Pages

Jumat, 13 November 2009

Pengemis dan Pejuang

Ponpes al Hidayah Cibubur, Kamis, 121109

Pengemis dan Pejuang

Oleh: Mohamad Istihori

Tulisan ini lahir dari harapan saya untuk mengenang seluruh jasa para pahlawan yang kemarin, sekarang, dan esok yang dengan penuh keikhlasan mengabdikan segenap jiwa, raga, dan harta yang ia miliki untuk kemajuan, kemerdekaan, dan kesejahteraan lingkungan sekitar dan bangsanya tanpa menelantarkan diri dan keluarganya sendiri.

Namun saya sangat berduka cita karena sosok pahlawan seperti itu sudah sangat jarang kita temui. Yang justru banyak saya jumpai belakangan ini adalah orang-orang yang bermental pengemis, berjiwa peminta-minta, dan berkarakter kerdil.

Mental pengemis yang saya maksud di sini adalah banyaknya orang yang kerjaanya aja belum kelihatan, kredibilitasnya aja belum terbukti, kejujuran mentalnya masih diragukan udah minta naik gaji, udah minta tunjangan ini-itu yang tidak mengindahkan keadaan rakyatnya yang sedang kena musibah di mana-mana.

Belum kerja udah minta imbalan. Tanpa berpikir rakyat yang mereka jadikan tumbal. Semestinya inisiatif kenaikan gaji itu lahir murni dari rakyat sebagai majikan mereka bukan melalui inisatif mereka dengan mengatasnamakan rakyat menggunakan kedulatan parpol. Ini kan negara dengan kedulatan rakyat bukan kedaulatan parpol.

Ada baiknya mungkin kita kembali belajar dari pahlawan kita terdahulu yang tidak memperdulikan mereka digaji atau tidak, keluarganya mendapat tunjangan dari pemerintah atau tidak tapi mereka rela melakukan apa saja untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Bahkan mereka yang hidup sampai hari ini diterlantarkan oleh pihak yang semestinya bertanggung jawab untuk mengurus kesejahteraan para veteran perang itu.

Sedangkan pengemis bangsa ini selalu menuntut hak asasinya tanpa membuktikan terlebih dahulu apakah mereka telah menunaikan kewajiban asasinya sebagai pelayan rakyat atau belum.

Selama mental kita masih bermental pengemis jangan harap akan lahir pejuang-pejuang masa depan sebagaimana yang kita miiki dulu saat merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Pahlawan tidak akan lahir dari bangsa pengemis yang selalu mengantungkan nasibnya pada negara super power. Pahlawan hanya akan lahir dari bangsa yang mandiri dan percaya diri dengan kekuatan dan potensi yang ia miliki.

Wahai jiwa-jiwa pahlawan lahirlah kembali! Bangkitlah! Bangunlah! Kami semua merindukanmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar