Selasa, 26 April 2011

tweet to day

tweet to day

1. Airmatamu, suatu ketika akan menjelma sebuah kenangan biru mewah yang tiada memiliki wajah. Untukku berkaca ~ @cahaya_hijau

2.Kesalahan terbesar manusia adalah menganggap uang adalah teman dan teman adalah sebuah alat. via @lj_wan

3. Kebaikan membawa kemuliaan. Akan ada banyak orang yang mendoakan kita karena kebaikan yg telah kita perbuat. #pepatah

4. di dalam jam dinding itu, kerinduanku berputarputar; berusaha mencarimu, di titik titik waktu. ~ @akf_akf

5. Keresahan kita akan hari esok akan sirna dengan sendirinya ketika kita melakukan yg terbaik utk hari ini via @MotivaTweet

6. Selain bs untuk mencegah penyakit jantung, teh juga bisa mencegah kanker dan stroke (penelitian dr universitas wageningen, Belanda)

7. I've always believed that everything is better when you share it. -Oprah

8. Orang yg berlari sekencang apapun. Jika tidak mempunyai tujuan akan dikalahkan oleh orang yg berlari dgn tujuan. Via @NasihatSahabat

9. “Kekerasan hanya bisa mengontrol fisik, tapi tidak bisa mengotrol pemikiran” –Dalai Lama

10. Jgn sampai hidupmu tak mempunyai tujuan. Tentukan dr skrg & berusahalah!

11. Menangis memang tidak menyelesaikan masalah, tetapi terkadang air mata yg jatuh membuat kita lega dan tegar untuk bangkit kembali. #pepatah

12. Jangan terlalu memikirkan masa lalu, karena itu hanyalah kenangan. Tatap masa depan, karena disanalah impian dan kebahagiaan. #pepatah

13. Ketika 1 pintu ttp,pintu lain terbuka;namun terkadang kt melihat&menyesali pintu yg tertutup terlalu lm,sehingga kt tdk melihat pintulain.

14. Jadilah orang yg mampu memanfaatkan sbuah ksempatan dgn baik. Jauhilah sifat 'menyepelekan' sbuah ksempatan.

15. JIka tujuan Anda jelas,anda dpt mencapainya dgn mudah.*Lao Tze

Senin, 25 April 2011

Energi Sabar dan Kemajuan Teknologi

Sabtu, 09 Apil 2011

Energi Sabar dan Kemajuan Teknologi

Oleh: Mohamad Istihori

Di balik segala keunggulan yang dimiliki oleh kemajuan teknologi ternyata kemajuan teknologi yang kita alami saat ini telah mengikis habis energi kesabaran kita.

Dulu kalau dari Munjul ke Pasar Cibubur kita kuat dengan berjalan kaki. Dengan adanya kemajuan teknologi di bidang transportasi kita malah mudah mengeluh ketika misalnya macet. Ketika laptop/komputer kita lamban kita ngeluh lagi dengan ungkapan lemot.

Kehidupan kita semakin hari semakin bergantung kepada segala produk yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi karena yang saat ini dibangun oleh umat manusia adalah kecanggihan eksternal seperti HP, laptop, komputer, motor, TV, mobil, atau akses internet.

Sehingga ketika di zaman sekarang kita belum memiliki TV atau kendaraan mewah kita merasa malu, kurang PD, dan lebih parah lagi kesuksesan hidup manusia masa kini itu diukur dari ada atau tidaknya kemajuan teknologi (kecanggihan eksternal).

Padahal dalam diri setiap manusia itu ada kecanggihan internal. Kecanggihan internal itu misalnya saja adalah sabar.

MENGASAH KESABARAN DENGAN WIRID
Salah satu cara untuk menumbuhkan dan mengasah sabar adalah dengan wirid/zikir. Kita duduk untuk beberapa lama sambil melafalkan kalimat-kalimat thoyyibah.

Orang-orang yang belum tumbuh kesadaran dan kesabarannya niscaya tidak akan kuat duduk berlama-lama untuk wirid/zikir. Bagi mereka hal tersebut adalah pekerjaan yang sungguh-sungguh sangat amat membosankan atau ngebetein.

Nah hal itu juga karena kita kurang mengembangkan kecanggihan internal yang telah Allah berikan kepada diri kita masing-masing.

Ketika kita wirid/zikir itu berarti kita sedang menghentikan atau memperlambat lajunya waktu. Kalau dari Masjid al Akbar sampai Pasar Munjul saja misalnya kita berjalan kaki maka kita akan menemukan banyak hal daripada kalau kita menggunakan motor.

Saat kita wirid/zikir kita merasa kesal maka waktu terasa sangat lama. Beda coba kalau kita menuruti hawa nafsu kita. Jika kita berfoya-foya atau bersenang-senang maka waktu berlangsung sangat cepat sehingga kita kehilangan kesempatan untuk menemukan misalnya hikmah, pelajaran, atau ilmu-ilmu tentang kehidupan lainnya.

Nulis

Senin, 18 April 2011

Qoute

Jangan memaksa untuk menulis kalau lagi nggak ada ide untuk nulis. Tapi segelah tulis idemu kapan dan di mana pun ide itu datang. Oleh karena itu sebagai pecinta ilmu kita harus selalu menyediakan minimal secarik kertas dan alat tulis atau HP untuk menuliskan ide-ide yang kadang datangnya di luar perkiraan kita.

(Mohamad Istihori)

Para Pengumbar Nafsu dan Para Pengendali Nafsu

Jum'at, 22 April 2011

Para Pengumbar Nafsu dan Para Pengendali Nafsu

Oleh: Mohamad Istihori

Hari ini, Jum'at, 22 April 2011 merupakan hari libur bagi sebagian banyak orang. Bagi seorang pengumbar nafsu saat ini merupakan kesempatan emas untuk melepas semua nafsu liar yang tertahan karena kesibukan aktivitas kerja.

Jika Jum'at libur maka otomatis mereka memiliki tiga hari libur. Dua yang lainnya adalah Sabtu dan Minggu. Maka dengan tiga hari libur yang lumayan panjang itu sejak Jum'at pagi para pengumbar nafsu sudah memenuhi sekitar wilayah Puncak Bogor untuk booking kamar.

Jadi semangat mereka bekerja adalah agar menghasilkan uang banyak untuk kemudian dihambur-hamburkan memuaskan nafsu mereka. Itulah sumber kesenangan, kebahagiaan, bahkan yang kayak gitu menjadi puncak dan tujuan dari segala kerja keras mereka bekerja.

Sedangkan bagi para pengendali nafsu tiga hari libur merupakan kesempatan baginya untuk melakukan segala kegiatan positif yang tidak bisa mereka lakukan karena disebabkan tuntutan profesi pekerjaan mereka masing-masing.

Jika ada dalam sebuah kisah seorang Avatar yang mampu menyelamatkan dunia ini dengan menguasai empat elemen vital: air, udara, api, dan tanah. Maka saat ini kita hanya berharap akan bermunculan "Avatar-Avatar" yang bukan terutama bisa mengendalikan empat elemen vital tapi bisa mengendalikan nafsu untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran.

Kalau dalam film Avatar yang menjadi musuh utamanya adalah seorang pendendali api atau raja api maka dalam kehidupan kita saat ini musuh utama kita justru adalah diri kita sendiri yang kerap kali berapi-api di dalam menuruti nafsu mereka.

Laporan Rutin

Senin, 18 April 2011

Laporan Rutin

Oleh: Mohamad Istihori

Dalam setiap profesi dan pekerjaan yang kita lakukan kita tidak akan pernah lepas dari yang namanya laporan rutin. Laporan rutin ini berfungsi agar segenap SDM mampu mengevaluasi kinerjanya agar di kemudian hari lebih meningkat dan lebih memiliki greget.

Setiap perusahaan biasanya menetapkan deadline kepada setiap SDM-nya agar menyerahkan laporannya tepat pada waktu yang telah ditetapkan jauh-jauh hari dan tentu saja sudah diketahui oleh seganap SDM yang lain.

SDM yang terlambat dalam memberikan laporan rutin ini biasanya akan mendapatkan hukuman atau sangsi bahkan sampai pada hukuman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari atasannya.

Sedangkan SDM yang selalu ontime dalam memberikan laporan biasanya diberikan apresiasi tertentu yang sesuai dengan kemampuan dan kemauan pihak perusahaan tempat di mana ia bekerja dan mengabdikan diri.

Sedangkan SDM yang malas-malasan dalam menyerahkan laporan, belum juga bekerja dengan profesional, dan belum sesuai dengan kode etik yang telah disepakati bersama akan mendapatkan apresiasi yang sebaliknya.

Demikian juga dalam urusan sholat. Bagi saya sholat merupakan tool, equipment, prasarana, atau sarana yang memang sengaja Allah sediakan agar kita memiliki akses mudah untuk curhat, sharring, dan berbagi cerita. Dan, juga agar kita bisa melapor kepada-Nya.

Kalau di kantor kita mungkin diwajibkan melapor setiap sebulan sekali tapi kepada Allah kita diwajibkan minimal lima kali dalam sehari untuk melapor kepada Allah.

Orang muslim sendiri pun sangat beragam dalam menyikapi hal ini. Ada yang sangat displin dan serius melapor. Ada yang sering telat melapor. Ada yang main-main di dalam melaporkan sampai ada yang nggak pernah melapor kepada Allah.

Tapi sahabat kita yang satu ini akan sangat marah bukan main kalau dibilang orang kafir. Padahal kelakuannya kayak orang kafir bahkan kelakuannya melebihi orang kafir.

Kemirisan Hati Mat Semplur

Rabu, 13-04-2011

Kemirisan Hati Mat Semplur

Oleh: Mohamad Istihori

Melihat jama'ah sholat di musholah lingkungannya Mat Semplur merasa sangat miris. Sudah jumlah jama'ahnya semakin hari semakin berkurang ditambah lagi persoalan Kiai Jihad (KJ) yang akhir-akhir sangat sering datang terlambat sehingga hampir setiap sholat ia mabuk.

Entah apa yang menimpa Kiai Jihad saat ini. Ia sering terlihat kurang mampu memanage, mengatur, dan mengendalikan waktu. KJ pernah bilang ke Mat Semplur akan sudah mempersiapkan diri untuk berangkat ke musholah untuk sholat berjama'ah sekitar 15 menit sebelum azan dikumandangkan muadzin.

Tapi tampaknya kiai kita yang satu ini belum mampu untuk konsisten di dalam mengaplikasikan program yang telah ia canangkan sendiri.

"Lah wong merealisasikan schedule time yang sudah ia buat saja ia belum mampu bagaimana mampu menjawab permasalahan yang sangat kompleks yang saat ini tengah membuat pusing umatnya?

Bagaimana ia mampu mengemban amanah yang telah Allah berikan dalam kehidupannya?" ujar Mat Semplur dalam hatinya ketika melihat perilaku sehari-hari KJ yang semakin hari semakin tak karuan.

"Dia kan kiai di kampung ini masa berjama'ahnya kadang telat kadang di rumah. Kiai itu harus jadi penyemangat umat dalam menunaikan ibadah sholat. Kalau kiainya aja berjama'ahnya telat bagaimana dengan umatnya?

Kiai itu harus menjadi motivator sekaligus pelopor di dalam mempertahankan nilai-nilai kebenaran universal di tengah-tengah masyarakatnya. Dengan kata lain, kiai bukan cuma jadi motivator tapi harus menjadi pelopor di dalam melaksanakan kebenaran universal tersebut."

Oleh karena Mat Semplur sangat mengharapkan agar KJ kembali kepada treknya. Kalau kayak gini terus lama-lama KJ akan kehilangan para jama'ah, fans, atau pengikut setianya.

Atau bisa-bisa KJ dimarahin Allah karena kurang sungguh-sungguh di dalam menjalankan apa yang ia pilih sebagai jalur pengabdiannya.

Alarm Internal dan Alarm Eksternal

Senin, 18 April 2011

Alarm Internal dan Alarm Eksternal

Oleh: Mohamad Istihori

Ketika masih mondak di PMG, di aula saya membaca sebuah mahfudzot, "Sebesar keinsyafanmu sebesar itu pula keberuntunganmu," kurang lebih begitu. Setelah kurang lebih sembilan tahun kalimat tersebut masih terngiang-ngiang dalam diri saya.

Entah mengapa kalimat tersebut hari ini kembali menggema dan membahana dalam jiwa saya. Terutama ketika siang menjelang sore sebelum azan ashar dikumandangkan saat saya bercakap-cakap dan bercengkrama dengan seorang sahabat Madani.

Jadi sebagai manusia kita itu sangat lemah dan rentan. Jangankan untuk menaklukkan dunia untuk menaklukkan diri kita sendiri saja, nafsu, amarah, dan ambisi kita sendiri saja kita masih sangat kewalahan dan terbukti untuk beberapa kali kita kalah terkapar.

Oleh karena kelemahan-kelemahan kita itulah maka kita harus secara sadar menciptakan alarm, baik yang ada di dalam diri kita (alarm internal) maupun yang ada di luar diri kita (alarm eksternal).

Kedua alarm ini berfungsi sebagai pagar yang diharapkan mampu menjaga manusia dari perbuatan yang menyalahi kehendak Allah SWT. Ketika masih di Madani teman-teman banyak yang merasa sudah pantas untuk pulang. Padahal waktu mereka menjalani program transit belum mencapai tiga bulan.

Perasaan tersebut muncul karena saat di Madani kita memiliki banyak alarm eksternal yang berupa banyaknya para konselor yang siap siaga menemani mereka selama 24 jam lamanya.

Tapi kenyataannya begitu teman-teman junky kita ini berada di rumahnya dan kembali lagi ke kandang mereka keadaan menjadi berubah 180 derajat dan keadaan menjadi berbeda.

Maka jangan kaget dan jangan heran kalau banyak di antara mereka yang relaps, banyak di antara santri yang belum maksimal dalam mengikuti program transit ketika kembali ke rumah mereka masing-masing eh mereka malah pada make narkoba lagi.

Oleh karena itu marilah kita sadari bahwa saat ini kita masih butuh alarm eksternal ini, kita masih butuh pihak di luar diri kita yang mendampingi kita ke mana pun kita pergi mulai dari kita bangun tidur sampai kita mau tidur kembali.

Nanti toh kalau sudah waktunya, kalau alarm internal dalam diri kita sudah berfungsi normal kembali, tentu saja setelah mendapat rekomendasi dari Prof. Dadang pelan-pelan dan sedikit demi sedikit kita baru mencoba melepaskan diri dari alarm eksternal dan secara mandiri benar-benar memfungsikan alarm internal yang sudah Allah karuniakan pada setiap insan di muka bumi.

Maka untuk saat ini kalau ada perasaan-perasaan yang bagaimana gitu, yang kurang mengenakkan, yang kurang berkenan dalam diri kita karena kita merasa bete, bosan, merasa kangen sama keluarga, merasa risih kerena ke mana-meni ada ustadz yang ngintilin kita maka mari kita sadari bahwa semua itu semata-mata untuk mengaktifkan kembali alarm internal dalam diri kita.