Jumat, 200309
Empat Hal yang Mereka Dustakan
Ada empat hal yang biasa didustakan orang-orang kafir Mekah dulu untuk mematahkan gerakan dakwah Rosul dan menjadikan penduduk Mekah yang lain menjadi ragu untuk pada akhirnya tidak tertarik lagi pada Islam.
Pertama, Tauhid.
Mereka mendustakan tauhid. Tauhid adalah ajaran yang menyerukan kepada seluruh manusia untuk bertuhan satu, hanya kepada Allah SWT. Bukan berhala-berhala yang biasa disembah oleh orang-orang kafir ketika itu.
Dan, saat ini bukan berarti berhala itu sudah lenyap. Saat ini berhala-berhala justru tumbuh lebih pesat ketimbang jumlah berhala pada zaman jahiliyah.
Hanya format dan bentuknya saja yang berubah. Berhala-berhala masa kini adalah kekuasaan, kedudukan, harta/materi, dan status sosial.
Semua itu sangat berpotensi untuk kita tuhan-tuhankan, untuk kita utamakan, kita prioritaskan, kita nomorsatukan, kita fokuskan, kita perjuangkan habis-habisan, dan kita jadikan tujuan hidup serta menjadi obsesi yang tersembunyi dalam lubuk hati kita yang paling dalam.
Padahal semua hanyalah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kita kepada Allah, bukam tujuan. Dan, ini menjadi kesalahan ilmu kita semua bahwa tujuan menjadi sarana dan sarana menjadi tujuan.
Seandainya tidak ada satu pun dari yang disebutkan di atas, bukan berarti usaha kita untuk mendekatkan diri kepada Allah menjadi terhenti.
Karena modal utama kita untuk menjadi dekat kepada Allah adalah keikhlasan dan kesungguhan hati untuk hanya bertuhankan Allah.
Kedua, Hari Kebangkitan
Banyak orang menganggap, "Alah kalo udah mati mah iya udah mati. Nggak mungkin kita manusia yang jasadnya udah hancur lebur berantakan menjadi utuh kembali, udah gitu hidup lagi. Itu hanya cerita karangan Muhammad saja agar kita mau ikut ajaran dia."
Demikian penyangkalan-penyangkalan orang kafir yang kerap diterima Rosul dalam dakwahnya.
Ketiga, Perhitungan Amal (Yaumul Hisaab)
Dan, keempat, terakhir adalah di mana segala amal perbuatan kita dibalas. Sekecil apapun perbuatan kita pasti akan mendapat balasannya. Baik perbuatan terpuji maupun tercela.
Hari itulah yang disebut, "Yaumul 'Iqoob".
Jangan dikiran Rosul tidak ngegerundel, tidak mengeluh, dan tidak marah hatinya mendapat pendustaan seperti itu. Rosul juga kan manusia biasa yang bisa kecewa hatinya.
Oleh karena itulah Allah menguatkan beliau, "Hai Muhammad yang kecewa hatinya karena didustakan, ketahuilah bukan kamu saja. Rosul-rosul sebelum kamu itu juga sama. Mereka juga telah mendapat pendustaan dalam dakwah mereka.
Maka, 'fashbir kamaa shobaruu,' bersabarlah kamu sebagaimana telah bersabar para rosul sebelum kamu."
"Tapi mengapa orang-orang yang mendustakan Rosul hidupnya di dunia justru tampak baik-baik saja. Bahkan mereka selalu unggul daripada kita. Baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan pengetahuan?"
Loh karena pembalasan atas pendustaan mereka itu akan Allah balas kelak di akhirat. Bukan di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar