Ilmu Nutur
Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah: ‘Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami” (QS. At Taubah : 51). Ayat ini menenangkan hati orang-orang mukmin yang bertauhid, bahwasanya taqdir Allah telah ditetapkan, dan kehendak-Nya juga telah Dia putuskan. Apa yang bisa dilakukan tinggal bertawakkal kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan mengambil sebab-sebab yang syar’i.
Pada masa jahiliah :
1. Mereka benci dengan bersin, dan merasa sial dengannya
2. Orang yang bersin justru didoakan kebinasaan.
Pada masa Islam :
1. Seorang yang bersin memuji Allah dan berharap bersin tersebut akan membawa manfaat bagi jasmaninya 2. Seorang yang bersin justru didoakan rahmat, jika ia mengucap hamdalah.
Tahqiq tauhid, mengamalkan tauhid dan melaksanakan segala konsekuensinya, adalah penghapus dosa yang terbesar. Dalam hadits qudsi yang shahih, ”Wahai anak Adam kalau kau datang pada-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian kau menjumpai-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun pasti Aku kan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi juga”.
Kalau mau tidur, coba lakukan sebuah sunah yang ringan berikut ini.
1. Tidurlah dengan posisi perut kananmu ada di bawah (menghadap kanan)
2. Kemudian letakkan tanganmu di pipi
3. Kemudian berdoalah, “Bismika allahumma amuutu wa ahyaa”.
Demikian sunah Nabi kita tercinta shallallahu ‘alaihi wa sallam
Kenyamanan, engkau tidak akan dapat merasakannya, kecuali setelah kerja keras dan berlelah letih.
@Dr_almosleh (Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia)
Bila Anda membatasi sisi pandang Anda dengan sesuatu maka Anda tidak akan dapat melihat hal lain selainnya. Bila Anda memenuhi ruang pertimbangan dalam hati Anda dengan sesuatu maka Anda tidak akan dapat memahami hal lain. Jadi, Anda tidak akan dapat melihat kebenaran Allah, bila Anda menutup sisi pandang dan ruang hati Anda dengan “kebenaran” yang lain.
Ibrahim ‘alaihissalam berdoa memohon pemahaman dalam masalah agama, diberikan petunjuk atasnya, dan penjelasan agar dapat beribadah kepada Allah diatas ilmu dan bashirah. Maka beliau berkata, “Wa arina manasikana”, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami. (QS. Al Baqarah : 128). Ya Allah, berilah kami rizki berupa ilmu dan amal yang ikhlas lagi mutaba’ah (mengikuti petunjuk Rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam -pent).
Barang siapa yang tidak pernah merasakan sakit, ia tidak akan pernah merasakan nikmat.
‘Rabbii, Wahai Rabb-ku’, ialah kata termula yang diucap para Nabi dan Shalihin, di tiap kegentingan, semua keadaan, segala ketika, dan hal yang berkelindan. Mereka mulai dengan “Rabbi”, tiap syukur atas kenikmatan, semua aduan atas sakit dan beban, segala pinta atas hal mulia yang dihajatkan.
Empat hal yang bisa membuat wajah semakin bersinar : menjaga kehormatan, balas budi, sifat dermawan, dan sifat takwa. Empat hal yang mengumpulkan kebencian dan kemarahan : kesombongan, hasad, dusta, dan adu domba.
Betapa sulit menangis untuk perkara yang tidak diharapkan, betapa sulit meminta sesuatu yang jaraknya sejauh bintang, betapa sulit berkorban demi orang yang tidak tahu rasa terima kasih.
Betapa banyak kata-kata (nasehat) telah menghidupkan kembali harapan dan membuka kesadaran. Maka janganlah engkau pelit untuk melakukannya, karena kata-kata (nasehat) yang baik adalah sedekah.
Sesungguhnya tolong menolong dalam berdakwah di jalan Allah dan beramal untuk agama Islam adalah hal yang agung. Dan merupakan kewajiban bagi kita semua untuk tolong menolong, khususnya pada hari ini saat musuh mengepung, dan banyaknya kebathilan beserta para pelakunya.