Rabu, 040309
Anugerah Allah Itu Bernama Penyakit
"Robbana maa kholaqta haadza baatila subhaanaka faqinaa adzaab bannaar".
Ya Allah tidak ada satu pun dan segala apa pun di dunia ini yang merupakan ciptaan-Mu adalah sia-sia. Maka kami semua, ya Allah, berlindung dari adzab api neraka.
Banyak orang menyalahkan Allah ketika mereka diberi penyakit. Orang menganggap orang yang terserang suatu penyakit harus dijauhi. Padahal mereka harus tetap kita temani sampai mereka benar-benar sembuh.
"Sakit kok disyukuri? Pola pikir macam apa itu?"
Loh barangkali saja dengan penyakit yang sekarang kita derita, kita malah menjadi lebih dekat dengan Allah ketimbang orang-orang yang selama ini diberikan kesehatan.
Sebagaimana orang miskin yang lebih kuat menghadapi kehidupan daripada orang kaya misalnya. Meski pun tidak semua orang miskin kuat menjalani derita kehidupan.
Karena barang kali kehidupan sebagai orang kaya lebih membawa derita dari pada hidup sebagai orang miskin. Dan, banyak juga orang kaya yang kuat menghadapi penderitaan hidup.
Dengan menderita suatu penyakit kita dilatih untuk sabar melewati tahap-tahap penyembuhan sampai kita benar-benar dinyatakan sembuh total oleh ahlinya.
Kalau sembuh maka kita akan bersyukur. Dan, kalau pun penyakit tersebut tidak bisa kita sembuhkan sampai meninggal dunia, kita tinggal pasrah saja pada Allah SWT. Asalkan kita telah semaksimal mungkin berobat.
"Iya ngomong mah gampang banget. Tapi coba kalau lu yang berada di pihak yang sakit, apa lu bisa mengambil sikap seperti itu?"
Saya sendiri tidak tahu apakah saya bisa. Tapi yang pasti saya akan belajar untuk mengambil langkah setepat mungkin seandainya saya berada di posisi itu.
Manusia hanya berobat. Allah-lah yang menyembuhkan. Ponari, dokter, atau siapapun hanya bisa mengobati. Tapi perkenan sembuh atau tidak sepenuhnya berada di tangan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar