Senin, 04 Mei 2009

Haji Nisab, Nasab, dan Nasib

Selasa, 050509

Haji Nisab, Nasab, dan Nasib

Oleh: Mohamad Istihori

Siapa sih orang Islam yang nggak mau naik haji. Semua juga mau kali. Ada tiga macam sebab orang bisa naik haji. Demikian di bawah inilah paparannya.

Pertama ada yang disebut haji nisab. Haji nisab adalah haji karena harta, materi, atau kekayaan seseorang tersebut telah "mencapai nisab".

Udah punya ongkos untuk naik haji. Jadi dia harus segera menunaikan haji karena kekayaannya sudah cukup untuk ongkos naik haji.

Kedua, haji nasab adalah orang yang pergi haji karena keturunan. Bisa karena orang tuanya adalah orang yang selama ini menetap atau tinggal di sekitar Mekkah al Mukarromah. Sehingga untuk menunaikan haji dia tidak perlu punya banyak uang untuk ongkos naik haji.

Atau bisa juga karena nasab atau keturunan orang kaya. Jadi untuk pergi haji dia nggak perlu repot-repot ngumpulin duit. Dia tinggal minta ke orang tua atau suami/istrinya yang kaya raya untuk ngongkosin dia naik haji.

Ketiga, haji nasib. Iya haji jenis ini bukan naik haji karena uangnya banyak. Bukan juga karena keturunan orang kaya. Tapi dengan keyakinan yang ia miliki meski gaji bulanannya kalau dihitung-hitung secara matematis nggak bakal cukup untuk ongkos naik haji.

Dan, dia juga bukan anak orang kaya. Dia naik haji hanya berdasarkan keyakinan bahwa kalau kita mau jadi orang bertakwa dan benar-benar memasrahkan segala urusan maka dia akan ditawari oleh Allah rejeki yang datangnya "min haitsu laa yahtasib." Suatu metode limpahan rejeki yang datangnya 'unpredictible', nggak disangka-sangka, dan nggak diduga-duga.

Pokoknya rejeki datang begitu saja. Di usaha dan bekerja keras melalui metode A misalnya. Tapi karena usaha dan kerjanya benar-benar mengharapkan ridho Allah maka ia diberi rejeki dari metode B.

Suatu metode atau jalan yang selama ini tidak ia geluti, pahami, dan kerjakan. Iya kalau Allah punya kehendak siapa sih yang bisa nolak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar