Jumat, 270309
Takwa
(Sumber: Nashoihul 'Ibad)
Definisi takwa adalah, "Tarku muroodaatin nafsi wa mujaanabati nahyillahi ta'ala."
"Meninggalkan keinginan-keinginan nafsu dan menjauhi larangan-larangan Allah Ta'ala."
Kita kan tahunya definisi takwa itu adalah, "imtitsaalu awaamirillah waj tinaabun nawaahi."
"Menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya."
Lagian kalo definisinya kayak gitu mah Ungu Band juga tahu, "menjalankan segala perintah-Mu, menjauhi sgala larangan-Mu adalah segenap doaku untuk-Mu..."
Bagi seorang "pengabdi nilai-nilai kebenaran" ia harus menjalani lima hal untuk meraih takwa.
Pertama, "ikhtiarusy syiddah 'alan ni'mah", berusaha atau bekerja keras dan meninggalkan bersenang-senang.
Kedua, "ikhtiarul juhdi 'alar roohati", memilih untuk berjuang menghadapi permasalahan kehidupan daripada harus selalu berpangku tangan menunggu bantuan dan uluran tangan orang lain.
Pantang menyerah menghadapi masalah. Tapi tidak mencari-cari masalah.
Ketiga, "ikhtiarudz dzulli 'alal 'izzi," memilih menjadi orang yang berposisi biasa-biasa saja, tidak terkenal, nggak nge-top, tidak mengejar selebritas apalagi mencari-cari sensasi dengan membuat hal-hal yang menimbulkan kontroversi, misalnya.
Orientasi, energi, dan obsesi hidupnya tidak dihabiskan serta tidak untuk mengejar, "al izzi", kekuasaan atau kekuatan sehingga dia merasa lebih hebat dari orang lain.
Keempat, "iktiarus sukuut 'alal fudhuul", memilih diam daripada banyak bicara dengan niat agar orang lain menilai kita lebih memiliki "al fudhuul", keunggulan atau kepintaran.
Kecuali berbicara yang bermanfaat dan memberikan kemaslahatan sosial. Diam terkadang memang emas. Tapi berbicara saat dibutuhkan bisa merubah batu biasa menjadi batu permata.
Jadi tidak selamanya selalu diam itu baik dan ngomong terus juga jelek. Semua harus proporsional. Harus pas tempat dan kebutuhannya.
Kelima, "ikhtiarul mauuti 'alal hayati," memilih mempersiapkan diri untuk kematian daripada pusing mikirin kehidupan atau lebih memilih membunuh nafsu daripada memelihara dan membiarkannya hidup dalam jiwa kita.
Banyak orang ingin bertakwa tapi banyak yang tak tahu jalannya. "Iya tapi kan lumayan sudah banyak laki-laki yang sudah bisa memakai baju 'takwa' alias baju koko," celetuk seseorang di belakang saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar