Rabu, 12 September 2012
Yang Maha Berpuasa
Tengah malam Mat Semplur terbangun. Tiba-tiba saja ia
teringat kelalaiannya sebagai hamba Allah SWT. Ia pun bergumam dalam hatinya
dengan penuh penyesalan:
“Ya Allah…Ya Allah…Untung Tuhan kami adalah Engkau Ya
Allah…Kalo bukan Kamu Tuhan kami, kami tidak tahu bagaimana nasib kami saat ini
ya Allah…
Engkau telah menggratiskan oksigen untuk kami bernafas.
Kau member kami laptop, BB, motor dan PC tablet. Kau berikan kami telinga, mata
dan seluruh anggota badan plus dengan fungsinya tanpa kami harus mengeluarkan
uang sepeserpun. Tapi sekedar untuk mengabdi kepada-Mu dalam bentuk sholat lima
waktu saja kok rasa-rasanya beraaat banget ya Allah…
10 menit sholat fardhu bagi kami bagaikan berjalan dengan
trek menanjak dan penuh dengan duri. Sholat taraweh 20 rokaat yang biasanya
menghabiskan waktu satu jam terasa satu abad. Tapi main PS berjam-jam bahkan
sampe seharian terasa kurang. Bahkan azan yang berkumandang malah menjadi
pengganggu bagi aktivitas main-main kami ini.
Nonton pertandingan sepak bola 2x45 menit terasa sangat
sebentar. Seandainya bukan Engkau Tuhan kami ya Allah…maka mungkin kami ini
udah abis digaplokin dan ditempelengin. Untungnya sampai hari ini Kau masihlah
“berpuasa”. Kau masih bersabar melihat betapa kami ini sangat tidak tahu diri
pada-Mu. Kami maksiat, lalai dan khilaf tapi Kau masih terus melimpahkan
berbagai macam rezeki atas hidup kami.”
Setelah itu ngantuk berat kembali menimpa Mat Semplur. Ia
pun tidur lagi. Esok pagi ia lupa apa saja yang ia ucapkan dalam hati dini hari
tadi.
Segala kelalaian pun ia kerjakan kembali. Ah dasar Mat
Semplur, begitu mudahnya ia men-switch lakon
Iblis dengan Malaikat. Sehingga penyesalan dalam hatinya tak mencegahnya untuk
total melakukan penyesalan dan tobat dalam kehidupannya yang nyata.
(Mohamad Istihori: Orang Maiyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar