir jontor cuma dikasih segini ama panitia.` `Payah udah ngajar ngaji capek-capek, gua nggak dipanggil-panggil ustadz juga ama masyarakat sini. Dasar warga nggak pada tahu diri!`
Tinggal di Yayasan hanya untuk pelarian dan supaya mendapatkan kebebasan yang sebebas-bebasnya yang tidak bisa didapatkan dari rumah.
Poligami hanya sebagai hujjah demi menikahi janda cantik plus kaya.
Jubah, peci, sarung, sorban, jilbab, al Quran serta kitab kuning tebal yang dipajang di ruang tamu, dan segala aksesoris keagamaan lainnya hanya kami jadikan topeng untuk menutupi bopeng.”
Demikianlah ikrar Ormas Jima. Semoga bagi siapa pun saja dan di mana pun saja yang mau menjalankannya dengan sungguh-sungguh mampu mendapatkan kekayaan dunia yang melimpah dan penghormatan setinggi-tingginya dari segenap manusia dengan bermodalkan agama sebagai topengnya.
Semua yang hadir serempak merespon, “Amin...Amin ya Allah ya Robbal `alamiin!!!”
Sontak semua Jama`ah Ormas Jima bergerak. Mereka pun menyebarkan dan mempublikasikan ke-Jima-an mereka diberbagai macam media terutama media sosial. Facebook, twitter, dan tak lupa dengan membabi buta mereka nge-broadcast ke setiap kontak yang mereka miliki di BB mereka.
Dan, Kiai Jihad pun hanya mesem-mesem sinis dengan keberadaan Ormas Jima tersebut sambil berkata, “Lu pikir lu bisa ngibulin Tuhan apa? Padahal Tuhan-lah yang sedang ngibulin lu sekalian. Cuma masalahnya kalian aja yang nggak ngerasa.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar