SMAN 6 Jakarta, Selasa, 15 Desember 2009
Komitmen Penegakan Hati Nurani
Oleh: Mohamad Istihori
Sungguh menyentuh pembukaan penampilan eLKis yang disampaikan Mansyur Al Faritsi pagi ini di aula utama SMAN 6 Jakarta, ia menyampaikan bahwa sekarang simpan rapih-rapih akal kita, kita save untuk sementara pemikiran kita yang katanya cerdas dan modern itu.
Untuk sekarang, mulai saat ini juga marilah kita kuatkan komitmen kita, kita tekadkan niat kita. Niat untuk hidup bersih dari NAZA merupakan suatu hal yang sangat berat bagi kehidupan saat ini.
Oleh karena itu marilah kita kuatkan komitmen kita untuk kembali menegakkan suara hati dan terus-menerus memperjuangkan komitmen hati kita untuk meninggalkan kebiasaan hidup mengkonsumsi narkoba dan gaya hidup seks bebas (free sex).
Coba sekarang kita bayangkan kalau dulu para pahlawan kita menggunakan akal mereka dalam menghadapi para penjajah. Mana bisa menang bambu runcing melawan tank-tank dan senjata berat lainnya.
Secara rasional mana bisa menang coba, pejuang Indonesia makan satu singkong bersama sedangkan lawan mereka para penjajah Belanda makannya roti untuk satu orang.
Tapi karena para pejuang kita memiliki komitmen untuk berjuang merebut kemerdekaan dari tangan menjajah maka mereka berani melawan penjajah.
Coba kalau saat itu para pejuang kita menggunakan akal atau itung-itungan maka hari ini kita belum tentu merasakan nikmatnya kemerdekaan.
- Prof. Dadang Hawari:
Peperangan dan Bencana Alam Terbesar
Peperangan dan bencana alam yang sangat besar sebenarnya adalah perang dan bencana melawan nafsu kita sendiri. Kita mungkin telah merasakan atau menyaksikan betapa dahsyatnya tsunami Aceh, gempa di berbagai daerah di Indonesia, atau jebolnya bendungan Situ Gintung.
Bahaya NAZA dan bahaya budaya seks bebas:
Indonesia adalah satu-satunya negara yang belum memiliki UU tentang alkohol. Padahal katanya Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak.
Tapi sekarang mah yang penting kita taat pada peraturan Allah kalau memang negara kita masih lemah untuk membuat peraturan tentang alkohol.
Semakin gencar kondomisasi maka akan semakin tersebarlah HIV/AIDS. Hal ini sebenarnya sudah diperingatkan semenjak 1.500 tahun yang lalu oleh Allah SWT.
Teman-teman kita yang kena narkoba itu ibarat ikan yang kena kail pancing. Susah banget lepasnya. Kita yang membantu mereka harus melepasnya secara perlahan-lahan.
Jangan memaksa mereka untuk lepas dari narkoba. Tapi ajarkan agar mereka bisa memaksa diri mereka sendiri untuk lepas dari narkoba. Kalau kita paksa, maka itu sama seperti melepas kail dari mulut ikan secara paksa. Mulut ikan akan robek dan menimbulkan luka.
Kalau seseorang lepas dari narkoba karena terpaksa oleh orang lain, bukan karena atas kesadaran mereka sendiri untuk memaksa diri sendiri agar bisa lepas dari jerat narkoba maka kita hanya akan menunggu kapan datang sugesnya untuk kemudian ia memakai narkoba lain.
Orang yang mengalami perubahan prilaku yang sangat drastis patut dicurigai dia memakai narkoba.
Sebenarnya teman-teman kita yang memakai narkoba itu adalah korban keadaan. Sekarang ini sangat mudah orang mendapatkan narkoba. Bahkan beberapa dokter error pun justru turut menyebarkan narkoba. Na'udzubillahi min dzaalik.
- dr. Aisyah Dahlan:
"Otak Udang"
Narkoba itu menyerang bagian tubuh yang paling tinggi kolesterolnya. Dan, ternyata organ tubuh manusia yang paling tinggi kolesterolnya adalah otak. Maka wajar kalau orang yang pernah memakai narkoba organ yang paling rusak adalah otak mereka.
Dari sinilah kita seharusnya bisa lebih bijak dan cerdas dalam menghadapi pasien korban narkoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar