Sabtu, 16 Mei 2009

Kepada: "Harta Yang Maha Kuasa"

Sabtu, 160509

Kepada: "Harta Yang Maha Kuasa"

Oleh: Mohamad Istihori

Kepada engkau wahai Harta Yang Maha Kuasa. Kami bersaksi dengan sepenuh hati bahwa tidak ada zat yang pantas untuk kami sembah kecuali engkau.

Engkau telah memberikan kami kenikmatan dan kekuasaan yang tak terkirakan kepada kami di dunia ini.

Entah di akhirat nanti. Karena akhirat bukan agenda utama hidup kami. Bagi kami tidak penting kehidupan setelah mati.

Dengan bantuanmu kami bisa menikahi wanita cantik mana saja yang kami suka. Lagian orang tua mana yang bimbang kalau kami datang melamar anak gadisnya dengan tawaran harta yang bergelimang.

Engkaulah wahai harta benda puncak tujuan perjuangan hidup kami.

Engkaulah alasan utama mengapa kami menikah.

Engkaulah yang menyebabkan capres A berpasangan dengan cawapres B dan capres C tidak jadi berpasangan dengan cawapres D.

Engkaulah motivasi nomor satu mengapa kami kuat kerja siang-malam sampai tak kenal waktu.

Kami rela melakukan apa saja asalkan engkau wahai harta jangan sampai menjauh dari kehidupan kami.

Kalau ada orang pandai, baik hati, pintar bersosialisasi, dan suka membantu orang lain namun tidak kaya alias kere maka masyarakat akan menganggap dia orang yang ilmunya belum sempurna.

Bahkan ada yang sampai bilang ilmunya nggak berkah karena ilmu yang ia miliki tak kunjung mendatangkan keuntungan materi yang melimpah-ruah.

Tapi kalau ada orang yang nggak pinter-pinter amat, kuliah juga nggak lulus-lulus, cuek sama orang lain, dan cenderung egois tapi dia memiliki banyak harta maka orang akan lebih membanggakan dia ketimbang lelaki pertama.

"Lalu bagaimana dengan sholat?"

Alah sholat kami itu hanya formalitas saja agar orang menganggap kami ini orang baik. Karena toh selesai sholat kami tetap korupsi, berbohong, berzina, dan berjudi.

Bahkan sebenarnya yang kami sembah ketika sholat bukan Allah tapi harta. Karena tiap kami selesai sholat, do'a kami tak lain dan tak bukan meminta kepada Allah agar diberikan harta yang melimpah atau minimal suami yang banyak hartanya. Biar kami nggak capek-capek kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar