Cibubur, Kamis, 10 September 2009
An Nafaatsaat (Para Penggoda)
Oleh: Mohamad Istihori
"Itu kuping pantesan aja nggak denger Azan Shubuh soalnya disumpel terus sama mulut cewek." ujar Mat Semprul kepada Bang Katro.
Mat Semprul masih melanjutkan kata-kata pedasnya kepada Bang Katro, "Ente emang nggak ngantuk apa? Dari semalem ampe sekarang Shubuh masih nelpon cewek aja?
Lu gimana sih jadi laki-laki bukannya mendidik cewek lu, bukan mengajarkan hal yang positif sama calon istri eh ini malah nelpon aja?"
Bang Katro tidak terima dijelek-jelekkin kayak gitu. Direndah-rendahkan di depan banyak orang. Maka Bang Katro sangat nggak terima diperlakukan seperti itu.
Ia pun berkata, "Eh sholat Shubuh mah gampang. Entar juga bisa!"
"Lebih mudah mana Shubuh sama ngobrol dengan pacar? Lebih gampang dientarin mana antara dua jenis komunikasi tersebut?"
"Eh kalo Tuhan mah nggak marah kalo dientar-entarin. Beda nih sama pacar gue yang kalo dientarin nelponnya bisa marah, ngambek, malah kalo udah sampe klimaks kemarahannya gue bisa-bisa diputusin ama dia."
"Tuh cewek jenis 'an nafaatsaat' namanya. Bukan hanya cewek. Pokoknya pasangan yang malah menjadikan kita jauh dari Allah, benda apapun, dan materi apa saja yang membuat kita menjadi tidak lebih dekat dengan Allah itulah 'an nafaatsaat'."
Itulah mengapa kita diwajibkan berpuasa. Manusia cenderung tergoda oleh apa saja yang dijadikan setan untuk menjauhkan dirinya dari Allah. Dengan berbagai macam cara, metode, dan usaha setan tidak akan pernah kehabisan akal untuk mengajak agar manusia mau bergabung dalam barisannya.
Dan, perlu kita ingat bahwa setan juga ada yang berbentuk manusia. Potensi setan (energi negatif) ada di dalam diri saya, anda, kami, dan kita semua. Dengan berbagai macam tipu dayanya setan, terutama yang berbentuk manusia, sangat berusaha agar kita mau "confirm di FB-nya", menjalin pertemanan dengan kita, dan menjalin hubungan yang semakin akrab dengan kita sehingga ia menjadi partner hidup kita, menjadi pendamping kehidupan kita di mana dan kapan saja kita berada.
Sehingga segala dosa tak terasa dosa. Sehingga dosa terasa sangat wajar bila kita lakukan. Kesalahan bisa kita lakukan berulang kali tanpa ada hasrat sauetik pun untuk memperbaiki dan mengevaluasi diri.
"Duh setan sahabat karib kami semua, engkau dekat kami dekat, bahkan nempel terus kayak perangko. Engkau jauh kami malah cari-cari ke mana-mana agar engkau mau tetap dekat dengan kami.
Duhai CS kami tolong dong jangan pernah jauh dari kehidupan kami. Kami akan merasa sangat BT bila kau jauh dari hidup kami. Kami akan kehilangan semangat hidup bila kau tak lagi menemani keseharian kami.
Kami tidak akan lagi memiliki alasan dan argumentasi yang kuat untuk terus melakukan dosa dan kemaksiatan". tulis salah satu jama'ah 'an nafasaat' pada status FB-nya hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar