Kamis, 14 Mei 2009

Menggapai Kunci Surga

Kamis, 140509

Menggapai Kunci Surga

Oleh: Mohamad Istihori

Tinggalkan sejenak buku-buku, karena membaca itu ada waktunya. Tidak perlu dilakukan setiap waktu. Apalagi sampai lupa waktu.

"Gantungkan pena" sementara, karena menulis ada saatnya.

"Gulung dulu sajadahmu" karena ibadah bukan hanya di situ.

Lepaskan dulu pekerjaan, proyek, dan job-job lain, karena kalau diturutin semua itu nggak bakal ada habisnya.

Coba kenali saudara kita. Sapalah para tetangga dan siapa saja yang tinggal di sekitar rumah kita.

Jangan cuek, acuh, dan tidak peduli. Kita adalah manusia. Manusia itu bukan hanya makhluk pribadi. Manusia juga adalah makhluk sosial.

Kita harus memiliki kepedulian dengan lingkungan sekitar. Ngobrol, curhat, dan berbagi ceritalah dengan tetangga.

Melalui aktivitas inilah kita dapat mempererat jalinan persaudaraan, menambah pertemanan, dan berbagi pengetahuan.

Kepedulian sosial dan budaya paguyuban seperti inilah yang saat ini semakin redup dan hilang. Kita semakin tidak peduli bahkan sudah mulai saling curiga satu sama lain.

Bagi kita kumpul-kumpul seperti itu adalah aktivitas sia-sia, nggak ada gunanya, cuma buang-buang waktu saja, dan sangat kecil kemungkinan untuk mendatangkan keuntungan materi.

Dan, sangat jarang ada orang kumpul yang diomongin ilmu pengetahuan serius. Yang ada malah ngobrol ngalor-ngidul sehingga perlu kepekaan ekstra untuk menyaringnya menjadi ilmu kehidupan.

Maka kita pun lebih memilih mengurung diri di kamar sambil baca buku, sibuk sendiri dengan pekerjaan tanpa kenal waktu, asyik berzikir dan melakukan ibadah formal lainnya tanpa peduli tetangga di sebelah rumah kita sudah makan atau belum, anaknya bisa bayar SPP atau tidak.

Dengan pilihan sikap seperti ini kita mungkin dapat surga kelak di akhirat. Namun sayang seribu sayang kita tidak bisa memasukinya karena kuncinya belum kita ambil melalui pengabdian kepada rakyat jelata atau orang-orang yang dizalimi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar