Pages

Jumat, 20 November 2009

(Lanjutan) Orang-orang yang Sombong

Cibubur, 131109

(Lanjutan) Orang-orang yang Sombong

Oleh: Mohamad Istihori

Tafsir Jalalain hal. 77, Surat an Nisa ayat 38: "Walladziina yunfiquuna amwaalahum riaa-an naasi wa laa yu-minuuna billahi wa laa bil yaumil aakhiri wa man yakunisy syaithoonu lahu qoriinan fasaa-a qoriinaa."

Artinya: "Dan (orang-orang yang sombong) juga adalah orang-orang yang menginfakan harta mereka cuma karena pengen dilihat orang (riya), orang yang tidak percaya kepada Allah, dan tidak percaya kepada hari akhir. Dan, barang siapa yang berteman dengan setan maka sungguh jelek pertemanannya itu."

Eh sidang pembaca, ternyata bahasan orang-orang yang sombong masih ada lanjutannya loh. Lalu siapa lagi orang-orang yang dipandang sombong oleh Allah itu?

Kalau kemarin kita telah membahas tiga ciri orang sombong, maka sekarang kita akan membahas dua golongan orang sombong. Jadi tulisan ini otomaticly dimulai dari nomor empat dan lima. Karena nomor satu sampai tiganya udah kemarin.

- Walladziina
Huruf wau pada lafadz alladziina adalah huruf athof (kata sambung) dari kalimat yang sebelumnya.

-Walladziina yunfiquuna amwaalahum riaa-an naas.

Adapun golongan keempat yang termasuk orang-orang yang sombong adalah orang-orang yang menginfakan hartanya karena pengen mendapat pujian, acungan jempol, penghargaan, balas jasa, iya minimal pengen dilihat orang lain.

Kalau nggak orang lain boro-boro infak untuk orang lain, bahkan untuk dirinya sendiri pun pelitnya ia bukan main. Bahkan kalau dia buang air besar di kali pun selalu membawa pecut. Khawatir nanti kotorannya dimakan ikan.

Golongan seperti ini termasuk orang yang riya. Riya adalah beramal karena ingin dilihat orang lain. Sedangkan sum'ah adalah orang yang beramal karena ingin didengar orang lain. Semuanya memiliki tujuan agar dinilai baik oleh orang lain.

Riya dan sum'ah sangat dilarang karena kan yang berhak menilai baik dan buruknya amal seseorang hanyalah Allah SWT.

Bagi orang-orang yang teliti dalam beramal, ketika, misalnya, ia berinfak untuk anak yatim ia enggan meminta doa kepada anak yatim tersebut. Hal ini dikarenakan ia takut kalau ganjarannya membantu anak yatim menjadi hilang di akhirat karena telah mendapat pahalanya kontan di dunia.

Tentunya memang sangat berbeda dengan orang zaman sekarang yang justru mempublikasikan bahwa ia telah membantu anak yatim dan merasa sangat bangga kalau mendapat sanjungan dari orang lain.

- Wa laa yu-minuuna billahi wa laa bil yaumil aakhir.

Mereka nggak percaya bahwa Tuhan itu ada. Mereka juga kagak percaya bahwa akan ada hari akhir. Mereka pikir kalau mati mah udah mati aja. Abis perkara. Kagak bakalan ada hari perhitungan. Betapa sombong pemikiran mereka. Betapa angkuh sikap mereka. Mereka merasa lebih hebat daripada Tuhan Zat Yang Maha Hebat.

Kelima golongan ini adalah termasuk orang yang menentang Tuhan. Siapakah penentang Tuhan itu? Setan! Maka kalau ada manusia yang menentang Allah (seperti lima golongan di atas) maka dia termasuk temannya setan.

- Wa may yakunisy syaithoonu lahu qoriina fasaa-a qoriinaa.

Bagaimana seseorang dianggap berteman dengan setan? Ialah ketika manusia mengamalkan perintah setan. Barang siapa yang berteman dengan setan maka sungguh jeleklah pertemanannya itu.

Ada sebuah kata hikmah yang mengatakan: 'Anil mar-i laa tas-al was al 'an qoriinihi. Tentang seseorang jangan tanya langsung padanya. Tapi pelajarilah siapa saja temannya. Kalau temannya aja setan maka sudah barang tentu kelakukannya kagak bakalan jauh dari kelakuan setan.

Dan, sudah tebukti dari zaman Nabi Adam sampai Nabi Akhir Zaman setan adalah makhluk yang paling konsisten menjadi tokoh antagonis yang sombong karena enggan sujud hormat kepada Adam.

Ingin jadi teman setan? Jadilah orang yang sombong dan amalkanlah perintahnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar