Bali, Sabtu, 5 September 2009
Akahkan Lahir Kiai Murtad?
Oleh: Mohamad Istihori
Seorang sahabat dari "Dinas Gangguan Berpikir" menyarankan agar saya menulis tentang Kiai Murtad. Wah betapa senang akal saya mendengar usulan seperti itu, "Wah oke banget tuh Is!" ujar akal kepada saya.
Tapi tiba-tiba hati saya ikut nimbrung, "Ah kayaknya nggak pantes banget kalau kamu nulis dengan tokoh Kiai Murtad."
"Kenapa?" tanya akal.
"Karena nggak mungkin lah ada Kiai murtad. Itu merupakan kesalahan berpikir sahabatnya Istihori yang dari 'Dinas Gangguan Berpikir' aja." kata Hati.
"Ah kenapa nggak mungkin. Buktinya banyak kok Kiai yang awalnya menyebarkan agama Islam sekarang berubah 180 derajat malah menyebarkan agama non-Islam. Ada yang jadi pendeta, biksu, rahib, rabi, atau malah ada yang menjadi tidak percaya Tuhan sama sekali" ujar Akal.
Duh saya hanya senyum-senyum saja menyaksikan debat antara akal dengan hati saya pagi ini. Lebih menarik bagi saya dari debat calon-calon wakil rakyat yang kemarin banyak disiarkan oleh beberapa stasiun TV swasta baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya akal dan hati saya sepakat untuk melanjutkan debat kali ini lain kali pada waktu dan tempat yang tidak mereka tentukan. Namun yang pasti akal, hati, dan nafsu saya tiap saat selalu berdebat dalam waktu yang luar biasa cepat beberapa detik sebelum sebuah perbuatan aku lakukan.
Oleh karena itulah begitu ada waktu kosong terutama dini hari saya paksa mereka bangun untuk melaporkan hasil debat mereka untuk sebisa mungkin saya tangkap dalam sebuah tulisan. Meski banyak orang yang bilang laporan debat antara akal dan hati saya susah dimengerti, nyeleh, dan ngada-ngada.
Ah saya pikir semua nggapan itu nggak terlalu penting. Yang lebih penting bagi saya adalah mengenal diri saya sendiri. Meskipun saya terkadang kasihan juga saat "ngebanunin" akal, hati, dan nafsu untuk terus-terusan ngoceh dari malam sampe pagi. Untungnya saya selalu sedia rokok dan kopi jadi obrolan kami tiap malam jadi nggak vakum dan ngebetein.
Maka dengan berat hati aku katakan kepada sahabat saya dari "Dinas Gangguan Berpikir", "Bahwa kelahiran Kiai Murtad masih dalam proses. Karena kalau sekarang juga dipaksa dengan cara menyesar kandungan pikiran maka saya sangat yakin dia akan terlahir prematur.
Maka mendingan kita tunggu saja waktu kelahirannya yang tepat sambil kita terus-menerus menguatkan sinyal akal kita untuk menangkap ilmu-ilmu Allah yang berpendar-pendar di atas ubun-ubun kepala kita. Gimana Gor sepakat kan?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar