Kepulauan Seribu, Jum'at, 251209
Perahu Akidah dan Gelombang Ombak Masalah
Oleh: Mohamad Istihori
Kiai Jihad bertanya pada santrinya, "Apakah kalian merasa takut tenggelam ketika kalian berada di atas perahu, saat perahu tadi berlayar menerjang gelombang ombak yang datang?"
Mat Semplur sebagai salah satu santri Kiai Jihad yang sangat rajin mengikuti pengajian Kiai Jihad menjawab dengan penuh keyakinan, "Tidak!"
"Apa yang membuat kamu tidak takut tenggelam wahai Semplur."
"Iya selama saya ada di dalam perahu mah saya nggak bakalan takut tenggelam Pak Kiai. Begitu saya berenang di tengah lautan. Meski pun memakai pelampung, baru deh tuh muncul perasaan takut tenggelam."
Kiai Jihad kemudian mengibaratkan bahwa demikianlah perumpamaan orang-orang yang memiliki akidah yang kuat.
Meski mereka di dalam kehidupan sehari-harinya dihadapkan pada gelombang ombak permasalahan hidup, baik yang mereka dapatkan dalam kehidupan pribadi, di keluarga, di masyarakat, atau di kantor mereka tidak akan tenggelam dalam jurang dosa dan kemaksiatan.
Akidah yang kuat inilah yang oleh Kiai Jihad diumpamakan seperti perahu yang kokoh yang mampu mengantarkan umat manusia mencapai tujuan hidupnya, yaitu duduk bersandar dan bermesraan dengan Kekasih Sejatinya kelak di akhirat.
Di akhir pengajiannya Kiai Jihad pun berpesan, "Wahai para santri yang sangat aku cintai dengan sepenuh hati, aku berpesan padamu sekalian, sebagai pemuda harapan masa depan bangsa, perkokohlah 'perahu akidah' kalian agar tidak tenggelam saat diterpa 'gelombang ombak permasalahan hidup'."
Pengajian telah bubar. Seluruh santri sudah kembali ke asrama asmaranya masing-masing. Yang tertinggal hanya Mat Semplur yang tertidur pulas tepat di depan Kiai Jihad.
Kiai Jihad pun menggebrak meja. Semplur kaget dan terbangun.
"Dasar Abu Nawwam!" ujar Kiai Jihad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar