Senin, 17 Oktober 2011

Bangsa Penunggu Maghrib (Edited)

Selasa, 04_10_2011

Bangsa Penunggu Maghrib

(Transkrip Kenduri Cinta Agustus 2011 edited)

Mukadimah

Maghrib hanyalah salah satu fase siklus lulus-tidaknya kehidupan manusia. Kalau dia lulus al hamdulillah kalau tidak pun tetap ditolong Allah untuk mengerjakan Maghribnya tiap saat.

Saya lihat penanya-penanya, masya Allah, semua sudah pantas menjadi narasumber di manapun sehingga bisa bikin Kenduri Cinta di semua tempat berbeda.

Berarti anda akan memperjelas bahwa anda bukan hanya Penunggu Maghrib. Anda sedang mengerjakan Maghrib juga masing-masing. Maghrib bukan sesuatu yang jelek. Memang harus kita lewati masyrik wal maghrib.

Nanti proyeksi politik, zaman, dan teknis kenegaraannya bagaimana kalau sempat kita omongkan.

Anda datang ke KC duduk saja di belakang, mendengarkan saja tidak ikut ngomong. Anda sudah menjadi Pekerja Maghrib.

Anda sudah mendapatkan hak dari Allah untuk ditolong. Karena anda pasti datang ke sini ada yang karena kesedihan melihat Indonesia, keprihatinan, mencari harapan, atau mewujudkan syahadat.

Saya ini bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rosulullah, mandataris-Nya, Rosul-Nya, dan utusan-Nya.

SINERGI DUNIA-AKHIRAT

Kok kehidupan kayak begini? Tidak sebagaimana yang bisa diterapkan oleh perwujudan dari kesaksian? Anda tok itu saja sudah membuat Allah bertanggung jawab dan menolong.

Pertama pertolongan pribadi, keluarga, kemasyarakatan, dan kenegaraan. Jadi kalau nanti anda hidup lebih mudah al hamdulillah. Kalau tidak al hamdulillah juga. Karena jangan dihitung akhirat dengan teori dunia dan selalu wa lalaakhirotu khoerul laka minal uulaa.

Anda ngomong surga, neraka, sholat daim, sholat mendirikan, atau mengerjakan segala macam. Karena Tuhan berkompromi agar anda mendapat pemahaman secara dunia.

Karena anda masih harus hidup di dunia. Tapi sesungguhnya seluruhnya anda akan pahami secara akhirat dengan pemahaman yang sama sekali baru yang sejumlah orang mulai mengetahuinya tapi kebanyakan orang tidak akan pernah mengetahuinya.

Kalau dagangan lebih laris, bos lebih suka, meningkat jadi bos, atau apapun perkembangan hidup anda al hamdulillah. Kalo ndak nggak masalah juga karena hitungannya dunia-akhirat. Bukan dunia tok. Bukan akhirat tok.

ANTARA PERHITUNGAN DUNIA DENGAN AKHIRAT

Ada Seorang Muslim-Muttaqiin (yang bertakwa kepada Allah) dan yang kafir sepanjang hidup. Keduanya dikasih tahu Malaikat Izrail, "Segera kamu berdua akan saya ambil nyawa kamu dan saat terakhir ini silahkan minta apa?"

Si Muslim minta, "Iya sekali-kali, saya hidup berprihatin selama hidup ini mbok saya dikasih Kijang Innova-lah untuk anak-anak saya.

Saya sudah sholat ndak karu-karuan. Sholat lima waktu, sholat daim, dan sholat macam-macam sudah saya lakukan. Sekarang saya minta Kijang Innova. Jangan Avanza-lah yang agak naik sedikit."

Yang kafir, yang satunya, meminta mengklimakkan tradisinya yaitu minum sebanyak-banyaknya, berfoya-foya sehingga minta sama Tuhan, "Tolong kasih saya yang melebihi Vodca, Wiski, arak, melebihi opo jenenge? Karo Jogja opo iyo? Ciu. Pokoknya yang rasanya lebih dari itu."

Kemudian Izroil bilang sama atasannya, Jibril AS. Jibril langsung melaporkan kepada Allah, "Iya Allah ada dua orang, yang satu muttaqiin. Yang satunya lagi kafir meminta kepada-Mu."

Allah mengabulkan permintaan yang kafir dan menolak permintaan yang muttaqiin dengan mengatakan, "Oke yang kafir saya kabulkan. Yang muslim tidak saya kabulkan."

Kalo kita melihatnya secara dunia, "Loh bagaimana sih nih? Ini kafir habis-habisan minta minuman lebih dahsyat dikabulkan Allah.

Yang muslim, yang sudah prihatin sampe ngiler, nyambut gae bongkrat-bangkrut nggak karu-karuan. Sekedar minta Kijang Innova ndak terkabul. Kok sama dengan Rendra nasibnya?"

Tapi kalo anda pake perhitungan akhirat, "Loh memang Si Kafir minta apa saja dikabulkan oleh Allah karena akan dihabiskan dan jangan sampe punya investasi baik apapun di akhirat. Karena dia nanti 100% jadi penghuni neraka. Jadi dihabisi sama Allah."

Sementara yang mukmin, "Jangan kamu ambil kenikmatan apapun di dunia karena kenikmatanmu kelak itu akan kamu peroleh bersama-Ku di Surga Jannaatun Na'iim. Kan gitu."

Jadi kalo besok anda dagang agak kurang laris cara berpikirnya akhirat. Kalo laris cara berpikirnya dunia. Tinggal begitu.

Sebenarnya hidup ini, bahagia atau tidak tergantung maqom fikriyah anda. Tergantung cara anda melihatnya. Kan begitu. Jadi kalau istilah Candra, memang orang yang keduniaannya tidak unggul sesungguhnya menyimpan pondasi keakhiratan.

Kalo menyanyangi dan mencintai wanita berdasarkan keduniaan saja, dia mungkin akan mendapatkannya. Tapi kalo juga mempertimbangkannya secara akhirat akan mendapatkan rahasia-rahasia yang tidak akan bisa dibuka orang lain.

PARA PEKERJA MAGHRIB

Saya sangat optimis Indonesia memang sudah Maghrib dan anda adalah pekerjanya.

Anda nggak perlu ngapa-ngapain. Kalo anda cara berpikir Indonesia dan dunia nggak ada gunanya KC. Nggak jadi parpol atau nggak jadi gerakan demonstrasi untuk mendesak apa-apa.

Si Nazaruddin stroke sehingga nggak bisa ngomong lancar. Jadi kalo minum, "Anas...Anas...Anas." Sukar mengatupkan bibirnya di depan. "Panas...Panas...Panas." Itukan orang normal. Dia sudah agak celat. Jadi, "Anas...Anas...Anas."

Kalo kita mikir secara ilmu politik normal keduniaan di KC nggak ada gunanya. Tapi kalo anda melihat bagaimana Allah begitu murahnya sama manusia.

Maka anda duduk tok di sini atau tidur. Tidur aja ndak masalah. Anda datang ke KC sudah antisipasi dan mendapat hak dari Allah untuk diperbaiki hidupnya.

Jangan dipikir yang mengerjakan Maghrib cuma kita. Allah memasang orang, kelompok, auliya, siapapun pekerja-pekerja, dan kepala-kepala dinas dengan rahasia-Nya sendiri.

Tapi saya bisa katakan sama anda dan sudah puluhan kali mengatakan, kita segera mengalami Maghrib. Dan, Maghrib bukan sesuatu yang jelek.

Memang wingit. Artinya santet-santet berkeliaran menjelang Maghrib dan setelah atau menjelang Shubuh.

Di situ manusia berada pada momentum pancaroba sehingga ada kecenderungan agak lemah mental, berkurang daya intelektual, dan buram spiritual.

Sehingga orang menjadi agak mudah dipengaruhi pada saat-saat itu dan mudah ditembus macam-macam pada momentum-momentum suruf atau Maghrib. Tapi Maghrib-Masyrik memang tradisi sunah Allah. Jadi nggak masalah.

Shubuh. Abis itu Dzhuhur, Ashar, Maghrib, Isya. Setelah Isya ada keindahan sholatul lail dan keindahan macem-macem.

Anda tidak perlu panik dengan Bangsa Penunggu Maghrib. Ini memancing saja. Karena sesungguhnya anda adalah Pekerja Maghrib dan di luar anda jangan dipikir di Indonesia nggak ada yang mengerjakan Maghrib.

Ada juga yang pekerjaannya strategis sungguhan di Indonesia. Anda tenang aja gini nggak ada masalah. Karena ada pembagian tugas. Mau-tidak mau.

Allah ndak perlu kasih ayat baru. Cukup ayat di al Quran dan yang sebelumnya sudah cukup karena itu sama dengan kun fayakuun.

Allah menciptakan sunah dan hukum alam sedemikian rupa dan berlaku sampai berakhirnya hidup di dunia dan untuk beol nanti malam (abis sahur) Allah ndak perlu kun fayakuun lagi. "Hayo ngising!". Sudah otomatic.

Sama dengan Amerika. Seberapa besar pengaruhnya di sini tidak harus setiap saat menciptakan strategi, rekayasa, dan seterusnya. Karena sudah otomatic.

Anda sudah menjadi bagian, otomatic, dari Sunah Allah. Semakin anda melakukan sholat abadi maka semakin tradisi yang berlaku pada diri anda akan merupakan Kehendak Allah dengan sendirinya.

Masalah manusia cuma bagaimana memperpendek dia dengan kehendak-Nya Allah. Semakin kehendak anda sesuai, kondusif, atau compatible dengan kehendak Allah maka Maghrib dan tidak menjadi masalah mudah.

MAGHRIBNYA ORANG INDONESIA

Maghribnya manusia ada yang lamban atau cepet. Untuk Orang Indonesia Maghribnya lamban sekali. Apa yang di bangsa lain sudah busuk di sini belum.

Kita sangat pandai terhadap kebusukan. Karena kita sangat bisa hidup dalam penderitaan, kebusukan, dan memiliki kemampuan mental untuk bergembira dalam penderitaan.

KEPEMIMPINAN ORANG INDONESIA ATAS DUNIA

Bangsa Indonesia untuk dihancurkan lama banget waktunya dan tidak akan pernah bisa hancur karena memang di set-up Allah sebentar lagi untuk menjadi calon pemimpin.

Suatu hari kita akan diembargo Amerika dan itu rizki terbesar Indonesia. Setelah itu anda mengumpulkan duit banyak-banyak di antara anda sendiri karena anda akan punya kemampuan baru menjadi bangsa mandiri.

Dalam tiga tahun kemandirian itu menciptakan kebangkitan nasional kedua dan proklamasi sejati. Setelah itu dunia kagum sama anda karena anda tidak pernah menjajah dunia dan sangat sayang orang lain.

Bangsa Indonesia itu bangsa pemurah, ngalah, dan tidak pernah mau jadi juara dunia sepak bola. Bayangkan Eropa sudah hebatnya masa kita biarkan mereka kalah. Nggak dong kita kan sudah tinggi peradabannya.

Kita bukan orang yang senang menikmati penderitaan orang lain. Bayangkan menderitanya Messi kalau Argentina kita kalahkan. Jangan sampai menang! Ini soal sepak bola. Tapi ini serius.

Anda harus percaya bahwa anda cikal-bakal seluruh peradaban. Anda ngomong apa? Anda ngomong pertanian? Mbahnya pertanian Orang Indonesia, Orang Nusantara.

Terserah mau disebut Sunda, Jawa, Atlantis, Lemorian, Tarangka. Pokoknya mbahnya anda.

Anda ngomong pelaut, teknologi kapal, penguasaan maritim, mbahnya kita. Kalo ngomong strategi politik dan bagaimana political coolness (bagaimana seorang pejalan dan pelaku politik memiliki hati sangat dingin) nggak ada yang ngelawan kita. Kita sebenarnya memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa.

Wong kita sama mati santai. Orang Indonesia kerjaannya selalu sama mati deket banget. Naik motor nyerobot-nyerobot. Kapan saja ada peluang. Sebenarnya itu taqorrub ilal maut.

Bangsa Indonesia ndak ada masalah. Naik menara memperbaiki kabel kalo di mana-mana kayak astronot. Pake kabel-kabel dan tali. Di sini nggak. Naik, naik aja pake sendal jepit, kaos oblong, sambil ngempit rokok.

Bangsa kita bangsa besar. Bangsa yang sama kematian lebih besar. Sama kehidupan lebih besar. Kenapa bangsa-bangsa lain berebut minyak? Pada berebut segala macam? Karena mereka lebih kecil daripada dunia dan lebih rendah daripada kehidupan.

Kita ini ahsanit taqwiim dan jangan mau dipengaruhi sistem apapun untuk menjadi asfala safiliin. Ahsanit taqwiim tetep Orang Indonesia.

Macet kayak gini kalo Orang Amerika sudah revolusi lima tahun lalu. Di Indonesia ndak ada karena mereka sangat mampu menikmati macet.

Frustasi sebentar setelah itu ketawa-ketawa terus bikin hadits palsu, "Apabila terdengar azan dari masjid dan suara sirine dari pusat-pusat informasi Romadhon tetapi orang-orang berada di kendaraan sehingga terlambat membatalkan puasa. Sungguh mereka termasuk golongan yang kena macet." HR. Rosul Rosuna Said.

Di mana-mana orang revolusi. Ini ndak. Indonesia kok revolusi? Kurang penderitaannya kalo cuma begini.

Kalo untuk ma'rifatullah nggak perlu penderitaan. Cikini jalannya. Cara berkendaraannya atau berjalan itu thoriqot. Tujuannya hakikat. Inti dari tujuan ma'rifat.

Orang Indonesia juga tidak taat-taat amat sama struktur empat ini. Jadi kalo Orang Indonesia, "Mau ke mana?"

"Loh terserah gua. Hanya orang bodoh yang harus berjalan ke suatu tempat dengan tujuan. Orang Indonesia nggak ada tujuan pun akan sampai kok!"

Orang Indonesia kok disuruh taat sama Orang Arab? Ndak bisa! Orang Arab harus tahu tujuan. Orang Indonesia nggak tahu tujuan bisa berjalan.

Makanya agama apapun di Indonesia harus taat sama Orang Indonesia. Di sini Hindu campur Budha. Islam campur Budha, campur Hindu. Islam campur Kebatinan. Agama campur bukan agama, bisa oleh Orang Indonesia.

Orang Indonesia sama Tuhan paling deket. Kalo keliru tinggal bilang, "Sorry Tuhan iya."

ARUPADATU INDONESIA

Indonesia bangsa yang betul-betul unggul. Tetapi keunggulan itu termasuk hakiki atau sunah dasar yang jangan ditampak-tampakkan.

Kalo di Borobudur namanya apa yang paling bawah dan nggak kelihatan? Arupadatu. Pondasi di Budha namanya Arupadatu.

Yang dipersoalkan seluruh manusia, didiskusikan di seminar-seminar, atau dikuliahkan di kampus-kampus adalah Rupadatu.

Susahnya mereka tidak ingat bahwa Rupadatu tidak berdiri tanpa ada kejelasan Arupadatu. Hanya di Indonesia ada begitu-begitu.

Ada Islam ke sini ditafsirkan Orang Indonesia. Yang benar mana? Islam apa tafsirnya? Ada disiplin jangan sampai tafsir lebih indah dari yang ditafsirkan tetapi sesungguhnya thoriqot, ma'rifat, syari'at, dan hakikat tetep pada akhirnya di tangan kedaulatan manusia ahsanit taqwiim.

SHOLAT LIMA PULUH KALI DAN "KEISENGAN TUHAH"

Kalo ngomong sholat, semua yang diomongkan berlaku setelah Rosulullah berumur 53 tahun. Rosulullah lebih dari separuh hidup tidak pernah sholat lima waktu.

Rosulullah tidak dididik seperti di SD Al apa? Al Amin, Al, Al opo pokoknya Al-Al lah. Katanya pendidikan selalu dididik dengan Quran dan Hadits. Lah tidak ada satu nabi pun di dunia yang dididik dengan Quran dan Hadits.

Siapa Nabi yang didik Quran-Hadits? Masa Nabi Muhammad dididik dengan haditsnya sendiri? Nggak ada ceritanya.

Nabi Isa atau Nabi Yunus tidak pernah sholat lima waktu. Tetapi mereka melakukan sholat daim.

Cuma prosedur dan aturan teknis sholat setelah Rosulullah disesuaikan dengan struktur dan komposisi mental, moral, dan spiritual manusia zaman Muhammad dan sesudahnya.

Maka dikasih sholat lima waktu. Meskipun asal-usulnya 50 rokaat. Itu juga adegan lucu. Masa Tuhan bisa dinyang? Masa, "50!"

Terus Musa ketemu Muhammad, "Mat gatel kaping seket Mat. Dapuran umatmu kaping seket opo? Kaping limo ojo dobol...dobol...dobol...kaping seket. Udah balik lagi sana tawar."

Terus Muhammad, "Nuwun sewu Gusti Allah saya diberi masukkkan oleh Nabi Musa bahwa umatku nggak bakalan kuat kalo harus 50 kali sehari."

Kata Tuhan, "Aku juga udah tahu. Tapi kamunya diam aja sih."

Jadi Allah iseng-iseng. Diam-diam ngasih 50 kali padahal Dia sudah tahu. Mana bisa 50 kali? Wong lima kali aja sudah chaos sosial.

Juragan-juragan toko ribut sama karyawannya karena untuk Sholat Maghrib kan harus istirahat dan nggak diberikan waktu.

Bayangin anda kerja di Pondok Indah Mall (PIM) sembahyang 50 kali. Tuhan tahu itu. Dan, Tuhan memang iseng-iseng. Tuhan memberikan sholat 50 kali sehari untuk menjajal Muhammad.

MUHAMMAD BUKAN ARAB ASLI

Muhammad Arabnya cuma separuh. Angel meneh iki. Info baru ini. Jangan bilang-bilang dulu iya.

Mengapa Rosulullah ndak mau digambar wajahnya? Karena tidak ingin menciptakan perdebatan-perdebatan berkepanjangan tentang antropologi dan sosiologi.

Kalau kelihatan sejak awal, kita tahu wajah Muhammad lama-lama pada sekian era orang akan melihat, "Kayaknya bukan Arab asli nih orang."

Maka terus ditutupi. Tidak digambar. Nanti malah akan ribut nggak karu-karuan. Itu alasan pertama.

Ini tafsir saya. Benar atau tidak jangan tanya sama saya. Selidiki dan risetlah. Ne sampean riset insya Allah akan menemukan jawabannya.

Klu atau tanda-tanda kedua bahwa Muhammad ahistoris dan tidak relevan bahwa dia Orang Arab adalah mana ada Orang Arab lembut tutur kata, lembut hati, dan penuh kasih sayangnya?

Anda tanya, nyuwun sewu, sama sopir-sopir taksi Jakarta. Mereka sudah semakin banyak sepakat, pokoknya kalo Orang Arab ngawe-ngawe di jalan mereka ndak akan berhenti.

Ngeludah semaunya saja. Cah...cuh...cah...cuh...Argo dibantah sehingga ribut karo supirne. Kadang-kadang kentutnya bau banget.

Maka muncullah Habaib yaitu orang-orang Syiria, Yaman, dan Hadramaut yang datang ke Mekah karena kagum mendengar prilaku dan tutur kata selembut Muhammad.

Berjalannya Rosulullah dengan wajah menunduk ke bumi seperti orang menuruni bukit. Ndak ada sepanjang sejarah Orang Arab turunan Nabi Ismail maupun turunan Nabi Ishak (Yahudi) yang jalannya seperti itu. Semua Dursasono. Gradak...gradak...gradak...

Kok ono Arjuna situ siapa ini? Aneh ada Orang Arab yang berprilaku seperti Muhammad. Maka muncul Habaib sampai sekarang yang menyebar ke seluruh dunia.

Ketiga, saya sudah tanya sama Pak Nursomad dan kepada temen-temen lain, "Ada tradisi bertapa nggak pada Orang Arab atau Yahudi? Syukur-syukur Eropa, dan lainnya?"

Saya cuma meminta anda meneliti. Bukan mempercayai. Menurut Ust. Nur Somad tidak ada tradisi bertapa. Kok ada satu orang suka menyepi di gua? Namanya Muhammad.

Dan, tidak pernah diberi contoh bapak, nenek, atau kakeknya. Semua tidak punya tradisi bertapa.

Setahu saya para petapa hanya ada di negara-negara tropis dari India sampai Asia Timur. Kok ada satu Orang Arab bertapa? Kalo gitu pasti gennya agak tidak murni. Pasti ada campuran.

Kalo Abbdullah-Abdul Mutholib mungkin memang murni Orang Arab. Tapi Siti Aminah orang mana aslinya? Belum pernah ada riset mengenai Siti Aminah.

Kalo gitu asal-usulnya Nabi Ibrohim punya istri seorang imigran. Kulitnya mateng coklat tua dan wajahnya agak tidak terlalu tajem seperti Arab dan didatangkan Allah untuk menghibur Nabi Ibrohim.

Namanya Siti Hajar. Hajar dalam Bahasa Arab batu. Mosok ada perempuan dikasih nama batu? Kalo Bahasa Jawa Ajar, disebut Ki Ajar atau Ki Hajar Dewantoro.

Hajar artinya yang menuntun atau yang mengajari. Kalo yang diajari kurang ajar maka langsung dihajar.

Jadi ajar pertama diajari dan dituntun tapi kalo yang diajari kurang oke maka berlaku makna kedua yaitu dihajar.

Saya agak curiga. Memang agak ada bau-bau Klaten kalau tidak Solo.

Apalagi tradisi berkelahi beliau bukan tradisi tinju. Rosulullah ndak suka tinju sukanya gulat. Strategi bela diri Rosulullah kayak Steven Seegel, menggunakan kekuatan lawan dan main momentum.

Di awal dakwah beliau suka jalan-jalan ke Ka'bah lalu bicara tentang tauhid, tentang Allah yang sesungguhnya, dan seterusnya. Terus ada satu orang kafir yang setiap hari lewat dan ngejek, "Tauhid nih yee!

Nabi Muhammad sedang ngobrol sama para sahabat lalu dia lewat sambil, "Ehm...ehm...Tauhid...Tauhid..."

Lama-lama mangkel , "Duanco arek-arek." Langsung beliau berdiri, "Eh taruhan wis, duel kita. Kalo saya kalah akan berhenti berdakwah. Bismillah nuwun sewu nge. Tapi kalo menang kamu nggak perlu masuk Islam. Tapi jangan ganggu saya lagi. Deal?"

Begitu deal dan dia bilang, "Oke?" Rosulullah langsung nungkul. Nungkul itu leher dicekik lalu kaki masuk untuk mengunci lawan.

Ini sama persis dengan Silat Jawa. Monggo para peneliti. Saya nggak klaim apa-apa kecuali untuk meyakinkan bahwa kita diberi kemurahan luar biasa oleh Allah.

DUNIA TIDAK BUTUH USTADZ ATAU KIAI

Para pekerja kalo kita nilai secara pondasi, secara akhirat, atau secara hakiki bukan hanya orang yang berpolitik.

Kalo kita kembalikan ke kebudayaan. Jangan dikira pelaku politik hanya anggota DPR dan anggota Parpol.

Jangan dipikir pelaku kebudayaan hanya seniman dan sutradara. Jangan dipikir pelaku dakwah hanya ustadz-ustadz dan kiai-kiai.

Semua anda muballighiin dan da'i. Anda hidup baik-baik dan dipercaya tetangga sudah dakwah yang luar biasa dibanding anda ngomong.

Bayangin tadi sore saya sekilas nonton sinetron. Ada dua anak kecil dan seorang ustadz berpeci, "Rosulullah pernah mengatakan," Anak kecil itu ngomong, "dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Tarmidzi." Arek cilik ngomong gitu. Sue-sue ono kucing lewat, "Yaa ayyuhal kucing."

Ndak perlu ada ustadz di dunia. Yang perlu orang hidup jujur, hidup beneran, istiqomah, dan menjadi teladan bagi tetangga-tetangganya.

Kalo perlu nggak usah ada yang nasehatin. Ndak usah ada SMS i'tikaf call, tahajud call. Aku sedang tahajud ada sms masuk berisi, "Ayo sholat tahajud!" "Duancok!"

Aku sedang sholat di-SMS. Disuruh sholat. Kurang ajar arek-arek. Ini pemalas-pemalas di muka bumi nyuruh-nyuruh orang sholat.

Aku akhirnya mangkel, "Nyuwun sewu Gusti Allah ini batal gara-gara kayak gini."

Tit...tit...tit...Tahajud call. Tahajud call. Isinya nasehat tiap hari. Ya Allah ya Robb ya Kariim...emang Muhammad kapan menasehati? Emang kapan nabi-nabi menasehati?

Nabi-nabi hanya menjawab dan memandu. Tidak tiba-tiba qoola. Mentang-mentang Romadhon qoola-qoola.

Ya Allah kalo bisa ndak usah ada ustadz atau kiai di dunia. Karena mereka bisa menjadi penghalang hubungan Allah sama hamba-hamba-Nya.

Allah sama kita jangan dihalangi siapapun. Rosulullah yang ada di depan kita dan dia duduk bersama Allah di hadapan saya ketika saya melakukan sholat kepada Allah.

Jangan ada tokoh, ulama, ustadz, atau siapapun menghalangi kemesraan kita dengan Allah. Kamu harus punya harga diri seperti itu. Saya sholat karena Allah tidak karena kiai atau ustadz saya.

Saya tidak mengurangi penghormatan saya kepada niat baik para ustadz. Cuma kadang-kadang beliau-beliau menghalangi hubungan kita sama Allah.

Jangan dipikir orang nggak ngerti. Orang sudah ngerti semua yang kamu omongkan.

Dengan mudah baca hadits. Tinggal browsing Hadits Ibnu Majah keluar semua. Ngapain pake ustadz? Bukhori-Muslim. Bukhori tok. Muslim tok. Keluar semua dengan mudah. Sekarang era informasi. Ngapain muter-muter lewat siapa-siapa.

Arek cilik belum bisa apa-apa. "Saudara-saudara!" Dobol arek-arek. Itu sebenarnya lomba deklamasi. Cuma isinya deklamasi itu apa yang disebut dakwah. Dan, tidak boleh dakwah halus-lembut. Mesti orasi. Qoola rosuulul laah saw. Mesti ngene toh. Mesti nantang gelut.

Semua dakwah nantang gelut. Kecuali satu: jama'ah.

Ya Allah senengnya saya hidup di dunia. Robbanaa maa kholaqta haadzaa baatilaa. Lucu-lucunya makhluk-Mu. Untung Engkau Maha Pengasih Maha Penyayang. Untung kami semua tidak Engkau izinkan berputus asa.

Kata para penulis syair: Yaa nafsu laa taqnatii indal latii 'aduma innal kabaairo fii ghufroonii kallamani.

"Engkau yang pernah berdosa sebesar apapun jangan pernah putus asa. Karena seluruh tumpukkan dosamu sebesar apapun akan cair dan menguap oleh dahsyatnya kekuatan ampunan Allah atas seluruh umat-Nya."

Mulai sa iki berbuat dosa sing wakeh. Kawinilah pelacur-pelacur karena kemuliaannya tinggi.

DI MANA INDONESIA SEBENARNYA?

Maghrib maksudnya kita akan mengakhiri semua dimomentum surup. Kemudian menikmati kontemplasi, merasuknya kembali nasionalisme sejati.

Kita akan merasuk dan membangun kembali kalimat-kalimat dan do'a-do'a keIndonesiaan yang salah.

Bahkan lagu-lagu kebangsaan, bendera Indonesia, dan nama Indonesia yang salah akan kita dandanin dan rubah. Kita akan punya Indonesia baru, kebangkitan nasional kedua, dan proklamasi yang diperbaharui. Seperti orang nikah yang diperbaharui.

Kata Yon Kuswoyo, saya silaturahmi ke Yon Kuswoyo, dia bingung, "Cak Indonesia di mana?"

"Di sini."

"Nggak bisa. Kata lagu nasional di sana. Di sanalah aku berdiri."

Jadi sa stadion, Di sanalah. Mana Indonesia? Lagu ne salah. Akhirnya Yon Koeswoyo, vokalis Koes Plus menyimpulkan, "Oh WR. Supratman waktu bikin lagu Indonesia Raya pas umroh. Jadi sambil thowaf, Di sanalah aku berdiri."

Untung Allah tidak memperhatikan kata-katamu. Tapi memperhatikan niatmu. Jadi tetep disayang dan dikabulkan. Nanti kita rubah iya ndak apa-apa, ndak juga ndak apa-apa. Kita begini terus nggak apa-apa. Asalkan pondasinya kita perbaiki.

KULIT ARI DARI GOIB

Syari'at, hakikat, thoriqot, dan ma'rifat bukan merupakan stratifikasi. Woh udah ma'rifat nggak perlu sholat atau naik haji di mana saja karena Baitullah di mana saja. Apa terus kalo keluar dari Masjidil Harom atau Ka'bah (Baitullah) terus anda meninggalkan Baitullah? Tidak.

Di mana pun anda bersujud di situ Baitullah. Di situ Rumah Allah, bertatap muka, dan bertatapan wajah dengan-Nya.

Jangan pake ilmu dunia. Sebab anda akan bingung. Kalo make ilmu dunia kan kapan Allah di depanmu menjadi antal laah, di sampingmu huwal laah, dan di dalam dirimu anal laah. Itu hitungan dunia atau teknis grammar, kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga.

Terus karena ada tiga kita harus mengacu kepada angka. Kalo Gus Candra Malik mengatakan, "Ke manapun engkau berpaling di situ Allah."

Terus jumlah ne Allah piro? Rono Allah, rono Allah, rono Allah. Loh akeh temen Allah? Kan gitu akhirnya. Padahal Allah satu. Di situlah kulit ari dari ghoib. Bahwa satu bisa mengepung satu triliun, satu mengepung semua.

Ndak mungkin dalam ilmu dunia (ilmu matematika) satu mengepung semua? Mestinya semua mengepung satu. Satu maling dikepung sepuluh orang. Mosok, "Woh maling situ ngepung orang sekampung." Loh nggak iso.

Itu ilmu dunia. Kita ndak pake ilmu itu. Temen-temen sekalian mudah-mudahan anda lebih yakin bahwa anda datang ke sini saja sudah merupakan pekerjaan/amal di mata Allah.

ALLAH DIREKTUR UTAMA HIDUP KITA

Saya bilang ke Sabrang pada suatu hari di sebuah restoran. Saya adili dan marahi. Saya menggunakan hak seorang bapak untuk menempeleng anaknya.

Tapi karena bapaknya seorang yang arif maka menempelengnya dengan cukup mengata-ngatai dia. Karena saya seorang bapak yang sangat pemurah dan tidak peduli dia mau mengabdi atau tidak aku tetep pemurah kepada dia.

Dan, hak-hakku tidak aku pakai. Aku hanya memberikan kata-kata yang tegas sama dia, "Brang atas setiap niat baik Allah selalu bertanggung jawab. Kamu punya niat baik atau terbesit saja dalam hatimu Allah bertanggung jawab.

Fa'aalul limaa yuriid. Allah Maha Bekerja atas apa yang Dia kehendaki dan apa yang Dia kehendaki tergantung kamu berkehendak apa. Kalau kehendak dan niat baikmu cocok dengan kehendak Allah maka Allah menjadi pekerja utama cita-citamu. Jadikanlah Allah direktur utama hidupmu."

Anda yang datang ke sini tenanglah hatimu Indonesia akan berubah. Ada yang bekerja untuk itu baik Bangsa Indonesia maupun makhluk-makhluk lain yang numpang hidup di tanah surga Republik Nusantara.

Makhluk-makhluk lain sering kita omongkan di sini. Ada kepala-kepala dinas yang ngatur hujan, yang memindah tsunami dari Laut Selatan ke Jepang dan atau yang macem-macemlah.

Pokoknya Allah memberikan pertimbangan-pertimbangan, menaikkan bintang-bintang, dan menciptakan keseimbangan. Was samaa-a rofa'ahaa wa wadho'al miizaan.

"GODAAN ALLAH"

Sekarang ke Ustadz Nur Somad, Cak Pudji, sama Kiai Nur PKI yang akhir-akhir digelari Kiai Tohar atau Kiai Toto Rahadjo.

Dia sendiri menyebut dirinya Gus Dob. Karena semua orang pake Gus dia juga tidak mau ketinggalan. Namanya Gus Dob. Dob diambil dari kata dobol.

Cak Pudji, Mas Toto, sama temen-temen sekitar 20 atau 25 orang bertandang ke Sulawesi. Kita punya Jama'ah Ma'iyah yang sudah lama tidak dikontak dan kita datangi di Daerah Mandar kira-kira 350 KM dari Makasar ngelewatin tempat Ust. Nur Somad di Pinrang. Di sana tiga hari untuk mentransfer nilai-nilai Ma'iyah.

Kedua Cak Pudji dan Mas Toto bertugas utama untuk mengidentifikasi terhadap permasalahan-permasalahan di sana.

Mas Pudji sangat konkret, seluruh Desa Tinambung yang merupakan Pusat Kerajaan Balanipa airnya bau semua. Jadi susah banget mandi air bersih. Mas Pudji menangani sanitasi dan sekarang sedang diproses. Nanti saya datang lagi ke Mandar kalo air sudah bersih dan enak. Cak Pudji melihat potensi-potensi yang dimiliki rakyat di sana dan seterusnya.

Kita Ma'iyahan dan segala macam. Yang jelas kita makan sangat berlebihan selama tiga hari itu. Bayangkan mas jam 03.00 ada undangan makan. Kita makan banyak. Sa rumah makanan kabeh. Pindah rumah panganan kabeh.

Ada banyak cerita dan beliau nanti saya minta untuk cerita.

Kita harus ciptakan Maghrib sendiri agar cepat Sholat Malam kemudian mendapatkan pagi yang ceria.

Dalam konteks Mandar sangat banyak. Saya sendiri ingin melaporkan kepada anda, saya mendapat sapaan dari Allah yang sangat luar biasa.

Jadi begitu 30 menit mau sampai Tinambung kira-kira di tempatnya Imam Lapeo, kira-kira 30 menit lagi Pambusuan, kita mendengar kabar bahwa Munira (anaknya Mas Amru) meninggal dunia. Mas Amru itu seorang Jama'ah Ma'iyah generasi I tahun 80-an.

Begitu sampai di sana kita sholat, cuci muka, minum kopi, dan langsung ta'ziyah ke tempat Mas Amru yang anaknya meninggal. Besok paginya kita anter ke kuburan.

Dia lahir saya datang jadi saya yang mengazani Munira. Terus dia meninggal saya datang sehingga saya yang mengazani dia waktu dikuburkan.

Gimana cara mengatur supaya pas lahir dan pas meninggal. Ndak bisa direkayasa mas. Jadi ya Allah, ya Robbi, ya Kariim masya Allah begitu simple cara-Mu menunjukkan Engkau ada di antara kami dan merihdoi kami.

Seluruh pergerakkan kita di Mandar di Sulawesi Barat dan lain-lainnya dikawal Allah, hidayah, perlindungan, kontrolnya, serta kritik-kritik Allah.

Saya tidak bisa menahan tangis. Bagaimana wong anak ini dulu lahir saya yang azani. Kalo terlambat sehari kan dia sudah diazani orang. Kalo saya terlambat satu jam kan sudah terlambat. Ndak itu pas. Meninggalnya juga. Menjelang saya masuk ke desa dia meninggal sehingga saya yang ngurusin.

Tuhan ini masya Allah kalo godain kita. Ya Allah aku berlindung dari godaan-Mu sendiri ya Allah.

Tapi godaan Allah beda sama godaan setan. Sudah pasti godaan Allah godaan kreatif. Godaan untuk apa namanya? Godaan untuk taqorrub, dan untuk menemukan kembali Allah dalam diri kita.

Karena setiap orang harus menemukan Allah terus-menerus di dalam dirinya. Setiap orang harus menemukan Shubuhnya agar bisa menemukan Maghribnya dan hanya orang yang bisa menemukan Maghribnya yang akan menemukan Shubuhnya kembali.

MANUSIA ISTIMEWA

Indonesia sudah sangat dekat dengan Maghrib. Anda akan saksikan siapa yang akan jatuh, yang akan dibuka, dan yang harus membayar banyak kepada keuangan Bangsa Indonesia.

Anda akan menyaksikan berbagai macam strategi-strategi untuk tetep selamat perubahan yang kita lakukan untuk Bangsa Indonesia.

Saya tidak akan menjelaskan secara teknis tapi saya ingin membikin anda optimis, husnudzon, gembira, dan percaya diri bahwa jangan khawatir Indonesia pasti akan berubah karena anda sudah lulus, tidak kalap, tetep sehat wal 'afiat, tetep menjadi manusia istimewa yang bisa duduk di sini berjam-jam dan di seluruh dunia malaikat-malaikat keliling ndak ada yang seperti malam ini, cuma di sini, mana mungkin Allah tidak menolong?

Ini cahayanya mencorong ke sana. Malaikat sedang makan malam, "Ini cahaya dari mana? Oh dari TIM."

Sampe Izroil, "Woh masih lama itu saya ambilnya."

Bagaimana cara kita mengapresiasi beliau? Iya dengan cara kita. Tidak berarti malaikat makan malam bener. Terus makannya opo? Ketoprak? Ora. Itu cuma cara kita menghormati dan memesrai beliau-beliau.

...

Allah menugasi manusia macem-macem. Ada yang urusan pengobatan, urusan kasyaf (melihat ke depan), urusan mengidentifikasi kembali Bangsa Indonesia ini siapa? Penelitian dan sajarah.

Ada yang urusannya strategi teknis berskala regional, nasional, universal atau internasional.

Saya mohon ridho Allah supaya anda bergembira. Sesungguhnya seluruhnya akan memuara kepada gerakan-gerakan yang murni seperti ini.

USWATUN HASANAH BANGSA INDONESIA

Kita harus siap-siap karena sebentar lagi mau- tidak mau kita menjadi uswatun hasanah bagi negara-negara Islam Timur-Tengah. Satu.

Mereka sudah mengambil keputusan resmi akan niru Indonesia. Meskipun mereka salah persepsi. Kalo ngomong rumah, dinding, dan lain sebagainya Indonesia tidak pantas ditiru. Tapi yang mereka lihat adalah Arupadatunya Indonesia.

Bagaimanapun potensi dan prinsip dasar genekologi sampai kualitas iman dan ketahanan mental Bangsa Indonesia memang unggul di seluruh dunia sehingga mereka mengacu ke kita.

Pertama, ini yang bisa mendapatkan berita seperti ini adalah para intelejen. Saya ingin katakan pada anda jangan khawatir semua lapor ke saya. Nasional maupun internasional.

Kedua akan terjadi gerakan-gerakan yang cukup besar di Indonesia yang menyangkut para koruptor, birokrasi yang tidak bener, mentalitas para pejabat, dan sebagainya.

Di dalam konstelasi modal, kedaulatan, maupun keharusan menuju perubahan-perubahan konstitusi di republik ini. Termasuk salah sejarah, salah lahir, salah dukuni awale pien.

Saya tidak mengerjakan apa-apa kecuali, pertama, memelihara keyakinan umat dan rakyat bahwa anda ini disayang Allah.

Kedua, anda akan melewati Maghrib. Itu kalo saya pake acuannya Ust. Nur Somad. Memang kita sedang kepincut Barat dan akan berakhir pada Maghrib kita nanti.

Kita akan menemukan nasionalisme sejati dan kepercayaan diri sebagai bangsa. Saya akan terus mendapat laporan-laporan dari gerakan yang bermacam-macam. Dari yang sangat kebatinan sampe yang sangat politik praktis.

Artinya semua tetep harus dikonfirmasi oleh orang yang diserahi Allah. Sebab kalo tidak akan dis organize lagi gerakan-gerakan tersebut.

Kita tidak akan mengulangi lagi orde baru atau reformasi. Kita akan menemukan satu dewan kenegaraan, dewan kebangsaan, dewan kerakyatan, dan dewan nasionalisme yang benar-benar baru lahir dan semoga oleh Allah diridhoi.

Sesudah Maghrib kita lewati kemudian kita akan sholat malam dengan baik sehingga kita akan mendapatkan fajar hari dan matahari baru. Amin ya Robbal 'alamiin.

PRAJURIT SPIRITUAL KENDURI CINTA

Anda tidak perlu bernafsu, tidak perlu nyari-nyari apa itu sebenarnya, dan tidak perlu gimana-gimana. Pokoknya setia saja seperti ini. Cukup setia dan ini sudah cukup bagi Allah merupakan bukti bahwa anda melakukan perubahan.

Diri anda sudah anda rubah. Metabolismenya sudah dirubah. Mana ada orang di dunia melanggar perintah dokter sampai pukul 01.00 WIB masih duduk dan belum ada rencana untuk berdiri?

Anda sudah sangat revolusioner terhadap diri sendiri dan kita akan mengalami revolusi besar-besaran tapi dengan cara yang sangat fundamentalis dan sangat pondasil. Kalo menurut istilah Gus Candra, akan melewati evolusi tiga tahap yang kita lakukan selama tiga tahun.

Semua sudah ada pekerjanya dan anda dipekerjakan Allah seperti ini. Anda yang bagian wiridan. Meskipun salah satu wiridannya iyo meso bara. Tapi karena mesonya berada pada tempat dan waktu yang tepat maka oleh Allah diapresiasi sebaik-baiknya. Meso itu ngentut lewat mulut. Keluarkan jangan sampe tidak dikeluarkan.

Pertama bisa astaghfirullah, subhaanallah, al hamdulillah, allahu akbar tapi kan ada yang tidak cocok nuansanya dengan allahu akbar.

Makanya kadang-kadang keluar kalimat yang seperti itu karena memang estetika menjadi pertimbangan Allah.

Allah sendiri juga "memaki-maki" misalnya dalam firman-Nya yang berbunyi, "Tabbat yadaa abii lahabiw watabb."

Bukan Allah sesungguhnya kalo amarahnya seperti itu. Tapi Allah memberi contoh kepada kita, kamu masih hidup di tahap duniawi meskipun tujuanmu tetep akhirat.

Wab taghi fiimaa ataakal laahu daarol aakhiroh dunia cuma berfungsi wa laa tansa, jangan lupa. Jangan cuma wiridan padahal di rumah istrimu tidak punya beras.

Jadi temen-temen tolong optimis, gembira, dan peliharalah istiqomah anda dan saya sudah gembira karena di sini bukan jama'ah.

Saya tidak lagi melihat ini jama'ah. Ini adalah patriot-patriot kalau secara nasionalisme, adalah muballigh-muballigh kalo secara intisyaar ad dakwah (penyebaran dakwah).

Anda adalah prajurit-prajurit dari prajurit spiritual cinta sampe prajurit bonek. Anda siap semua itu. Wiridan, gelut, dan pokoknya semua siap. Itukan ciri-ciri Kenduri Cinta.

DOTI UNTUK GANDI

Yang duduk paling depan adalah yang belum dapet kerjaan. Yang paling depan lagi Gandi. Yang belum dapet istri sampe hari ini. Sebenarnya kita sudah merekayasa. Sudah ada calon istri yang kita doti.

Doti itu kekuatan spiritual Mandar. Itu kita bikin anak itu yang deketin Gandi. Dan, itu memang kita set up di ruang Imam Lapeo ada cewek deketin Gandi dan terjadi.

Sudah terjadi cuma terus bapaknya datang guede badannya. Terus calon menantu ketakutan. Ndak berani bapaknya seperti itu.

Bapak ne preman koyo ngunu gede. Padahal arekne ayu daketin Gandi, ia bertanya, "Namanya siapa mas?" Sampe dipegang tangannya terus foto berdua. Sudah dahsyat sebenarnya. Cuma karena dia belum lulus dotinya iya sudah biar dia belajar dulu.

Kemarin kita juga masih ada ujian-ujian berikutnya. Ketika kita Ma'iyahan di Mandar tetep ada doti-doti berseliweran sehingga tengah malam saya mau-tidak mau berdiri dan keliling ke mana-mana akhirnya saya "ngamuk".

Ngamuknya dalam arti baik dan Cak Pudji menyaksikan betul bagaimana kita mencoba menolak semua itu.

Tapi saya tahu mereka tidak bermaksud jelek. Mereka ingin memantapkan imamah yang sedang mereka percayai dan al hamdulillahi robbil 'alamiin seluruh rakyat Mandar dari yang politisi, rakyat kecil, pelantun sholawat, pekerja tenun, sampe yang pedagang-pedagang di pasar semua bersama-sama memaghribkan dan menuntaskan dirinya sehingga sekarang mereka mulai sholat malam.

Cak Pudji yang akan mengantarkan pagi hari Mandar yang baru. Karena Cak Pudji kita tugasi menangani sanitasi air bersih di sana dan nanti pemerintah baru akan jadi pengikut Cak Pudji.

Insya Allah Cak Pudji sudah melakukan penelitian oleh karena itu kita tidak ngurusin pengajian. Pengajian itu soal pelengkap penderita.

Yang nomor satu adalah memperbaiki kehidupan sesuai dengan yang Allah sediakan dan itu sudah dilakukan Mas Toto dan Cak Pudji.

KIAI REVOLUSIONER

Mas Toto sekarang betul-betul menjadi kiai. Dengan perkembangan sangat revolusioner. Tidak pernah saya sangka dia sudah sama saya sejak di Kedung Ombo.

Kejar-kejaran lawan tentara dan tidak pernah saya tanyakan agamanya? Akhirnya Allah kasih hidayah dia dan dia adalah orang yang umrohnya, menurut saya, rapotnya tertinggi selama umroh bersama Kiai Kanjeng.

Sampe-sampe Allah dikasih bonus oleh Mas Toto. Sampe Allah kesulitan berterima kasih. "Wong kamu saya suruh sa'i cuma 7 kali kamu kok 14 kali?" kata Allah sambil "ketawa".

Di antara kita orang yang pertama kali sholat di depan Ka'bah cuma Toto. Ia berkata, "Sebentar, saya hanya sholat kalo langsung di depan Ka'bah" dan ia lulus. Terus dia sholat di Mesjid Ka'bah. Menurut hadits nilainya seribu sehingga dia punya jatah ndak jum'atan kira-kira 20 kali.

TIGA FIRMAN TUHAN

Katup secara akademis bermakna, pertama adopsi, kedua adaptasi, dan ketiga kreativitas. Atau produksi dan reproduksi. Anda mau mengambil saja, ngambil lalu diolah, atau bikin sendiri. Begitulah hidup ini. Tinggal pilih.

Kalo bahasa ushul fiqih-nya pilih ijtihad, ittiba' atau taqlid. Yang terjadi pada kita adalah taqlid. Kita bikin negara, hukum, atau pemilu taqlid.

Semua kita taqlid. Bahkan ittiba' saja tidak apalagi ijtihad. Itu maksud Mas Toto. Itu prinsip pertama. Toto selalu menghindari penggunaan istilah-istilah itu.

Allah punya tiga informasi, firman, atau ayat. Informasi pertama adalah alam semesta. Fil aafaaqi. Aafaq itu jama' dari ufuk terus wa fii angfusikum dirimu adalah ayat Allah.

Nomor tiga ayat-ayat qouliyah, literer, atau kata-kata. Yang harus kita ketahui dari tiga macam ayat ini ada dua: pertama, ketika Rosulullah disuruh membaca oleh Jibril iqro. Itu belum ada Quran, Injil, atau apapun yang tertulis.

Jadi yang harus dibaca menurut tafsir Mas Toto adalah Muhammad disuruh membaca alam dan manusia. Baru dikonfirmasikan kepada al Quran yang oleh Allah dicicil berdasarkan kasus pembelajaran alam dan manusia.

Kenyataannya yang kedua tidak ada nabi-nabi di seluruh dunia dari zaman Nabi Adam sampe Muhammad hidup berdasarkan al Quran. Ndak ada. Jangan lupa.

Muhammad ndak pernah baca Quran. Dia cuma menyampaikan ayat secara bertahap, ngumpulinnya kelak setelah periode Utsman.

Jadi Rosulullah nggak pernah ngadepin al Baqoroh. Isa, Musa, IbrohiM, Yunus, Yusuf, apalagi Adam ndak pernah baca Quran! Ngerti! Goblok ke arek-arek iki.

Mereka ndak pernah baca Quran dan tidak ada nabi atau rosul yang dididik dengan Quran dan Hadits. Goblok ke arek-arek. Sampe-sampe kiai di Jawa Timur saking pusingnya sama gobloknya umat dan ulama, kata dia, "Maka Allah menurunkan kure-an. Digae ngure-i kupingmu itu loh. Kure-an jadi ditafsirkan dewe . Quran ditafsirkan kure-an, alat ngure-i."

Maksud Mas Toto begitu. Dia mengatakan, "Pelajari alam dan manusia dulu baru konfirmasi ke Quran."

Misalnya Orang Jawa, Sunda, Madura, Batak, Bugis, Mandar, Toraja, atau Tolaki mampu menciptakan rumah dengan tiangnya, mereka punya ide puasa, sunat, atau zakat tanpa agama.

Cuma kalo bikin kuncup, cungkup, atau kubah rumahnya harus Allah langsung. Itu yang disebut agama (informasi-informasi goib yang anda tidak mampu mencapainya dan menyelidikinya).

Misalnya Allah 99 watak-Nya serta icon utama-Nya Rohman dan Rohim. Itu ndak bisa kita rumuskan dan sepakati. Yang ada Allah langsung kasih.

Allah bikin malaikat, jin, manusia, dan makhluk ini, ini, dan ini dengan sifatnya ndak bisa diriset. Itu gunanya al Quran literer.

Ada al Quran kauniyah yaitu daun, pohon, laut, gunung, tambang, dan manusia yang mengolah alam. Itu firman Allah jenis pertama dan kedua. Fil aafaaqi wa fii anfusikum.

Orang pasca Muhammad lupa alam dan kehidupan. Akhirnya berangkat hidup berdasarkan atau dimulai dari ayat-ayat.

Iya kalo ayat-ayatnya pas. Wong hidup tidak dimulai dari ayat. Bayi lahir bisa baca Quran berapa tahun? Terus selama dia belum bisa baca Quran dia memulai hidupnya dari apa?

Quran bukan tempat keberangkatan. Tempat keberangkatan itu tafsirmu terhadap alam dan kehidupanmu sendiri. Cari Allah sendiri melalui nuranimu. Man 'arofa nafsahu faqod 'arofa robbahu.

Quran tidak menjelaskan kaefa ta'rifu nafsaka.Fa tsumma ta'rifu robbaka. Itu yang dimaksud Mas Toto.

Jangan takut mengatakan, Muhammad tidak dididik Quran dan Hadits. Mosok Muhammad dididik Hadits? Wong Hadits dari Muhammad.

Karena apa? Karena ayat Allah itu anda sendiri. Nguyu atau kencing itu ayat Allah. Semua ayat Allah dan Allah tidak pernah berhenti berfirman karena firman Allah terus muter, berlangsung, tidak pernah tidak, tidak pernah berhenti, dan tidak ada satu detik tanpa ayat Allah.

Ayat itu bukan yang utama pake kata-kata. Anda tahu sendok? Wong Jowo , Sunda, atau Indonesia menyebutnya sendok. Kapan sendok disepakati sebagai sendok? Nggak tahu kan?

Paling tidak anda perkirakan berapa puluh tahun dibutuhkan suatu masyarakat untuk menyepakati bahwa ini bernama sendok? Butuh waktu lama kan?

DIN SYAMSU DIN?

Sudah jelas Muhammadiyah sekarang meresmikan rokok. Maka memilih ketuanya, Din Syamsu Din? Nanti kalo ketemu bilang sama beliau, Mas Din Syamsu Din?

Itu namanya Arupadatu. Maksud-maksud Allah yang sangat tersembunyi. Baru sekarang anda menyadari itu?

Kenapa pimpinan Muhammadiyah itu Din Syamsu Din? Karena kalo pake estetika membacanya harus jelas. Di mana dia dipengkal, naik, atau turun.

Caranya membaca bukan Din Syamsudin. Itu salah. Cara membacanya jangan pake politik atau orasi. Tapi pake kebudayaan dan kesenian. Din Syamsu Din?

Embat-embatan sama Orang Ma'iyah. Twitter hancur lebur. Kalo perlu tulis di status Twitter...Din Syamsu Din?

ASAL MULA SEGALA

Allah mengatakan: Wa 'allama aadamal asmaa-a kullahaa tsumma 'arodhohum 'alaal malaaikati.

Allah mengajarkan nama benda-benda kemudian asisten dosen-Nya yang namanya malaikat nge-cek Adam sudah hafal belum?

Yang ingin saya katakan sama anda, kata-Kata dan nama benda yang mana yang diajarkan Allah kepada manusia? Wong kata itu hasil dari kesepakatan manusia.

Rambut, brongos, alis, idep, jenggot, dan satu lagi disebut? Ndak tahu kalo Bahasa Arabnya apa? Tapi kalo Bahasa Indonesianya sebuah benda, punya nama berbeda berdasarkan tempat dan fungsinya, dan ndak boleh dibolak balik. Kalau di Jawa Timur....Jember Utara.

Itu kan ghoib. Allah mengajarkan nama benda-benda. Kalo begitu siapa yang menentukan? Wong dalam kebudayaan dan ilmu pengetahuan sepakat 100% nama benda itu berdasarkan konvensi sosial.

Ndak ada nama benda lahir tidak dari kesepakatan masyarakat. Kalo begitu yang diajarkan Allah ke Adam nama apa? Di situlah asyiknya! Di situlah pertanyaan yang membuat kita ini hidup dan terus berijtihad. Ini yang ditemukan Kiai Tohar (Toto Rahardjo).

Muhammad Ainun Nadjib.
Ditranskrip oleh: Mohamad Istihori.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar