Pages

Rabu, 23 September 2009

Memenuhi Panggilan Tuhan

Cibubur, Rabu, 23 September 2009

Memenuhi Panggilan Tuhan

Oleh: Mohamad Istihori

Hanya orang yang berimanlah yang diseru dan dipanggil untuk berpuasa. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat al Baqoroh ayat 183, Yaa ayyuhalladziina aamanu kutiba 'alaikumusshiyaamu kamaa kutiba 'alaladziina min qoblikum la'allakum tattaquun.

Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Kalau kita orang beriman terus "dipanggil Allah" untuk menunaikan puasa tapi begitu dipanggil kita cuek aja atau kita acuhkan begitu saja panggilan Tuhan itu. Maka tidak ada sepatah kata pun yang dikatakan Tuhan kecuali, "Duh hamba-Ku yang satu ini nggak tahu diri banget iya? Udah dipanggil-panggil jangankan memenuhi panggilan-Ku nengok aja dia nggak sudi. Sungguh terlalu!"

Umpamanya ada tukang batagor. Terus kita memanggilnya, "Bang! bang! abang batagor!" Eh lalu si Abang Batagor itu cuek aja atas panggilan kita. Pasti kita berkata sambil "ngegerundel", "Itu tukang batagor nggak tahu diuntung banget sih. Ada orang beli dia malah lewat begitu aja. Padahal saya sangat yakin bahwa dia mendengar panggilan saya."

Tapi biar bagaimana pun kita harus maklumi semua itu karena tingkat rohani kita masih muslim (orang yang pasrah). Andai saja tingkat rohani kita sudah mukmin (orang yang menjamin keamanan nyawa, harta, dan kehormatan orang lain) maka sangat mustahil ada orang mukmin tidak memenuhi panggilan Tuhan.

Maka yang disuruh dan dipanggil puasa itu orang mukmin. Orang muslim mah nggak bakalan kuat puasa. Iya paling-paling mereka puasa, taraweh, dan tadarusnya cuma di awal-awal doang. Itu juga karena ikut-ikutan atau karena nggak enak sama orang lain (mertua, pasangan, orang tua, atau guru). Nanti pertengahan puasa sampai akhir puasa akan terlihatlah sifat aslinya. Akan ketahuan belangnya.

Dan, sesuai dengan janji Allah pada ayat 183 surat al Baqaroh, hanya orang yang rohaninya sudah mencapai tingkat takwalah yang memiliki kans untuk bisa menapaki tingkat takwa (orang yang kuat, konsisten, dan istiqomah dalam taat kepada Allah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar