Selasa, 231209
Teks yang Berkembang dan Naskah yang Bergerak
Oleh: Mohamad Istihori
Kini kemajuan teknologi sudah semakin canggih (kecanggihan eksternal). Sebut saja salah satu kecanggihan eksternal manusia zaman kiwari adalah dengan diciptakannya komputer.
Dengan komputer ini kita bisa dengan sangat mudah, leluasa, dan sesuka hati mengedit teks yang telah kita tulis sebelumnya. Sehingga dengan fasilitas yang satu ini kita bisa dengan sangat mudah mengembangkan ide yang telah kita tulis di komputer. Perubahan teks menjadi lebih baik dan lebih mantap inilah yang kemudian disebut teks yang berkembang.
Saat ini pun ada buku yang terus "berkembang". Sebuah buku yang telah dicetak, misalnya, bisa terus diedit, ditambah dengan informasi dan data terkini.
Hal ini menjadi sangat memungkinkan karena buku tersebut memiliki versi digital pada situs tertentu di internet dan bisa di-up load oleh siapa saja yang berminat. Sehingga jika dicetak ulang maka halamannya bisa bertambah ratusan lembaran dari buku yang sama pada cetakkan sebelumnya.
Keadaannya tentu saja berbeda ketika komputer belum ditemukan. Ketika memakai alat tulis selain komputer (manual), kita akan merasa sangat kesulitan untuk mengedit, mengembangkan, dan mempertajam tulisan.
Ketika kita sudah mampu konsisten, terus-menerus mengembangkan ide, maka ide tersebut tanpa kita sadari akan terserap, merembas, dan mendarahdaging dalam akal pikiran tanpa kita sadari sebelumya.
Kita pun harus siap terkaget...terkaget...terkaget...sambil diam-diam merasa, "Loh kok ada saja ide yang datang ketika kita memang dituntut untuk menyelesaikan dan menjawab suatu pertanyaan, persoalan, atau permasalahan?"
Manusia yang memiliki kemampuan seperti inilah yang disebut "naskah berjalan". Dia menjadi pusat ilmu, pusat orang bertanya, curhat, atau sekedar ngobrol-ngobrol santai sambil diam-diam ia mampu "mencuri ilmu" dari hal-hal yang tidak terpikirkan oleh siapa saja sebelumnya.
Pokoknya mau tanya apa saja, dia akan menjawab sebatas apa yang pernah ia alami langsung. Namun tentu saja hal yang demikian itu bisa ia lakukan karena ia sudah bersusah payah dan bekerja keras untuk mengerti dan belajar sendiri maupun bersama-sama serta telah memaparkan berbagai pengalaman berhikmah yang ia temui dalam kehidupan sehari-harinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar