Kamis, 31 Desember 2009

Kumpulan Hikmah Bulan Desember

Cibubur, Ahad, 271209

Kumpulan Hikmah Bulan Desember

Oleh: Mohamad Istihori

(1)

Dalam ketidakhadiran cahaya kegelapan menang.

(2)

Kita suka pada orang karena kelebihannya dan mencintainya karena kekurangannya.

(3)

Jangan peRnaH TinGgaLin oRang Yang kaMu saYang DeMi orANg yan9 kaMu suKa,kaRena SuaTu saaT orAng yan9 kaMu suKa aKan MeniGgaLkaN kaMu DeMi oRaNg Yang dia CiNTa.

(4)

Tanda-tanda akal seseorang adalah perbuatannya.tanda-tanda ilmu seseorang adalah perkataannya.

(5)

Orang-orang pada sibuk mancing ikan, eh dia malah sibuk sendiri mancing perawan.

(6)

- Demokrasi beku = Frozen democracy.

- Pseudo Multiculturalism =
Sekedar mengekspresikan keyakinan, meritualkan tradisi, dan merayakan perbedaan, tetapi sebetulnya sedang menjauh dari esensi multikulturalisme yang seharusnya berbasis keadilan.

(7)

Akhir dari sesuatu adalah awal dari sesuatu. Itulah pemikiran mereka yang memiliki gaya berpikir siklikal (gaya berpikir thowaf).

(8)

Temukanlah segera jati dirimu dan setialah padanya sampai akhir waktu. (Uncle Ben, May God Bless You).

(9)

Qt tdk lg bcr bhs.yg qt hikmahi adl fakta yg qt rasa.bhs hny lah sarana perantara.

(10)

Qt akn sngt susah menerka rasa kalau qt blm prnh mencicipinya.

(11)

Bcr ttg knsp brarti msh dlm ta2rn teori.klo sdh dlapangn qt meng-combine antara konsep(teori)dg fakta yg qt temukn.mski kdng yg qt tmunkn tdk sesuai dg teori.

(12)

Mkasih kwn mauidzah mu yg bgitu Hasanah dlm hdupku,sering kt suka sm sang lain brdsarkn nafsu sang beuty nya.

(13)

Rasa itu inheren susah d terka dn bhs slah stu media phami rasa itu.

(14)

Dlm konsepku lebih mementingkn praktisi dr pada teori entah itu dlm kontek identifikasi ksh syang.menccipi sdh pasti.

Selasa, 29 Desember 2009

Konselor Sejati: Mampu "Bermain" di Berbagai Lini

Madani, Sabtu, 26 Desember 2009

Konselor Sejati: Mampu "Bermain" di Berbagai Lini

Oleh: Mohamad Istihori

Pusat rehabilitasi manapun pasti memiliki harapan untuk bisa memiliki konselor-konselor yang mampu "bermain" di berbagai lini. Termasuk Pusat Rehabilitasi Korban NAZA dan Skizofrenia, Madani Mental Health Care (MMHC) metode Prof. Dadang Hawari, psikiater.

Ibarat permainan sepak bola, pemain sepak bola yang dikatakan hebat saat ini bukanlah pemain yang hanya handal di satu lini atau posisi.

Pemain sepak modern saat ini adalah pemain yang siap ditempatkan di posisi mana saja dan di lini apa saja oleh sang pelatih, asalkan memang sesuai dengan kebutuhan tim saat menghadapi lawan.

Namun di saat lain, pelatih pun harus jeli dan mampu berlaku bijak dalam menempatkan para pemainnya. Pelatih harus mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki setiap pemain dalam tim.

Sebagaimana pula sebuah organisasi, yayasan, atau perusahaan harus mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki staf dan jajarannya agar potensi yang mereka miliki tidak terbuang sia-sia begitu saja.

Kesalahan penempatan posisi oleh seorang pelatih terhadap pemain-pemainnya hanya akan menimbulkan kerugian bagi tim itu sendiri.

Paparan di atas juga bisa kita ilustrasikan dengan bagaimana gambaran atau sosok seorang konselor sejati itu tadi. Konselor itu sangat dituntut untuk bisa memainkan berbagai macam peran.

Dari peran sebagai guru (ustadz), teman, orang tua (kadang sebagai bapak yang memberikan uang jajan, kadang juga sebagai ibu yang harus memberikan perhatian lebih).

Kadang dituntut untuk memainkan peran sebagai orang yang ramah, lembut, dan halus tutur katanya.

Tapi pada kondisi tertentu dia harus memainkan peran sebagai orang yang killer dan juga harus pandai memainkan sindiran sampai kritikan pedas untuk memberikan shock therapy bagi pemikiran irrasional para santrinya.

Konselor sejati bekerja tanpa pamrih.
Konselor sejati beribadah tak kenal letih.
Meski ia harus berjalan tertatih.
Meski kadang juga ia merasa sedih.

Menghadapi kenyataan hidupnya yang semakin perih.

Para santri datang dan pergi.
Membawa keunikan yang penuh variasi.
Sangat asyik untuk dipelajari.
Tapi jangan sekali-kali kau tertawai.

Perkataan dan kelakuan mereka memberi inspirasi.
Kalau bukan karena menjadi konselor di Madani.
Mungkin aku tak akan menemui.
Manusia-manusia luar biasa seperti ini.

Life Inspiration and Mental Revolution

Kepulauan Seribu, Jum'at, 25 Desember 2009

Life Inspiration and Mental Revolution

Oleh: Mohamad Istihori

Judul tulisan ini sebenarnya saya dapatkan dari perkataan saudara seagama yang kami berdua belum pernah bertatap muka namun saya baca tulisannya yang kemudian saya kembangkan sendiri.

Life inspiration and mental revolution merupakan dua hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh setiap orang. Siapa saja dan di mana saja berada.

Inspirasi merupakan sumber kehidupan manusia. Kita bisa mendapatkan inspirasi dari apa saja yang kita temukan dalam kehidupan. Semua tergantung dari seberapa rajin dan tekunkah kita mengasah receiver kita agar selalu mendapatkan inspirasi.

Inspirasi yang kita dapatkan yang kemudian kita "masak" sampai matang dan kita share kepada orang lain dan diterima inilah yang kemudian disebut aspirasi.

Setiap peristiwa dan kejadian yang kita alami mengandung hikmah. Inti hikmah hidup yang kita renungkan menjadi inspirasi bagi kita. Namun tidak semua orang bisa mengolah inspirasi yang ia dapat menjadi aspirasi. Karena tidak semua orang bisa menuangkan inspirasinya menjadi sebuah karya nyata.

Sebagaimana pencipta lagu menuangkan inspirasi yang ia dapat ke dalam sebuah lagu. Lagu kemudian diapresiasi oleh pendengar. Jika lagu tersebut disukai maka ia bisa menjadi aspirasi bersama antara pencipta lagu, penyanyi, dan tentu saja para pendengar yang menyukai lagu tersebut.

Begitu pula penyair, pujangga, dan penulis menuangkan inspirasinya ke dalam kata-kata yang penuh hikmah. Peneliti menuangkan inspirasinya melalui karya ilmiah dan penemuan-penemuan baru.

Tapi semua inspirasi itu harus dijaga, dirawat, dan dikembangkan dengan penuh kesungguhan. Kalau kita merasa puas maka kita akan kehilangan semangat untuk terus-menerus menggali pengetahuan dan tidak akan lagi ada penemuan baru.

Inilah kemudian yang menjadikan faktor mengapa revolusi mental harus dilakukan. Revolusi merupakan sebuan istilah yang terdiri dari dua kata: re dan evolusi.

Re artinya kembali atau mengulangi. Dan, evolusi adalah perubahan yang dilakukan untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Revolusi adalah sebuah usaha adaptasi yang dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang agar kita mampu memaksimalkan potensi lingkungan yang berada di sekitar kita.

Namun yang harus diubah pertama-tama bukanlah yang ada di luar diri kita. Yang pertama-pertama harus diubah dan yang harus direvolusi adalah mental kita.

Ibda binafsik. Mulailah (lakukan revolusi) dari dirimu sendiri (dari mentalmu, kepribadianmu, akhlakmu, atau kelakuanmu).

Mari kita inspirasikan hidup dengan selalu melakukan revolusi atas mental kita agar setiap hari kita selalu memiliki semangat dan motivasi untuk terus-menerus belajar, menggali hikmah, dan bekerja keras.

Minggu, 27 Desember 2009

An Nisa: 43

Cibubur, Jum'at, 111209

An Nisa: 43
(Tafsir Jalalain: 77)

Oleh: Mohamad Istihori

"Yaa-ayyuhal ladziina aamanuu laa taqrobush sholaata wa antum sukaaro hatta ta'lamuu maa taquuluuna wa laa junuban illa 'aabiri sabiilin hatta taghtasiluu.

Wa inkuntum mardho aw 'alaa safarin aw jaa-a ahadum minkum minal ghooiti aw laamastumun nisaa-a falam tajiduu maa-an fatayammamuu sho'iidan thoyyiban famsahuu biwujuuhikum wa aydiiyakum. Innallaha kaana 'afuuwan ghofuuroo." (An Nisa: 43)

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu sekalian mendekati sholat dalam keadaan mabuk sehingga kamu mengetahui apa-apa yang kamu katakan.

Dan, (jangan juga kamu dekati sholat), saat kamu dalam keadaan junub (memiliki hadats besar) kecuali bagi orang yang dalam perjalanan sehingga kamu mandi wajib.

Dan, jika kamu sekalian sakit, dalam perjalanan, setelah buang air besar, atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci), sapulah mukamu dan tanganmu.

Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (An Nisa: 43).

- Laa taqrobuu.

Mengapa memakai kata qoroba? Maknanya adalah untuk mubalaghoh= sangat melarang.

- Khomar adalah segala zat dan hal yang bisa menutup akal sehat.

Namun ayat ini jangan kemudian disalah-tafsirkan: "Jadi kalau sholat jangan mabuk? Kalau lagi nggak sholat boleh mabuk dong? Kan yang nggak boleh itu kalau lagi sholat."

Ayat ini turun sebelum mabuk diharamkan oleh Allah secara penuh. Dalam ayat ini ada kesan diperbolehkan mabuk di luar sholat.

Maka dari itulah kemudian turunlah ayat di salah satu ayat dari surat al Maidah yang mengharamkan mabuk dan haram meminum khomar baik sedikit maupun banyak.

Mengapa ajaran Islam mengharamkan khomar? Hal ini dikarenakan khomar itu merupakan ro'-sul khobaaits (pangkal kejelekkan).

Orang melakukan zina, orang membunuh, merampok, dan melakukan berbagai kriminalitas lainnya dikarenakan pengaruh khomar yang menutupi akal sehat para pelakunya.

Orang yang dalam keadaan mabuk dilarang sholat karena sholat dalam keadaan mabuk akan menghapuskan makna sholat. Jangankan orang yang mabuk, orang yang sadar aja banyak yang tidak mendapatkan hikmah sholat sehingga "Sholat Terus Maksiat Jalan" (STMJ).

- Wa laa junuban.

Menurut Imam Malik, tidak boleh orang yang punya hadats dan wanita yang sedang haidh, mondar-mandir dalam masjid.

Namun menurut Imam Syafi'i, haram bagi wanita duduk-duduk di dalam masjid meskipun ia memakai pembalut.

Maka mondar-mandir di dalam masjid diperbolehkan oleh Syafi'i asalkan atau dengan syarat darah haidhnya tidak berceceran.

- Hatta taghtasiluu.

Niat mandi wajib itu adalah ketika air pertama membasuhi salah satu tubuh. Setelah itu barulah air diratakan ke seluruh anggota badan.

- Aw jaa-a ahadum minkum minal ghooith.

Cara istinja setelah buang air besar adalah terlebih dahulu kita bersihin yang depan baru yang belakang.

Mengapa demikian? Karena kalau kita bersihin yang belakang terlebih dahulu baru yang depan maka air kotor yang kita gunakan untuk membersihkan yang depan akan turun lagi ke belakang.

Otomatis hal ini akan membuat bagian belakang kotor kembali. Padahalkan yang belakang sudah kita bersihkan terlebih dahulu.

Hal inilah yang menjadi alasan mengapa setelah buang air besar kita disarankan untuk membersihkan yang depan dulu baru yang belakang.

Dan, mengapa juga kalau kita "ee" diistilahkan dengan buang air besar? Karena kalau yang belakang keluar otomatis depan kita juga akan melakukan pembuangan.

Tapi kalau yang depan sedang melakukan pembuangan atau pengeluaran yang belakang tidak akan melakukannya. Itulah mengapa kalau yang kedua ini dinamakan buang air kecil.

Mencari Bentuk-bentuk Komunikasi

CBS, Sabtu, 191209

Mencari Bentuk-bentuk Komunikasi

Oleh: Mohamad Istihori

Dalam pergaulannya manusia tidak akan pernah bisa lepas dari yang namanya komunikasi. Komunikasi memiliki peran vital bagi manusia dalam menjalin relasi, silaturahmi, dan hubungan kehidupan dalam bentuk apa pun.

Masalah komunikasi yang biasa muncul adalah adanya bentuk komunikasi yang berbeda antara satu orang dengan orang lain dengan berbagai macam latar belakang yang dimiliki oleh setiap individu.

Ketika seseorang merasa enggan untuk mempelajari perbedaan bentuk komunikasi maka dia akan merasa sangat kesulitan untuk menjalin jaringan sosial dengan lingkungannya.

Dengan orang normal saja kita harus belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencari bentuk-bentuk komunikasi yang pas agar apa yang kita sampaikan bisa terkomunikasikan dengan baik sesuai dengan apa yang kita harapkan dan sejalan dengan apa yang kita pikirkan.

Apalagi kalau kita berkomunikasi dengan "teman-teman kita yang luar biasa", teman-teman kita yang menjadi korban NAZA, dan skizofrenia.

Berkomunikasi dengan mereka dibutuhkan keseriusan, kreativitas, kejujuran, dan improvisasi. Kalau cara berkomunikasi kita monoton, monolog, dan hanya satu arah maka mereka tidak akan merespon.

Jangankan kalau cara kita berkomunikasi dengan bentuk yang begitu-begitu saja, yang berkomunikasinya dengan penuh improvisasi aja kadang dicuekin.

Indonesia sebenarnya sangat kaya dengan bentuk-bentuk komunikasi sesuai dengan adat yang berlaku di daerah masing-masing. Secara bahasa saja, Indonesia sangat beragam dan bermacam.

Andai saja kita mau menggalinya maka kita tidak akan pernah kehabisan ide dan inspirasi untuk terus-menerus belajar dan mencari bentuk-bentuk komunikasi.

Jumat, 25 Desember 2009

Membela Nurani

CBS, Senin, 211209

Membela Nurani

Oleh: Mohamad Istihori

Jangan pernah lelah untuk terus-menerus memperjuangkan dan membela nurani. Nurani itu sendiri berasal dari kata "nur'aini" artinya cahaya kedua mataku.

Orang-orang yang matanya dilingkupi cahaya kebenaran, insya Allah akan selalu membela orang-orang yang tertindas dan dizalimi oleh rezim kekuasaan yang korup.

Sedangkan orang-orang yang nuraninya telah ditutupi oleh berbagai macam penyakit hati, maka mereka tidak akan mampu melihat kebenaran yang ada di hadapannya.

Perjalanan hidup manusia itu ibarat berjalan di waktu malam. Orang-orang yang tidak memiliki cahaya pada kedua matanya akan gampang-gampang saja "memperkosa" aturan dasar yang telah disepakati bersama, mereka mudah-mudah saja mengubah UU dan apa saja untuk meraih apa yang mereka mau.

Maka, ibarat orang berjalan dalam gelap, mereka akan berjalan nabrak-nabrak, sikut kanan, sikut kiri, dan saling menjegal satu sama lain.

Indonesia saat ini sangat membutuhkan para pejuang nurani. Orang yang berani mengungkapkan kebenaran tanpa pandang bulu. Orang yang objektif dalam melihat berbagai masalah yang menimpa bangsa ini.

Segudang materi sudah dikeluarkan, sejuta ahli dilibatkan untuk membantu mengeluarkan Indonesia dari kegelapan. Minadz dzulumaati ilann nuur. Tapi itu semua tidaklah cukup kalau kita tidak mengikuti sertakan nurani kita.

Teori, rumus, aplikasi, UU, aturan, atau apapun yang dikreasi manusia hanya akan mengantarkan manusia ke jurang kehancuran kalau kita tidak mengikutsertakan nurani kita.

Saatnya kini kita mendengarkan nurani. Selama ini nurani kita penjarakan. Dan, nafsulah yang kita umbar dan perjuangkan mati-matian dalam setiap langkah kita.

Nurani jangan kau pergi
Tetap temani kami
Di sana dan di sini

Tanpamu tak bisa kami temui
Kehidupan yang sejati
Kehidupan setelah mati.

Laporan Terakhir Untuk Langkah Awal

Madani, Senin, 21 Desember 2009

Laporan Terakhir Untuk Langkah Awal



Mukaddimah

Bismillahir rahmaanir rahiim..

Tak terasa kini kita sudah berada di penghujung tahun 2009. Dan, hanya dalam hitungan hari kita akan memasuki tahun baru masehi, tahun 2010. Berbagai program tentunya sudah dijalankan. Segala usaha dan daya telah kita berikan untuk mencapai target, harapan, dan cita-cita bersama.

Dalam perjalanan satu tahun ini tentu saja ada perkembangan sekaligus penurunan dari berbagai sisi dan divisi, baik secara struktural atau pun fungsional. Untuk melihat, menelaah, meneliti, dan mengevaluasi semua itulah maka kita memerlukan dan membutuhkan adanya laporan pertanggungjawaban (LPJ) sebagai bahan dasar untuk melangkah ke depan dan menggapai pencapaian yang lebih baik.

Laporan memang sudah menjadi sebuah kemestian yang tidak bisa dipungkiri dalam setiap langkah hidup manusia. Dalam kehidupan pribadi, terlebih lagi dalam aktivitas sebuah organisasi.

Oleh karena itulah maka laporan pertanggungjawaban ini disusun. Tentu saja masih banyak kekurangan dari laporan yang saya buat ini namun pun demikian semoga tidak mengurangi semangat untuk menjadikan laporan ini sebagai sebuah wahana untuk bercermin sebelum kita memasuki kepengurusan yang baru.

Kendala-kendala yang Dihadapi

- Fungsional

Sebagai seorang konselor yang kurang-lebih telah bergabung dengan Madani Mental Health Care (MMHC) selama dua tahun, dari tahun 2007 sampai dengan 2009 tentu saja saya menghadapi berbagai macam kendala ketika terjun langsung di lapangan atau berhadapan dengan santri dan orang tua santri dengan segala kompleksitas masalah yang ada.

Di antara kendala-kendala yang saya rasakan (tentu saja ini sangat subyektif) selama ini antara lain adalah:

Pertama, belum adanya konselor yang layak dijadikan model. Sebagaimana metode holistik (terpadu) Prof. Dadang yaitu bio-psiko-sosio-spiritual. Kendala yang saya rasakan di lapangan adalah belum adanya konselor Madani yang mampu menguasai keempat unsur tersebut secara utuh dan menyeluruh.

Kedua, lembaga "nirlaba" atau lembaga yang tidak profit oriented seperti Madani atau lembaga yang lainnya itu tidak mengedepankan profesionalitas. Namun yang dikedepankan adalah integritas (kerjasama tim yang jelas tanpa mempedulikan latar belakang pendidikan).

Hal ini kemudian menjadi kendala karena konselor harus belajar keras untuk bisa bekerja maksimal di lapangan karena apa yang dihadapi di lapangan pada umumnya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan konselor yang bersangkutan.

Ketiga, "Spiral pelanggaran hukum" (Heru Nugroho) adalah ketika sebuah pelanggaran peraturan atau hukum yang telah ditetapkan bersama tidak mampu ditemukan ujung pangkalnya.

Seperti halnya yang terjadi di Madani yang oleh Bagian Bidang Internal telah menggalakkan 09.00 o'clock movement namun aplikasinya hanya berlaku sekitar dua sampai tiga minggu. Setelah itu datang terlambat lebih dari pukul 09.00 WIB menjadi kebiasaan kembali.

Coba kita cari ujung pangkal mengapa setiap ustadz pasti selalu datang terlambat? Mengapa terlambat datang di tempat kerja sudah menjadi hal yang sangat biasa dan membudaya?

Kita pasti tidak akan menemukan jawaban pastinya. Itulah yang saya maksud dengan "spiral pelanggaran hukum" yang terjadi di Madani selama ini.

Saran-saran

Berbagai macam kendala yang telah saya tuliskan di atas itulah yang kemudian menjadi pemikiran dasar saran-saran saya.

Pertama, hendaknya diperbanyak latihan dan pengikutsertaan para konselor secara berjangka, rutin, dan bergilir untuk menambah keterampilan dan skill konselor dalam menangani permasalahan di lapangan yang sangat kompleks dan absurd.

Tanpa adanya pembekalan yang memadai akan sangat sulit bagi Madani untuk memiliki konselor yang berkualitas dan bisa menjadi uswatun hasanah bagi konselor yang lainnya.
Kedua, Madani mungkin belum mampu bekerja profesional secara maksimal dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, namun kekuatan Madani sebenarnya adalah pada integritas, kesolidan, kekompakkan, dan tentu saja semangat untuk terus belajar secara individu atau pun kelompok.

Penutup

Demikianlah laporan pertanggungjawaban yang bisa saya buat. Semoga bisa menjadi bahan evaluasi bagi penulis dan pada umumnya bagi sidang pembaca semua.

Wassalaamu'alaikum wr.wb.

Mohamad Istihori

Perahu Akidah dan Gelombang Ombak Masalah

Kepulauan Seribu, Jum'at, 251209

Perahu Akidah dan Gelombang Ombak Masalah

Oleh: Mohamad Istihori

Kiai Jihad bertanya pada santrinya, "Apakah kalian merasa takut tenggelam ketika kalian berada di atas perahu, saat perahu tadi berlayar menerjang gelombang ombak yang datang?"

Mat Semplur sebagai salah satu santri Kiai Jihad yang sangat rajin mengikuti pengajian Kiai Jihad menjawab dengan penuh keyakinan, "Tidak!"

"Apa yang membuat kamu tidak takut tenggelam wahai Semplur."

"Iya selama saya ada di dalam perahu mah saya nggak bakalan takut tenggelam Pak Kiai. Begitu saya berenang di tengah lautan. Meski pun memakai pelampung, baru deh tuh muncul perasaan takut tenggelam."

Kiai Jihad kemudian mengibaratkan bahwa demikianlah perumpamaan orang-orang yang memiliki akidah yang kuat.

Meski mereka di dalam kehidupan sehari-harinya dihadapkan pada gelombang ombak permasalahan hidup, baik yang mereka dapatkan dalam kehidupan pribadi, di keluarga, di masyarakat, atau di kantor mereka tidak akan tenggelam dalam jurang dosa dan kemaksiatan.

Akidah yang kuat inilah yang oleh Kiai Jihad diumpamakan seperti perahu yang kokoh yang mampu mengantarkan umat manusia mencapai tujuan hidupnya, yaitu duduk bersandar dan bermesraan dengan Kekasih Sejatinya kelak di akhirat.

Di akhir pengajiannya Kiai Jihad pun berpesan, "Wahai para santri yang sangat aku cintai dengan sepenuh hati, aku berpesan padamu sekalian, sebagai pemuda harapan masa depan bangsa, perkokohlah 'perahu akidah' kalian agar tidak tenggelam saat diterpa 'gelombang ombak permasalahan hidup'."

Pengajian telah bubar. Seluruh santri sudah kembali ke asrama asmaranya masing-masing. Yang tertinggal hanya Mat Semplur yang tertidur pulas tepat di depan Kiai Jihad.

Kiai Jihad pun menggebrak meja. Semplur kaget dan terbangun.

"Dasar Abu Nawwam!" ujar Kiai Jihad.

Kamis, 24 Desember 2009

Menerjang Ombak, Menerjang Kehidupan

Kepulauan Seribu, Jum'at, 251209

Menerjang Ombak, Menerjang Kehidupan

(Sebuah Refleksi dari Rapat Akhir Tahun "Fokus" Madani Mental Health Care di Villa Delima Kepulauan Seribu dari Kamis-Sabtu, 24-26 Desember 2009)

Oleh: Mohamad Istihori

Kalau, seandainya, jikalau, andai kata, nenek moyang kita dulu merasa takut menerjang besarnya gelombang lautan, besarnya ombak, dan badai maka niscaya tidak akan pernah ada dalam catatan sejarah kita adanya kerajaan-kerajaan masa silam seperti Samuderai Pasai, Kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Kesultanan Banten, Cirebon, dan lain sebagainya.

"Nenek moyangku seorang pelaut!" itulah kira-kira motivasi yang saya dapatkan untuk sedikit memberanikan diri ikut bersama teman-teman Madani Mental Health Care pada pagi Jum'at, 25 Desember 2009 ini.

Kami menyebut agenda hari ini adalah acara keliling pulau. Start dari Pulau Pramuka menuju beberapa pulau yang ada di Kepulauan Seribu seperti Pulau Kelapa (kemungkinan di sanalah kami akan mendirikan Sholat Jum'at), Pulau Air, Pulau Semak Daun, Pulau Bidadari, Pulau Untung Jawa, dan pulau-pulau lainnya.

Saya sendiri tidak tahu ke mana perahu ini akan menuju secara tertib dan berurutan. Akan ke mana sajakah perahu yang kami tumpangi ini akan berlabuh.

Karena bagi saya hal itu tidaklah terlalu penting. Yang terpenting bagi saya pribadi adalah menikmati deru mesin perahu, semilir angin yang bisa dikatakan sudah tidak lagi bertiup sepoi-sepoi namun saat ini bertiup agak kencang sehingga ombak dan gelombang lautan pagi ini pun lumayan membuat hati saya dag-dig-dug-der.

Suasana semakin semarak ketika perjalanan kami di tengah gelombang lautan kali ini disambut dengan sekawanan lumba-lumba yang berlompat gembira.

Ya Allah sungguh asyiknya gelombang dan ombak lautan-Mu pagi ini. Penuh tantangan tapi sekaligus mengasyikkan. Iya begitulah juga gambaran kehidupan.

Belum lagi kalau saya kaitkan dengan perjalanan Rapat Akhir Tahun MMHC yang diadakan tadi malam yang dimulai sekitar pukul 21.00 sampai dengan pukul 03.00 WIB.

Menjadi seorang konselor di MMHC bagi saya sama seperti kita mengarungi lautan yang penuh dengan gelombang dan ombak yang siap menerjang.

Pengalaman-pengalaman yang sudah saya dapat selama dua tahun menjadi seorang konselor di MMHC seperti santri kabur, kontak fisik dengan santri yang mengalami halusinasi tingkat tinggi, komplen dan keluhan dari orang tua santri yang menghakimi, dikibulin santri NAZA saat home care di luar kota merupakan "gelombang dan ombak" yang saya dapatkan di MMHC.

Semua kadang membuat saya sedih. Tapi, seperti ombak tadi, kalau kita bisa menghikmahi dan mengambil pelajaran dari semua pengalaman tersebut, insya Allah, kita akan mendapat kepuasan batin yang tidak terkirakan.

Sebuah kepuasan batin yang belum tentu didapatkan kalau seandainya saya bekerja di tempat lain meski dengan pendapatan per bulan puluhan juta rupiah.

Rabu, 23 Desember 2009

LDR (Long Distances Relationship)

Cibubur, Senin, 211209

LDR (Long Distances Relationship)

Oleh: Mohamad Istihori

Mat Semplur dini hari ini tiba-tiba saja mendatangiku. Sudah lama juga saya tidak jumpa dengan dia. Mungkin dia sekarang sedang sibuk dengan sesuatu.

"Ke mana aje ente?" tanya saya menyapa.

"Nggak ke mana-mana. Ada kok."

"Oh kirain udah lupa kali sama ane."

"Iya nggak-lah. Meskipun sekarang ane dah punya pacar ane akan tetap dong berkunjung."

"Loh emangnya ente sekarang udah punya pacar?" saya kaget juga mendengar Mat Semplur yang urakan itu kini sudah memiliki seseorang yang kini telah mengisi 'lubang di dalam hatinya.'

Beda dengan saya yang sudah mati-matian melakukan segala macam cara, dari mulai sok menjadi orang alim atau sok berintelektualitas tinggi tapi tetap aja sampai hari ini masih terdaftar dalam komunitas "IJo LuMut" alias "Ikatan JOmblo LUcu dan iMUT."

"Tapi kami berdua sekarang saling berjauhan secara jarak. Saya ada di sini dan dia saat ini berada nun jauh di sana." ujar Mat Semplur.

"Oh berarti ente sekarang menjalin LDR dong." kata saya.

"LDR? apa tuh LDR?" tanya Mat Semplur.

"LDR itu kependekan dari Long Distances Relationship. Atau hubungan (pacaran) jarak jauh. Nah bagi ente LDR ini merupakan sebuah keuntungan atau sebuah kerugian?"

"Bagi saya," ujar Mat Semplur, "LDR itu merupakan sebuah berkah yang tidak terkirakan dari Allah."

"Loh kok bisa gitu?" tanya saya belum memahami jalan pikiran Mat Semplur.

"Iya lah LDR itu kan meminimalisir maksiat. Sebagai orang lemah kan belum tentu kalau kita pacaran jarak dekat bisa menghindari diri dari melakukan maksiat.

Kita kan orang normal. Istilahnya "kucing garong." Kucing mana sih yang kalau diberi tulang terus dia menolak. Lelaki mana sih yang menolak kalau pacarnya udah "sange".

Atau sebaliknya, wanita mana sih yang bisa menolak kalau pacarnya sudah minta ini-itu sebagai bukti cinta kecuali mereka yang sudah terbukti imannya dalam langkah nyata kehidupan sehari-hari. Yang imannya bukan hanya di mulut doang.

Untungnya mereka yang LDR kan jarang ketemu. Jadi kemungkinan melakukan maksiat jadi semakin kecil."

"Tapi itu semua bagi saya mah tergantung orangnya. Kalo orangnya emang 'tampang selangkangan', mau LDR kek, mau pacaran jarak dekat kek, maksiat mah tetap aja maksiat." ujar saya.

"Iya maka dari itulah sebagai manusia kita harus selalu mencari suasana, kondisi, dan lingkungan yang bisa menjaga kita dari melakukan hal-hal yang tidak diharapkan oleh Allah SWT." kata Mat Semplur.

Wah saya sangat nggak nyangka. Mat Semplur yang selama ini saya kenal sebagai manusia yang cuek dan urakan bisa memberikan pencerahan yang luar biasa dini hari ini.

Thanks you so much Mat Semplur. Jangan pernah bosan mengunjungi kami yang sangat butuh ilmu-ilmu kehidupan darimu itu. Mat Semplur pun berlalu keluar kamar saya tanpa sepatah kata.

Kata-kata Hikmah

CBS, 071209

Kata-kata Hikmah

Oleh: Mohamad Istihori

(1) "Jangan pernah bosan untuk mengulangi kebaikan. Dan, jangan pernah memiliki niatan untuk mengulangi kesalahan."

(2) "Ya Allah sucikanlah lidah kami dari kedustaan dan bersihkanlah hati kami dari kemunafikan."

(3) "Setiap orang pasti akan menemukan jalannya untuk bertemu dengan Tuhan."

(4) "Semoga ibu-bapak mau merestui pernikahan kami karena Allah. Bukan karena memandang saya ini punya apa atau saya ini siapa!" ujar pemuda miskin itu ketika hendak melamar pacarnya yang anak orang kaya.

(5) "Kepercayaan itu bukan untuk dipertanyakan. Kepercayaan itu harus dibuktikan. Kalau kepercayaan selalu dipertanyakan ia malah akan menimbulkan pertanyaan yang lebih besar!"

(6) Banyak orang menolak hukuman qishoh dan hukuman pancung. Tapi begitu, misalnya, harta kita dirampok orang dalam jumlah yang mencapai nishob baru kita teriak,"potong tangannya!"

Atau ketika, naudzubillah, ada salah satu anggota keluarga kita yang menjadi korban pembunuhan barulah dengan penuh emosi kita juga akan teriak dengan lantang, "Bunuh! Bunuh! Bunuh!

"Ya Allah betapa canggihnya akal manusia sehingga Tuhan pun berusaha kita bodoh-bodohin."

(7) "Mari kita saling mengajak. Jangan malah saling menginjak. Mari kita saling merangkul. Jangan malah saling pukul."

(8) Duh susahnya anak zaman sekarang, dikerasin berontak. Dibaein dia malah ngelunjak. Paling enak emang dijitak. Pala ampe pitak dicukur Poltak."

(9) "Saya rasa masyarakat sudah sangat memiliki kecerdasan untuk menolak atau menerima Miyabi di Indonesia. Baik Miyabi yang nyata atau Miyabi yang ada di dunia maya. Atau bahkan Miyabi wa akhowatuhaa."

(10) "Karena itulah metode dakwah yang paling efektif. Dakwah binafsik adalah berdakwah dengan suri tauladan, berdakwah dengan contoh langsung bukan cuma ngomong doang."

(11) "Malu, malu dong. Malu, malu dong, kalau kelihatan bodong. Malu, malu, malu dong. Kamu kelihatan bodong."

(12) Tanpa akal orang tidak hati-hati. Tanpa hati orang akan akal-akalan. Perjuangan akal itu ijtihad. Perjuangan hati itu namanya mujahadah.

Perjuangan akal dan hati yang berjalan bersamaan itul baru pantas disebut jihad. Setiap orang memiliki lahan jihadnya masing-masing berdasarkan perhitungan akal dan hatinya.

(13) Bila ada saudaramu menyampaikan ilmu agama, dan dia salah (karena kurang ilmunya), jangan dicela tapi sampaikan mana yang benar dengan ihsan (rasa kasih sayang). Jangan buat ia malu karena sesungguhnya seorang muslim adalah cermin bagi saudaranya yang lain. (Mutiara Hikmah).

(14) "Berbagai kecendrungan hati mengarah pada cinta dan kehidupan sedangkan berbagai syahwat naluri mengarah kepada kematian dan kekuasaan.

Hati adalah tempat diletakkannya cinta. Sesungguhnya kehidupan timbul karena cinta. Adalah pengetahuan, ia tempat disimpannya cinta.

Dengan demikian, hati akan hidup oleh pengetahuan yang selanjutnya ia menjadi ringan. Ketika hati ringan ia akan cepat pada ketaatan.

(15) "Cinta merupakan metode untuk memperoleh di luar jalan yang rasional dan empiris tetapi melalui melalui ilham profetik dan atau visi kerohanian yang terang."

(16) "Jika kebaikan yang tampak pada perbuatanku adalah dosa-dosa maka katakanlah kepadaku, bagaimana aku harus meminta maaf?"

(17) "Kenangan seseorang itu adalah umurnya yang kedua, dan keinginannya yang tak kesampaian. Selebihnya adalah kesibukannya."

(18) "Aku hanya ingin cinta tulus, yang akan menjadikan aku raja di hatinya, yang membuat aku selalu hidup di istana indah dan rapi, yang merasakan bahagia di sisiku. Kaulah pelangi dalam diriku."
(Mas Gagah, Senin, 14 September 2009)

(19) "Kuatkan akidah dalam ibadah karena dunia ini sudah tua dan goyah."

(20) "Knowledge is power (but) character is more."

(21) "Ada harkat, martabat, dan derajat. Martabat adalah kemuliaan manusia menurut pandangan sesama manusia.

Derajat adalah kemuliaan manusia menurut pandangan Tuhan.

Jadi derajat lebih tinggi daripada martabat. Nah untuk bisa naik level, dari level martabat ke level derajat kita butuh harkat (harokah, gerakan, atau dinamisasi). Lo harus grak! Lo harus grak! Oh kawanku ayo maju!"

(22) "Orang-orang pada sibuk mencari belahan jiwa. Saking sibuknya sampe lupa sama belah dada. Akhirnya belahan jiwanya belum ketemu belahan dadanya udah dia umbar ke mana-mana."

(23) Orang yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang ada. Tidak akan pernah merasa nyaman dengan apa yang ia punya.

(24) "The best people doesn't always have the best everything, but they make the best of everything they have."

(25) Kalau kita tidak mampu memaknai sisi positif mengapa facebook (fb) harus lahir dalam peradaban manusia seperti kita sekarang maka kita tinggal menunggu saat di mana kita merasa jenuh, bosan, dan bt untuk kemudian beramai-ramai meninggalkan fb dan beralih kepada jejaring sosial maya yang lebih canggih.

(26) Mental org bsr tdk akn down olh cemoohan,hinaan,&prlakuan tdk mngenakkn lainx krn ia ykn bhw masa dpn&tujuan hdpx lbh bsr dr smua itu.

(27) Kalau kita bisa memaknai kekalahan maka kekalahan adalah cara lain membangun kehormatan.

(28)
1.
"Man nashoro akhohu bidzhohril ghoibi nashorohullahu fid dunya wal akhiroti."

Rosul bersabda: "Barang siapa yang menolong saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang ditolong maka Allah akan menolongnya di dunia dan akhirat."
2.
"Man nadzoro ila wajhi akhihi nadzota uddin ghufirolahu."
"Barang siapa yang memandang wajah saudaranya dengan wajah yang enak maka Allah akan mengampuni dosanya."

Lagu Buat Istriku Tercinta

CBS, Jum'at, 181209

Lagu Buat Istriku Tercinta (Karangan Sawung Jabo)

Diambil dari Catatan FB Sawung Jabo oleh: Mohamad Istihori

Aku rebahkan diriku di pangkuanmu
Setelah mengembara ke delapan penjuru
Di setiap sudut perjalananku kau menunggu
Dengan senyum di wajahmu

Kau berikan berkah kepercayaanmu
Namun tidak selalu bisa ku baca isyaratmu
Di saat langit dipenuhi warna kelabu
Aku termangu menyebut namamu,
Kekasihku..

Di belenggu kebodohanku
Di perdaya kemunafikkanku
Mengerti tapi tak memahami
Memahami tapi tak menjalani

Sering mengingkari ketulusan cintamu
Sering salah mengartikan kata-katamu
Dengan merunduk aku menghadapmu
Mengharap samudra maaf darimu

Sejauh hidup ini melangkah
Akhirnya kepelukkanmu jua
Kekasih..

Buat terkasih..

Sabtu, 19 Desember 2009

Budaya yang Tercerabut

Cibubur, Ahad, 201209

Budaya yang Tercerabut

Oleh: Mohamad Istihori

Sebelumnya saya sangat berterima kasih kepada KH. Asep Masykur yang telah memberikan pencerahan pada Ahad pagi ini. Meski obrolan kami terbilang sangat singkat, itu pun ngobrolnya sambil sarapan nasi uduk yang rutin dihidangkan Pak Warso setiap selesai pengajian Ahad pagi di Musholah ar Rohmah.

Kiai yang pernah kuliah di IPRIJA (Institut Pembinaan Rohani Islam Jakarta) itu membuka obrolan pagi kami kali ini dengan mengatakan bahwa kuatnya agama Islam di Indonesia ini karena nilai-nilai Islamnya tertanam kuat dalam setiap budaya masyarakat Indonesia.

Berbeda dengan Spanyol atau Turki. Mengapa Islam bisa "lenyap" dari negara tersebut? Hal tersebut karena agama Islam pada negera tersebut tercerabut dari budaya masyarakatnya.

Bagi mereka, apalagi saat ini jangan sekali-kali berpikir untuk memasukkan Islam dalam segala sendi kehidupan. Itu artinya Islam bagi mereka harus dipisahkan dari budaya, politik, ekonomi, dan sosial kehidupan mereka.

Kalau nilai-nilai Islam diterapkan secara kaaffah dalam segala sendi kehidupan bernegara dan bermasyarakat, bagi mereka itu cuma ngerepotin mereka saja.

Hal ini sangat berbeda dengan keadaan Islam di Indonesia. Sejak awal penyebarannya, Islam diakrabkan, dikombinasikan, dimasukkan, dan disinergikan dengan kebudayaan yang ada pada masyarakatnya.

Namun sangat disayangkan hal ini tidak disadari oleh semua kalangan. Makanya jangan heran kalau tiba-tiba ada orang mengharamkan Mualid, melarang membacaan sholawat Barjanzi, atau mem-bid'ah-bid'ah-kan Yasinan dan Tahlil.

Dikit-dikit haram. Sebenar-sebentar bid'ah. Saeutik-saeutik sesat. Sungguh sangat disayangkan kalau budaya membaca sholawat Barzanji ketika merayakan hari ulang tanggal dan bulan (yang akrab meski salah, dibilang oleh orang Indonesia ulang tahun) dihilangkan.

Yang banyak dan marak saat ini malah merayakan hari ulang bulan di KFC atau di Mc D. Budaya membaca Yasin atau Yasinan diganti dengan ngobrol-ngobrol teu puguh tiap malam Jum'ah setelah Maghrib.

Padahal para wali udah capek-capek meluruskan budaya yang tidak benar agar tidak menyimpang dari ajaran Islam. Walau pun memang masih banyak di masyarakat kita budaya yang bertentangan dengan nilai Islam. Hal ini sebenarnya dikarenakan masih ada yang belum mampu memilah, memilih, dan membedakan antara budaya dan agama.

Padahal batas agama dan budaya kan sudah sangat jelas. Kalau agama datang langsung dari Allah. Maka nilai kebenaran yang berlaku dalam agama adalah mutlak dan tidak bisa ditawar.

Sedangkan kebenaran budaya itu relatif. Karena budaya adalah usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah. Maka kalau ada budaya yang malah justru menjauhkan manusia kepada Tuhan-nya maka itu sebenarnya bukan budaya.

Maka tugas kita semualah, manusia, sebagai khalifah Allah di muka bumi ini untuk merubah format budaya yang menjauhkan manusia dari Tuhan-nya menjadi budaya yang menjadikan setiap manusia menjadi lebih mengenal dan akrab dengan Tuhan.

Maka dari itu tantangannya sekarang adalah bagaimana menumbuhkan kreativitas kita, sense of art and culture, naluri berkesenian dan berkebudayaan kita agar mampu menciptakan budaya tanding atas budaya-budaya yang nggak bener yang semakin hari semakin merajalela.

Bukan malah mengharam-haramkan dan melarang orang untuk mengekspresikan pemahaman agama lewat kekayaan budaya yang mereka miliki.

Apalagi, dunia internasional pun tahu, bahwa Indonesia itu sangat kaya dengan budaya. Sangat sayang kalau satu per satu budaya kita sedikit demi sedikit tercerabut dan untuk kemudian diakui dan diklaim oleh negara lain.

Manusia mampu menemukan Tuhan melalui apa saja yang telah Tuhan ciptakan bagi manusia. Termasuk budaya. Kalau ada orang melarang penyelenggaraan budaya (yang tentu saja tidak melanggar dan menyimpang dari nilai-nilai agama), itu sama saja ia melarang orang lain untuk mendekatkan diri dan mengenal Tuhan-nya.

Maka berhati-hati dan waspadalah wahai saudaraku. Jangan terlalu cepat kau ambil keputusan untuk melarang, mengharamkan, dan mem-bid'ah-kan budaya bangsamu sendiri.

Mencoba Terus Menafsir Makna Hijrah

Cibubur, Ahad,010209

Kumpulan Hikmah Pengajian Bulanan Masjid al Istiqomah.

Pembicara: Ust. Hasyim Musa.

Mencoba Terus Menafsir Makna Hijrah

Setiap muslim harus terus-menerus menafsir makna hijrah. Esensi dan hakikat hijrah memang tidak bisa diubah, namun penafsiran merupakan sesuatu yang mutlak yang harus selalu dilakukan sebagai sebuah proses belajar agar hijrah bisa dipahami oleh siapa saja dengan bahasa yang sederhana dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Penafsiran yang berusaha saya lakukan melalui tulisan ini bisa saja berbeda dengan penafsiran yang saya lakukan melalui tulisan saya yang lain ke depan. Hal itu karena penafsiran hijrah bersifat dinamis tidak statis.

Tidak ada yang pernah berubah dalam kehidupan di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Al hayaatu hiyal harokah. Hidup itu adalah perubahan. Tidak ada yang patut dilakukan oleh setiap manusia di dunia kecuali melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

- Penanggalan Hijriyah

Mengapa awal tanggalan kalender hijriyah diambil dari awal Rosul dan para sahabat hijrah? Karena hijrah-lah awal dari tekad, niat, keinginan, kemauan, semangat, dan motivasi tinggi serta kuat untuk berubah dari kejumudan menuju kedinamisan. Dari yang berjalan di tempat menuju maju jauh ke depan.

Kalau awal kalender hijriyah diambil dari tanggal kelahiran Nabi Muhammad saw, khawatir dan takut terkesan memitoskan Nabi Muhammad secara berlebihan.

Dan, tak ada perubahan dalam hidup manusia kecuali diawali dengan niat, tekad, kemauan, dan motivasi kuat.

- Syahid Hafidz

Mengapa Israel juga membunuh orang-orang sipil? Termasuk anak-anak Palestina yang tak berdosa? Ini sangat patut menjadi The Big Question yang patut kita lontarkan ketika menyaksikan kebiadaban Israel akhir-akhir ini.

Menurut beberapa informasi, hal ini dilakukan Israel karena mereka takut dengan program Palestina yang sedang gencar-gencarnya memprogram anak-anak (sejak usia dini) untuk menghafal al Quran.

"May yuridillahu khoeron yufaqqihu fid diin."
"Barang siapa yang Allah kehendaki atasnya kebaikan. Maka Allah akan memberikannya pemahaman agama."

- Sang Pembicara

Seorang pembicara harus benar-benar menguasai materi atau tentang apa-apa saja yang akan dia bicarakan.

Semua harus diperhatikan agar ketika dia sudah berada dihadapan jama'ahnya dia akan lancar dan menguasai keadaan mad'u-nya.

Oleh karena itu sang pembicara harus betul-betul terlebih dahulu merinci dengan sedetail mungkin apa-apa yang akan dia sampaikan di hadapan para jama'ah.

- Dekat dengan Allah dan Dekat dengan Rakyat

Setiap orang harus memiliki dan menemukan cara mereka masing-masing untuk senantiasa mendekatkan diri dengan Allah.

Dekat dengan Allah itu sangat mudah loh. Beda dengan yang dirasakan oleh para wakil rakyat kita selama musim kampanye. Mereka sangat kesulitan untuk mendekatkan dirinya dengan rakyat.

Iya terang aja merasa kesulitan untuk mendekatkan diri dengan rakyat, lah wong emang pada dasarnya mereka tidak memiliki budaya bergaul dengan rakyat.

Mereka menganggap rakyat itu bawahan mereka dan mereka adalah atasannya. Mereka sama sekali tidak sadar bahwa yang berlaku secara ilmu adalah bahwa rakyat adalah atasan atau majikan mereka. Dan, mereka adalah wakil, pembantu rumah tangga rakyat yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

- Keunggulan Sedekah

Keunggulan sedekah adalah terletak pada inisiatif kita untuk memberi kepada siapa saja yang memang membutuhkan pertolongan kita tanpa diminta terlebih dahulu. Bukan setelah ada yang meminta.

- Membangun Toleransi Antar Ustadz

Ketika ada ustadz sedang ceramah di hadapan para santri, maka ustadz yang lain hendaknya jangan keluar. Ustadz juga ikut program iya?

Kecuali ada santri yang memang mendadak keluar, iya bolehlah ustadz mendampinginya. Atau mengajaknya kembali pada program yang sedang berlangsung.

Tapi kalau tidak ada apa-apa. Nggak ada angin. Nggak ada hujan, eh ustadz keluar, nyelonong, maka itu patut dipertanyakan.

"Loh kok Ust Anu malah keluar? Lah wong di sini sedang ada program kok!"

Coba sekarang kita sebagai ustadz sedang berbicara, eh tahu-tahu, ustadz yang lain keluar begitu saja tanpa ada alasan yang bisa diterima akal sehat. "Sakiiit hati saya!"

Pasti terlintas dalam benak kita, "Loh-loh kok malah pada keluar sih? Kan program baru dimulai. Ini ustadz gimana sih? Bukan mendukung program malah merobohkannya, acuh tak acuh, dan tak peduli?"

- Resiko Kehidupan

Ketika keyakinan kita terlalu sering bertentangan dengan kenyataan maka lambat laun, menurut salah satu pakar pengobatan alternatif, akan menjadi penyakit. Maka, qullil haqqo walauu kaana murron.

Katakan saja yang hak (yang benar) dengan cara yang baik dan indah. Meski itu terasa pahit. Karena kehidupan adalah kekuatan menanggung resiko hidup.

Ketika kita sudah tidak lagi mampu menerima, mengatasi, dan tidak siap menanggung resiko kehidupan, maka sebenarnya hidup kita adalah kematian.

Dan, mati adalah jalan terbaik bagi siapa saja yang tidak mau menerima resiko hidup. Maka terimalah resiko agar hidup lebih hidup.

Hadapilah resiko dengan senyuman dan tangan terbuka menerima kenyataan sambil terus-menerus kita berusaha mengambil pelajaran darinya.

Kamis, 17 Desember 2009

Para Pencari "Celah"

Cibubur, Senin, 071209

Para Pencari "Celah"

Oleh: Mohamad Istihori

Menurut salah satu budaya yang berlaku di salah satu daerah di Jawa Barat (Jabar), kalau orang pacaran, dalam proses perkenalan, ta'aruf-an, atau apapun istilah yang berlaku, kita yakini, dan kita pakai (karena toh pada hakikatnya sama saja, hanya bergantung pada pasangan yang melakoninya) dari semenjak awal pacaran kita harus sudah memiliki komitmen yang kuat.

Bukan pacaran sekedar pacaran, apalagi pacaran yang just for fun, bukan pacaran yang orientasinya hanya untuk cari kesenangan sementara, bukan pacaran yang sekedar coba-coba, bukan pacaran yang niatnya saling memanfaatkan, atau sekedar mengambil keuntungan dan setelah tak lagi dapat keuntungan kemudian kita tinggalkan.

Maka jangan heran kalau sejak awal kita akan ditanyakan oleh orang tua pasangan kita tentang misalnya seberapa besarkah komitmen kita untuk tetap saling mencintai sehidup-semati.

Karena bagi masyarakat seperti ini pacaran bukanlah ajang permainan. Pacaran adalah sebuah ajang kesungguhan untuk mulai menapaki jejang hubungan yang lebih serius sebelum menikah.

Pacaran adalah sebuah momen pernikahan rohani bagi kedua belah pihak agar setelah menikah tidak ada lagi kata menyesal. Kalau sepasang kekasih ini sudah merasa cocok dan memang juga sudah saling mencintai maka keluarga besar pasangan kita akan menjaganya sampai datang waktunya di mana kita memang telah benar-benar siap untuk melamar tanpa memandang apakah kita orang miskin atau kaya.

Artinya kalau memang suatu hari datang pria kaya yang datang melamar maka pihak keluarga akan menjelaskan bahwa anak gadisnya sudah punya pacar yang memang benar-benar serius meskipun barang kali pacar anak perawannya itu berasal dari kalangan orang nggak punya.

Bagi masyarakat ini komitmen, kejujuran, nilai kesungguhan adalah lebih utama dari sekedar kekayaan. Artinya mereka lebih percaya kepada cinta dan kasih sayang daripada limpahan materi.

Corak budaya masyarakat seperti ini memang sangat oke namun bagi para penjahat kelamin atau bagi para pencari "celah" akan sangat dimanfaatkan benar-benar untuk memuaskan nafsu dan hasrat seksual mereka tanpa perlu bayar mahal.

Karena dalam pandangan mereka menikah merupakan suatu hal yang mudah dan murah. Maka cerai-na'udzubillah-bisa menjadi hal yang lumrah. Padahal itu adalah suatu yang yang sangat dibenci Tuhan.

Sementara di pusat kota Jakarta berlaku hukum, moral, budaya, kebiasaan, dan aturan main yang justru sebaliknya. Di Jakarta orang pacaran tidak membutuhkan komitmen untuk segera menikah atau untuk membina hubungan ke arah yang lebih serius.

Kalau ada orang pacaran ditanya, "Lu kapan mau nikah?"

Maka dijawab, "Alah nikah mah gampang. Jangan mikirin nikah dulu. Gua kan masih muda. Ngapain sih buru-buru mau nikah."

Ditambah lagi orang tua masyarakat Jakarta kerap mengajarkan, "Kalo pacaran-pacaran aja dulu. Tapi jangan buru-buru mikirin kawin."

Kelonggaran budaya seperti inilah yang kemudian dimanfaatkan dengan sangat licik oleh para pencari celah dan para penjahat kelamin untuk menjadikan pacaran sebagai wahana untuk mengumbar hawa nafsu mereka.

Maka sebenarnya yang menjadi masalah adalah bagaimana kedewasaan dan kejujuran hati nurani kita semua untuk menyikapi kedua nilai budaya tersebut dengan tepat.

Bukan malah sebaliknya, mencari celah dari hukum tersebut demi memuaskan nafsu pribadi kita.

Jangan kayak para koruptor dan mafia peradilan di negeri ini ah, yang sangat paham seluk-beluk hukum sehingga mencari celah untuk memuluskan niat jahat mereka untuk merampok uang rakyat dan kekayaan alam negeri ini dengan jumlah yang tidak terkirakan.

Memahami Keanekaragaman Pikiran

Cibubur, Jum'at, 301009

Memahami Keanekaragaman Pikiran

Oleh: Mohamad Istihori

Kalau kita mau nyambung ngobrol sama orang, akan sangat sulit kalau kita tidak memahami jalan pikirannya. Manusia memiliki beraneka ragam pikiran dalam memandang kehidupan. Dan, semua dipengaruhi oleh banyak hal.

Di antaranya latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, pemahaman agama, pola pendidikan yang ia dapat dari orang tua, dan pengaruh lingkungan tempat ia bersosialisasi atau bergaul.

Sebenarnya masih banyak faktor lain yang bisa mempengaruhi jalan pikiran seseorang. Hal inilah yang membuat mengapa jalan pikiran itu sangat komplek. Maka untuk memahaminya pun dibutuhkan pengetahuan dari berbagai macam sudut pandang,

kalau kita hanya mengandalkan satu macam sudut pandang, apalagi sudut pandang itu hanya berdasarkan subjektivitas kita sendiri, maka kita akan mengalami berbagai macam benturan dengan berbagai macam sudut pandang pemikiran yang sangat beragam.

Budayawan Emha Ainun Nadjib membagi pemikiran menjadi empat jenis/gaya: pertama, gaya berpikir linier. Kedua, gaya berpikir zig-zag. Ketiga, gaya berpikir spiral. Dan, keempat, gaya berpikir siklikal.

Pertama, orang dengan gaya berpikir linier akan "nabrak-nabrak". Ibarat mobil yang jalannya lurus terus, nggak belok-belok maka dia akan menabrak apa saja yang ada di depannya.

Kedua, orang dengan gaya berpikir zig-zag adalah gambaran orang yang ling-lung, plin-plan, atau mencla-mencle.

Ketiga, orang dengan gaya berpikir spiral. Adalah tipe orang dengan gaya berpikir muter-muter nggak jelas. Kalau ditanya satu hal dia tidak langsung menjawab pada pertanyaan inti namun muter ke mana-meni dulu baru pertanyaan yang kita ajukan dia jawab.

Keempat, orang dengan gaya berpikir siklikal seperti orang thowaf, atau kalau kita pinjam bahasa agama orang dengan gaya berpikir siklikal adalah orang dengan gaya berpikir kaaffah atau menyeluruh.

Pada orang yang berpikir siklikal-lah kita harapkan ilmu dan bimbingan menempuh jalan kehidupan. Kepada mereka-lah kita bisa mengharap untuk mendapatkan pencerahan berpikir dan mampu menyelamatkan manusia dari kejumudan berpikir.

Enaknya lagi, orang dengan gaya berpikir siklikal akan bisa diajak ngobrol apa aja, dia akan connect dan nyambung diajak diskusi apa saja.

Komitmen Penegakan Hati Nurani

SMAN 6 Jakarta, Selasa, 15 Desember 2009

Komitmen Penegakan Hati Nurani

Oleh: Mohamad Istihori

Sungguh menyentuh pembukaan penampilan eLKis yang disampaikan Mansyur Al Faritsi pagi ini di aula utama SMAN 6 Jakarta, ia menyampaikan bahwa sekarang simpan rapih-rapih akal kita, kita save untuk sementara pemikiran kita yang katanya cerdas dan modern itu.

Untuk sekarang, mulai saat ini juga marilah kita kuatkan komitmen kita, kita tekadkan niat kita. Niat untuk hidup bersih dari NAZA merupakan suatu hal yang sangat berat bagi kehidupan saat ini.

Oleh karena itu marilah kita kuatkan komitmen kita untuk kembali menegakkan suara hati dan terus-menerus memperjuangkan komitmen hati kita untuk meninggalkan kebiasaan hidup mengkonsumsi narkoba dan gaya hidup seks bebas (free sex).

Coba sekarang kita bayangkan kalau dulu para pahlawan kita menggunakan akal mereka dalam menghadapi para penjajah. Mana bisa menang bambu runcing melawan tank-tank dan senjata berat lainnya.

Secara rasional mana bisa menang coba, pejuang Indonesia makan satu singkong bersama sedangkan lawan mereka para penjajah Belanda makannya roti untuk satu orang.

Tapi karena para pejuang kita memiliki komitmen untuk berjuang merebut kemerdekaan dari tangan menjajah maka mereka berani melawan penjajah.

Coba kalau saat itu para pejuang kita menggunakan akal atau itung-itungan maka hari ini kita belum tentu merasakan nikmatnya kemerdekaan.

- Prof. Dadang Hawari:

Peperangan dan Bencana Alam Terbesar

Peperangan dan bencana alam yang sangat besar sebenarnya adalah perang dan bencana melawan nafsu kita sendiri. Kita mungkin telah merasakan atau menyaksikan betapa dahsyatnya tsunami Aceh, gempa di berbagai daerah di Indonesia, atau jebolnya bendungan Situ Gintung.

Bahaya NAZA dan bahaya budaya seks bebas:

Indonesia adalah satu-satunya negara yang belum memiliki UU tentang alkohol. Padahal katanya Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak.

Tapi sekarang mah yang penting kita taat pada peraturan Allah kalau memang negara kita masih lemah untuk membuat peraturan tentang alkohol.

Semakin gencar kondomisasi maka akan semakin tersebarlah HIV/AIDS. Hal ini sebenarnya sudah diperingatkan semenjak 1.500 tahun yang lalu oleh Allah SWT.

Teman-teman kita yang kena narkoba itu ibarat ikan yang kena kail pancing. Susah banget lepasnya. Kita yang membantu mereka harus melepasnya secara perlahan-lahan.

Jangan memaksa mereka untuk lepas dari narkoba. Tapi ajarkan agar mereka bisa memaksa diri mereka sendiri untuk lepas dari narkoba. Kalau kita paksa, maka itu sama seperti melepas kail dari mulut ikan secara paksa. Mulut ikan akan robek dan menimbulkan luka.

Kalau seseorang lepas dari narkoba karena terpaksa oleh orang lain, bukan karena atas kesadaran mereka sendiri untuk memaksa diri sendiri agar bisa lepas dari jerat narkoba maka kita hanya akan menunggu kapan datang sugesnya untuk kemudian ia memakai narkoba lain.

Orang yang mengalami perubahan prilaku yang sangat drastis patut dicurigai dia memakai narkoba.

Sebenarnya teman-teman kita yang memakai narkoba itu adalah korban keadaan. Sekarang ini sangat mudah orang mendapatkan narkoba. Bahkan beberapa dokter error pun justru turut menyebarkan narkoba. Na'udzubillahi min dzaalik.

- dr. Aisyah Dahlan:

"Otak Udang"

Narkoba itu menyerang bagian tubuh yang paling tinggi kolesterolnya. Dan, ternyata organ tubuh manusia yang paling tinggi kolesterolnya adalah otak. Maka wajar kalau orang yang pernah memakai narkoba organ yang paling rusak adalah otak mereka.

Dari sinilah kita seharusnya bisa lebih bijak dan cerdas dalam menghadapi pasien korban narkoba.

Kalo Belum Bisa Makan Nasi, Makan Bubur Aja Dulu

CBS, Ahad, 131209

Kalo Belum Bisa Makan Nasi, Makan Bubur Aja Dulu

Oleh: Mohamad Istihori

Saya sebenarnya sangat kasihan melihat teman-teman santri Madani Mental Health Care (MMHC) yang sudah pada keluar dari program Transit House (TH) tanpa rekomendasi dari Prof. terlebih dahulu.

Selain itu, dilihat dan dinilai dari perkembangannya selama mengikuti program TH di MMHC pun mereka belum maksimal. Beberapa program mereka ikuti malas-malasan. Bahkan ada beberapa santri TH MMHC yang belum satu kali pun mengikuti salah satu program di MMHC.

Misalnya ketika diajak berjama'ah mereka beralasan sakit pinggang, sakit perut, pusing, nge-drop, pegel, ada yang gerakin, dan berbagai macam alasan lain yang mereka buat-buat sendiri.

Namun tiba-tiba teman-teman kita ini merasa sudah baik-baik saja. Sudah PD banget kalau dia itu pasti bisa menghadapi dunia luar yang "kejam, liar, nakal, dan brutal."

Mereka berpikir mampu seperti itu karena mereka sedang berada di MMHC yang diawasi dan didampingi para konselor 24 jam. Tapi sebenarnya mereka juga sadar bahwa kalau mereka di luar, tanpa ada pihak yang mengawasi mereka belum tentu mampu untuk meninggalkan masa lalunya yang kelam.

Maka saya mulai merasa sudah sangat tidak heran lagi kalau ada santri kambuhan, re-laps, dan kerjaannya cuma bolak-balik MMHC atau berpindah dari satu tempat rehab ke tempat rehab yang lain.

Tinggal di Madani itukan ibarat orang makan bubur. Aturannya masih lembek, banyak toleransinya, dan tidak ada yang macam-macam. Sedangkan kalau mereka sudah di luar itu ibarat makan nasi.

Nasi sudah pasti lebih keras dari bubur. Kalau "makan bubur di Madani" aja mereka belum mampu bagaimana coba keadaan mereka ketika ketemu "nasi" di luar.

Kalau makan bubur aja pencernaan mereka masih belum kuat apalagi kalau dikasih makan nasi ketika mereka sudah keluar dari Madani. Sungguh saya tidak bisa membayangkan betapa pusingnya keluarga mereka melihat musnahnya harapan mereka melihat anggota keluarganya yang tidak kunjung memiliki i'tikad kuat untuk menjalani hidup yang lebih berkualitas.

Bete

Cibubur, Jum'at, 301009

Bete

Oleh: Mohamad Istihori

Perasaan-perasaan dalam diri manusia senantiasa berubah-ubah. Kadang gembira, kadang bersedih, kadang susah, kadang mudah, kadang senang, tapi kadang juga merasa bete (bosan total).

Mengapa seseorang bisa merasakan bete? Lalu bagaimanakah agar kita tidak merasakan bete?

Perasaan bete bisa muncul karena kita melakukan berbagai macam aktivitas secara berulang kali namun kita tidak mampu mengambil hikmahnya dan tidak bisa memaknainya.

Atau bisa juga kebetean muncul karena apa yang kita harapkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Padahal kita sudah menunggu sangat lama. Tapi harapan tak kunjung datang.

Namun bete bukanlah suatu yang harus dihindari. Tapi ia justru harus dihadapi. Semakin kita menghindari bete maka kita akan semakin merasa jenuh.

Banyak orang menghindari dan berusaha menghilangkan bete dengan cara tidur-makan, tidur-makan. Kalau kita kayak gitu terus, maka insya Allah kita akan semakin bete. Dan, saya rasa hal itu bukanlah merupakan suatu solusi yang bijak.

Apalagi kalau menghindari bete-nya dengan cara melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Itu merupakan kebejatan yang luar biasa bukan lagi kebijakan dalam mengambil keputusan.

Dan lagi hidup seperti zaman sekarang wabah bete ini begitu gampang untuk menyebar. Hal ini dikarenakan masyarakat zaman sekarang selalu hidup di dalam tekanan-tekanan.

Di rumah mendapat tekanan dari keluarga. Di kantor mendapat pressure dari pekerjaan yang bertumpuk dan atasan yang tidak kenal kata toleransi. Di kampus mendapat tekanan tugas-tugas kuliah. Di sekolah mendapat tekanan PR yang selalu ada setiap hari.

Tekanan-tekanan yang datang menghujam dari berbagai sisi kehidupan manusia zaman sekarang inilah kemudian yang berpotensi menimbulkan kebetean. Apalagi kalau kita tidak mampu menyikapinya dengan tepat dan dewasa.

Yang lebih parah lagi kita bukan lagi bete tetapi, banyak di antara kita, yang mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup ini dengan cara bunuh diri akibat sudah tidak kuat lagi menanggung beban kebetean yang kian hari kian "menggunung".

Hanya kepada Allah-lah sepatutnya kita berpasrah atas segala masalah dan tekanan hidup yang menimpa kita. Di saat kita sendiri. Di saat orang-orang yang kita cintai satu per satu pergi.

Di saat orang-orang yang dulu dengan setia bersedia mendengarkan keluh-kesah kita mulai lelah untuk menampung curhat-curhat kita, maka ingatlah bahwa ada Zat Yang Maha Mampu untuk memberikan solusi atas permasalahan hidup kita, ada Zat Yang Maha Mencintai kita, dan ada Zat Yang Maha Bersedia mendengarkan curhat-curhat kita tanpa kenal lelah. Dialah Allah SWT.

Jumat, 11 Desember 2009

Tuhan, Agama, dan Utusan-Nya

CBS, Kamis, 101209

Pengajian Ust. Fuad

Tuhan, Agama, dan Utusan-Nya

Oleh: Mohamad Istihori

"Rodhiitu billahi robbaa-wa bil islaami diinaa-wa bi muhammadin nabiyaw wa rosuulaa."

1. "Rodhiitu billahi robba."

- "Rodhiitu" = "Aku, saya, atau gue telah ridho atau ikhlas."
- "Billahi"= "Dengan atau bersama Allah."
- "Robbaa"= "Sebagai Tuhan."

Maka dengan keridhoan dan keikhlasan seperti ini kita sebagai manusia berati telah membangkitkan kesadaran kita bahwa kita itu sebenarnya bukanlah apa-apa apalagi siapa-siapa. Lah wong apa-apa aja bukan apalagi siapa-siapa.

Kesadaran merupakan salah satu unsur vital yang harus kita miliki. Kalau sepanjang hidup kita sadar maka kita tidak akan pernah merasa sengsara. Kesengsaraan hadir hanya saat diri kita dalam keadaan tidak sadar.

2. "Wa bil islaami diinaa."

- "wa"= "dan"
- "Bil"= "dengan atau bersama"
- "islaami"= "selamat atau keselamatan"
- "diinaa"= "sebagai agama"

3. "Wa bi muhammadin nabiyyaw wa rasuulaa."

- "wa"= "dan"
- "bi"= "dengan"
- "muhammadin"= "Muhammad"
- "nabiiyaw wa"= "sebagai Nabi, dan"
- "rosuulaa"= "sebagai Rosul."

Muhammad memiliki keunggulan yang sangat luas. Beliau selain sebagai seorang Nabi juga sebagai seorang Rosul. Sebagai Nabi berarti Muhammad adalah manusia pilihan (al Mushthofa) maka ikutilah ia. Sebagai Rosul berarti Muhammad adalah seorang utusan maka taatilah ia.

Dari tiga doa di atas dapat kita tarik bahwa kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat sangat bergantung pada tiga hal: pertama, Tuhan. Kedua, agama. Dan, ketiga adalah utusan Tuhan.

Kamis, 10 Desember 2009

Para Pengeyel dan Duri-duri Kemusyrikan

Cibubur, Sabtu, 051209

Tafsir Jalalain hal. 54

Para Pengeyel dan Duri-duri Kemusyrikan

Oleh: Mohamad Istihori

Asbabun Nuzul ayat ini adalah ketika di kalangan Nasrani Najran berdebat keras dengan kalangan Yahudi mengenai tingkat Nabi Ibrahim. Kalangan Nasrani menyangka bahwa Ibrahim adalah berasal dari Nasrani dan mereka merasa mengikuti agama Ibrahim.

Begitu pula kalangan Yahudi menyangka sebagaimana sangkaan kalangan Nasrani. Kalangan Yahudi menyangka bahwa Ibrahim adalah berasal dari kalangan Yahudi dan merasa mereka telah mengikuti agama Ibrahim.

Akhirnya kedua golongan tersebut datang kepada Nabi Muhammad saw untuk meminta pendapat. Lalu beliau pun bersabda: "Kullul faariqoini kaadzibun." "Kedua belah pihak adalah pembohong/pendusta."

Mendengar ucapan Rosul tersebut, kalangan Nasrani berkata, "Tidakkah kau Muhammad kecuali agar menjadikan kami ma'bud (yang disembah) sebagaimana kalangan Yahudi menjadikan Uzair sebagai Tuhan."

Mendengar perkataan kayak gitu, iya tentu saja kalangan Yahudi merasa tersinggung-lah. Makanya mereka pun menimpalinya dengan berkata, "Tidakkah kau Muhammad berkata seperti itu agar kami menuhankanmu sebagaimana kalangan Nasrani telah menuhankan Isa."

Dua kalangan di atas sebenarnya tahu bahwa Ibrahim bukanlah berasal dari kalangan mereka berdua. Hanya karena mereka tidak mau menerima kebenaran tersebutlah maka mereka ngeyel dengan mengatakan hal yang demikian untuk menyindir Muhammad.

-Kalimah di sini adalah kalam yang meliputi isim, fi'il, dan huruf. Ia adalah kesepakatan yang sama-sama benar.

Duri-duri Kemusyrikan

- Wa laa tusyrika bihi syaiaa

Orang Islam mah jangan kayak Yahudi yang menjadikan Uzair sebagai Tuhan atau kayak Nasrani yang menjadikan Isa sebagai Tuhan.

Orang Islam yang lemah kerap mengkultuskan para wali (arbaaban) sehingga kerap pula tersisipi kemusyrikan-kemusyrikan yang tidak disadari.

Ziarah itu memang bagus tapi sangat berpotensi menimbulkan kemusyrikan maka menurut salah satu qoul ushul fiqh: "Idzaj tama'al haroomu was sunnatu qudimal haroom." = "Ketika berkumpul haram dan sunah maka dahulukanlah yang meninggalkan haram."

Maka kalau belum kuat-kuat akidah kita mah jangan ziarah kaditu-kadiye mae atuh. Mendingan ngaji aja dulu. Baru kalau udah paham apa itu ziarah, apa maksudnya, bagaimana tata caranya, dan lain sebagainya barulah laksanakan ziarah.

Ziarah itu sangat banyak "durinya". Maka berhati-hatilah dalam berziarah agar tidak tertusuk duri-duri kemusyrikan.

Ulang Hari, Ulang Tanggal, dan Ulang Bulan

Cibubur, Rabu, 091209

Ulang Hari, Ulang Tanggal, dan Ulang Bulan

Oleh: Mohamad Istihori

Dari sekian banyak hal yang menimbulkan keheranan yang tidak terkirakan yang bisa saya temui sepanjang hidup saya ini, salah satunya adalah istilah "ulang tahun" atau yang biasa kita singkat "ultah".

Bagaimana saya tidak terheran-heran, saya rasa, semua orang juga sudah tahu bahwa tahun itu tidak akan pernah berulang. Entah dari mana munculnya istilah "ultah" di Indonesia? Siapa juga yang pertama kali mengungkapkannya?

Kalau kita perhatikan kalender sekilas saja, maka kita sebagai orang yang sangat awam juga akan mengetahui bahwa yang mungkin berulang itu adalah hari, tanggal, dan bulan. Sedangkan tahun sampai kapan pun tidak akan pernah berulang.

Tahun 2009 yang saat ini sedang kita rasakan, tidak akan pernah ada lagi 2009 yang kedua. 2009 tidak akan pernah berulang lagi.

Dari kesalahan berpikir masalah "ulang" inilah yang kemudian menjadikan manusia Indonesia pada umumnya adalah manusia yang sudah tidak mampu lagi untuk menuntut ilmu tentang "mana hal yang harus diulangi dan mana hal yang tidak boleh diulangi lagi".

Bagaimana bangsa ini memiliki sensitivitas untuk menggali "mana hal yang harus diulangi dan mana yang tidak boleh lagi diulangi" dengan segala kompleksitasnya, lah wong untuk menentukan mana yang bisa berulang di antara hari, tanggal, bulan, dan tahun saja sudah tidak mampu.

Otaknya udah nggak mampu menjangkaunya. Tumpul soalnya jarang dipake. Yang lebih sering dipake bangsa ini kan cuma fisik, emosi untuk marah, dan ngamuk.

Dalam bahasa Inggris "ultah" berarti birthday yang artinya adalah hari atau tanggal kelahiran bukan birthyear. Dalam bahasa Arab "ultah" berarti milad atau maulid.

Apakah kesalahan istilah yang berakibat kesalahan berpikir yang sudah lama dan turun-temurun ini bisa kita perbaiki? Itu sangat bergantung dari kita sendiri bangsa Indonesia sebagai pemakainya.

Karena bagi sebagian orang bahasa itu masalah rasa. Jadi meskipun salah secara logika, seperti istilah "ultah", tapi karena sudah menjadi hal yang mendarah daging dan sudah sangat akrab maka kita ringan-ringan saja dengan istilah "ultah" tanpa ada gelagat sedikit pun untuk memperbaikinya.

Atau, naudzubillah, kita ini seperti orang Jahiliyah di zaman Rosul dulu. Yang ketika Rosul mengatakan, "Hey ini salah!". Tapi apa coba jawab mereka. "Mau salah kek, mau bener kek gua kagak peduli. Orang nenek moyang kami dari dulu juga sudah melakukan apa yang sekarang sedang kami lakukan. Maka lu Muhammad jangan coba-coba melarang tradisi dan budaya nenek-moyang kami ini."

Maka kalau kita menganggap, "Ah udahlah nggak usah mempermasalahkan istilah 'ultah' orang dari dulu juga udah kayak gitu istilahnya. Buat apa kita capek-capek memperbaiki dan merubahnya? Buang-buang tenaga dan pikiran aja," maka dengan mengeluarkan pernyataan itu secara pemikiran dan sikap ternyata kita agak mirip dengan pemikiran dan sikap masyarakat jahiliyah.

Cuma casing-nya doang yang beda. Kalau dulu casing masyarakat jahiliyah tampak kuno dan tradisional maka masyarakat jahiliyah kontemporer atau masa kini casing-nya tampak modern dan canggih padahal mah isinya sama saja, jahiliyah-jahiliyah juga.

Penyebar Salam

Persada-Halim, Senin, 301109

Penyebar Salam

Oleh: Mohamad Istihori

Rosulullah Muhammad saw pernah bersabda: ufsuus salaam bainakum. "Sebarkanlah salam di antara kamu sekalian."

Sah-sah saja kemudian kalau setiap orang, pihak, individu, atau organisasi memiliki persepsi, pemikiran, pendapat, opini, atau tafsir yang berbeda-beda mengenai kata as-salam dalam hadits tersebut.

Ada yang mengartikan kata salam secara harfiahnya saja. Sehingga setiap mereka bertemu dengan sesama mereka merasa saling berkewajiban memberi dan menjawab salam.

Jadi kira-kira arti hadits di atas menurut pemahaman pertama adalah "sebarkanlah salam di antara kalian" dengan maksud setiap kali bertemu mereka berlomba untuk lebih dulu mengucapkan, as salaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barokaatuh. "Semoga rahmat dan barokah Allah senantiasa tercurah atas kamu sekalian."

Kemudian orang yang mendengar salam tersebut diwajibkan menjawab, wa 'alaikummus salaam wa rohmatullahi wa barokaatuh. "Dan, semoga juga rahmat serta barokah Allah senantiasa tercurah atas kamu sekalian."

Ada juga yang mengartikan as salam secara lebih luas. Pendapat kedua mengatakan bahwa salam berarti perdamaian. Jadi ufsuus salam bainakum bagi mereka berarti sebarkanlah perdamaian di antara kamu sekalian.

Jadi orang yang sukanya perang, saling membenci, menyebarkan ketakutan, menyebarkan teror, saling fitnah satu sama lain, dan saling curiga berarti mereka sesungguhnya tidak menjalankan ajaran Muhammad saw.

Dan Rohani pun Dikawinkan

Cibubur, Rabu, 091209

Dan Rohani pun Dikawinkan

Oleh: Mohamad Istihori

Sebelum melangsungkan pernikahan secara resmi dan formal sesuai adat dan agama, sepasang kekasih seharusnya terlebih dahulu melakukan perkawinan rohani. Perkawinan rohani ini sangat diperlukan untuk mencocokkan pemikiran, ide, gagasan, cita-cita, harapan, dan apa saja yang bersifat rohaniah.

Mencocokkan rohani bukan berarti salah satu pihak dibenarkan untuk memaksakan apa yang dia inginkan kepada pasangannya. Perkawinan rohani ini justru diharapkan agar sepasang kekasih bisa saling menerima perbedaan, kelebihan, sekaligus kekurangan yang dimiliki masing-masing pihak.

Setelah rohani dikawinkan dan setelah kita menemukan diri kita di dalam diri pasangan kita maka barulah kita bisa mulai berpikir untuk menikah secara formal.

Pernikahan legal formal inilah yang kemudian menghalalkan atau memperbolehkan kawin secara fisik. Perkawinan fisik yang tidak didahului oleh perkawinan rohani akan terasa seperti sayur tanpa garam. Akan terasa anyep. Atau seperti tubuh tanpa adanya ruh.

Sayangnya pasangan muda zaman sekarang lebih menomorsatukan perkawinan fisik. Sehingga sebelum resmi menikah pun mereka sudah berani melakukan perkawinan fisik.

Oleh karena itu jangan tertipu oleh segala sesuatu yang bersifat fisik atau jasad. Kalau kita sudah terperangkap oleh yang fisik-fisik maka semua yang kita lakukan dan perjuangkan akan dangkal.

Cinta yang hanya berorientasi fisik adalah cinta dangkal. Suka kepada wanita/pria yang hanya berfokus pada fisik akan lekang dimakan waktu. Cinta harta atau materi yang hanya melihat fisik dari materi atau harta itu akan membuat kita tertipu oleh kemilaunya. Sehingga mata hati kita tidak lagi mampu melihat kebenaran karena telah silau oleh kemilau materi.

Bahkan berjuang di jalan agama dengan memakai pernafsiran yang fisik-fisik saja hanya akan menjumudkan pemikiran kita, mempersempit ruang gerak kita, dan pada akhirnya hanya akan membuat kita merasa suci sendiri sedangkan orang lain kotor.

Itu akibat kita tertipu oleh sesuatu yang fisik tanpa mempelajari dan memahami ruh dari segala sesuatu yang bersinggungan dalam kehidupan kita.

Senin, 07 Desember 2009

Memotong-motong Waktu

CBS, Kamis, 031209

Memotong-motong Waktu

Oleh: Mohamad Istihori

Dengan tak saya sangka-sangka dan saya duga saya mendapat sms dari Ketua Bidang Internal Madani agar pagi ini segera "meluncur" (bukan melacur loh!) ke rumah salah satu santri Madani untuk Home Care (HC) menggantikan Ust. Syamsul.

Sesampai di kediamannya di daerah Pondok Gede Bekasi, saya melihatnya masih tidur. Begitu saya bangunkan, ngobrol sebentar, kemudian kami pun melaksanakan Dhuha dan Sholat Sunah Taubah bersama, sebagaimana yang biasa kami lakukan setiap pagi hari di Madani Mental Health Care (MMHC).

Selesai Dhuha saya sedikit memberikan masukan kepadanya tentang betapa pentingnya memanage waktu. Orang barat bilang, "Time is money" = waktu adalah uang. Sedangkan orang Arab berkata, "al waqtu kas sayf. Inlam taqto' haa qotho'aka" = waktu itu ibarat pedang. Kalau kau tidak mampu memotong-motongnya, membagi, menata, dan memanage waktu maka pedanglah yang akan menebasmu (mencelakakan hidupmu).

Setelah dalam waktu singkat saya menyampaikan pemikiran yang ketika itu juga muncul dalam pemikiran saya, kemudian saya meminta kepadanya agar memberikan kesempatan kepada saya untuk menanyainya.

Setelah ia mengiyakan saya pun bertanya, "Apakah manusia bisa melepaskan dirinya dari waktu?"

Dia terdiam sejenak kemudian berkata, "Bisa."

"Bisa? Bagaimanakah caranya kita melepaskan diri dari waktu?"

"Iya dengan cara tidak bertemu dengan orang lain. Menyendiri."

Wah ternyata baginya melepaskan diri dari waktu itu dengan cara menyendiri dan tidak bertemu dengan siapa pun. Pantesan aja dia sangat senang menyendiri dari pada harus berada di tengah-tengah orang banyak.

Saya pun kemudian mengajukan pertanyaan kepadanya, "Sekarang jam berapa?"

"Jam 11.00." ujarnya.

"Bisa nggak kita tetap berada pada jam 11.00. Bisa nggak manusia menahan waktu untuk tidak berjalan?"

"Nggak." jawabnya singkat.

"Nah itu menandakan bahwa manusia juga tidak bisa lepas dari waktu. Maka dari itu kita harus benar-benar memanage waktu dengan baik agar tidak menyesal di kemudian hari."

Kami pun kemudian ngobrol tentang banyak hal. Di antara obrol itu dia mengaku pernah memakan ganja dua hari berturut-turut dalam jumlah yang sangat banyak.

"Enak nggak make ganja?" saya "memprovokasinya."

"Hehehe.." responnya singkat, kemudian melanjutkan, "Enak, bisa menghalusinasikan, membayangkan, dan mengkhayalkan apa saja yang kita mau. Tapi enaknya cuma saat itu doang. Setelah itu kita ditagih."

Dia juga merasa bahwa obat dari Rehabilitasi Pondok Kelapa lebih cocok dengannya dari pada obat Madani. Maka saya jelaskan, di antara pusat rehabilitasi sebenarnya obat Madani-lah yang memiliki kualitas lebih baik.

Saya juga katakan bahwa sebenarnya yang membuatnya nggak nge-drop-nge-drop di Pondok Kelapa itu bukan karena obatnya tapi karena memang suasana di sana-lah yang membuatnya nyaman. Kan di sana mah nggak ada program.

Beda dengan Madani yang sangat banyak program sehingga dia tidak kerasan dan akhirnya dia menyalahkan obat untuk menutupi rasa malasnya.

Iya begitulah orang yang skizo. Makanya kita harus memiliki pengetahuan yang luas untuk bisa memasuki alam pemikirannya untuk kemudian membenahi perlahan-lahan.

Jangan juga kita memaksakan pemikiran kita karena hal itu sangat tidak baik. Kita harus memiliki kesabaran untuk meluruskan pemahamannya tentang kehidupan.

Kita, terutama para konselor, juga harus memotivasi mereka selalu. Jangan pernah bosan dan menyerah untuk selalu menjadi temannya. Kalau bukan kita yang mau peduli dan menemani, siapa lagi?

Kamis, 03 Desember 2009

Memperjuangkan Kebenaran Kolektif

Cibubur, Rabu, 021209

Memperjuangkan Kebenaran Kolektif

Oleh: Mohamad Istihori

Ya Allah susah banget sih memperjuangkan kebenaran yang padahal kita sendiri sudah sangat meyakininya. Kita sangat gemar menipu diri kita sendiri, terperangkap dalam jerat nafsu sehingga selalu melanggar nilai-nilai kebenaran tersebut.

Pas ketahuan orang lain kita merasa begitu malu dan "kehilangan muka". Tapi kalau Allah mah kita acuhkan saja. Padahal kita juga tahu tuh bahwa Allah juga sangat mengetahui dengan sangat detail apa saja yang kita lakukan setiap hari. Bahkan saat kita sendiri di malam hari yang sangat sunyi.

Kita merasakan kehadiran Tuhan ketika kita melakukan dosa dan maksiat. Tapi hal itu tidak kita maksimalkan sehingga kita tetap melakukan dosa dan maksiat di hadapan Tuhan kita sendiri. Betapa bodoh, hina, dan kotornya diri kami ini ya Allah.

Setiap manusia pasti memiliki keyakinannya sendiri-sendiri mengenai sesuatu itu apakah benar ataukah salah? Karena perbedaan inilah maka seluruh manusia hendaknya terus-menerus bergandengan untuk belajar bersama menemukan kebenaran tersebut.

Bukan malah berantem, bertengkaran, bermusuhan sampai tujuh turunan hanya karena beda pendapat dan keyakinan. Itu bukanlah sikap yang dewasa dan bijak.

Keyakinan boleh saja beda. Manusia sah-sah saja memperjuangkan apa yang diyakininya dengan segenap jiwa, raga, harta, bahkan nyawa. Namun yang harus diwaspadai adalah jangan sampai ada satu pihak pun yang memaksakan keyakinannya kepada pihak lain yang berbeda keyakinan.

Pemaksaan sebuah keyakinan apapun alasannya sangat tidak sesuai dengan asas kebenaran itu sendiri. Kita boleh saja berdebat, berdiskusi, bermusyawarah, berembug, dan bertukar pikiran. Tapi kelima hal tersebut bukanlah wadah atau tempat seseorang memaksakan keyakinannya.

Kelima hal tersebut hakikatnya adalah wadah di mana manusia bisa belajar bersama atau kalau dulu ketika masih SD hal seperti ini mungkin bisa dikatakan sebagai belajar kelompok.

Manusia adalah makhluk kemungkinan. Artinya ia mungkin benar, mungkin juga salah. Mungkin baik, mungkin juga jahat. Maka untuk memahami kebenaran kolektif (bersama) kita harus dengan sungguh-sungguh dan serius untuk terlebih dahulu belajar mengenai manusia.

Mempelajari manusia atau sebuah masyarakat bukanlah merupakan hal yang mudah, semudah membalikan telapak tangan. Kita harus memakai kaca mata multi dimensi ilmu pengetahuan yang beragam.

Kalau ilmu kita cuma pas-pasan dan tidak rajin mengenal dan mempelajari masyarakat atau orang-orang yang ada di sekitar maka kita akan sering mengalami miskomunikasi dan dis-informasi.

Dari ilmu memahami "apa sih maunya masyarakat kita itu" barulah kita akan memiliki sedikit gambaran tentang keyakinan dan intelektualitas mereka.

Kalau kita sudah memahami dengan sangat terhadap masyarakat, maka barulah bisa kita merintis untuk mengenal lebih dalam "apa sih sebenarnya kebenaran itu?"

Setelah poin-poin yang dianggap benar oleh masyarakat disepakati barulah kita berjuang bersama-sama terhadap kebenaran kolektif yang telah dibuat oleh keseriusan masyarakat setempat untuk menciptakan lingkungan keluarga, masyarakat, dan individu-individu yang tentram, aman, damai, dan sentosa.

Senin, 30 November 2009

Trust and Believe ( Percaya dan Yakin) HIV/AIDS May Heal and Terminate (Disembuhkan dan Dihilangkan)

Press Realease
Hari AIDS Sedunia

Trust and Believe ( Percaya dan Yakin)
HIV/AIDS May Heal and Terminate (Disembuhkan dan Dihilangkan)


Melalui momen peringatan Hari AIDS sedunia ini marilah kita kembali membangkitkan kepercayaan diri kita dalam menghadapi dan menanggulangi HIV/AIDS dan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Mereka yang telah terjangkiti virus HIV (Human Immuno-deficiency Virus) haruslah selalu kita motivasi, terus kita beri semangat, dan diberikan kesadaran bahwa “virus penyebab AIDS yang menyerang sel darah putih manusia itu” bisa disembuhkan (may heal) dan dihilangkan (terminate). HIV sendiri dapat ditularkan melalui seks penetratif (anal atau vaginal) dan oral seks; transfusi darah; pemakaian jarum suntik terkontaminasi secara bergantian dalam lingkungan perawatan kesehatan, dan melalui suntikan narkoba; dan melalui ibu ke anak, selama masa kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Menurut Ronald Jonathan dari National Trainer Care, Support, and Treatment IMAI-HIV/AIDS, yang terdata Departemen Kesehatan (Depkes) di seluruh Indonesia sejak 1980-an hingga September 2009 sudah ada sekitar 18.442 ODHA. Oleh karena itulah dukungan pihak-pihak terdekat dan orang-orang tercinta inilah yang sangat dibutuhkan agar semangat berobat dan bertobat para ODHA ini tak kunjung pudar dan padam dalam menjalani program yang telah ditentukan para ahlinya. jumlah ODHA di seluruh dunia saat ini, menurut Harian Tempo, Kamis, 25 Oktober 2007, mencapai 42 juta jiwa di seluruh dunia muncul karena penyimpangan moral (Moral Deviation) yang dilakukan oleh ODHA di masa lalunya.

Untuk mengatasi penyimpangan moral ini (termasuk juga penyalahgunaan obat/drugs abuse, seks bebas/free sex, dan pelacuran) kita harus memiliki sistem pemerintahan dan pemerintah yang tegas dan tidak mencla-mencle dalam mengatasi penyimpangan moral tersebut.

Dengan pendirian seperti inilah kita dan keluarga bisa menghujamkan slogan, "say no to HIV/AIDS", ke dalam diri, akal, dan hati. Sehingga di mana dan kapan pun kita berada juga dengan siapa pun berteman, kita bisa tetap waspada menjaga diri dari ancaman virus HIV dan penyakit AIDS.

Mengingat besarnya dampak negatif HIV/AIDS, maka kami Madani Mental Health Care, Lembaga Rehabilitasi Skizofrenia dan Ketergantungan NAZA Metode terpadu ; Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater menyatakan :

1. Menghimbau kepada seluruh anggota masyarakat dapat berusaha membentengi diri dan keluarganya dari HIV/AIDS dengan memperkuat keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena keimanan merupakan benteng yang kokoh dalam menghindari diri dan keluarga dari bahaya HIV/AIDS.
2. Mendesak kepada Pemerintah (KPA) dan dinas-dinas terkait agar lebih serius lagi dan lebih proaktif dalam menanggulangi HIV/AIDS.
3. Mendesak kepada Aparat khususnya kepada POLRI agar lebih tegas dan tidak pandang bulu dalam memerangi pelacuran, seks bebas (free sex), dan penyalahgunaan obat (drugs abuse) baik yang berskala kecil maupun yang berskala Internasional
4. Menjauhkan keluarga kita dari HIV/AIDS (stood away ourself and our family from HIV/AIDS)
5. Jauhi zina (seks bebas/free sex) dan Naza (penyalahgunaan obat/drugs abuse)
6. Kondom bukan jaminan
7. Bagi para penderita HIV/AIDS segera berobat dan bertobat.

Team Kreatif
Aksi Simpatik Hari AIDS se-Dunia 01 Desember 2009

Asal Mau, Kita Tuntut Ilmu

Cibubur, Kamis, 191109

Asal Mau, Kita Tuntut Ilmu

Oleh: Mohamad Istihori

Rosulullah saw bersabda: Uthlubuul 'ilmi minal mahdi ilal lahdi. Tuntutlah ilmu dari buaian (masih bayi) sampai ke liang lahad (meninggal dunia.

Kawan-kawanku sekalian, Jama'ah Fesbukiyah yang dirahmati Allah hadits di atas sesungguhnya memotivasi kita untuk terus-menerus meng-up date ilmu. Tidak ada batasan usia dalam menuntut ilmu.

Seorang anak Adam yang merasa telah cukup masanya untuk menuntut ilmu karena misalnya dia baru saja diwisuda, atau baru menikah, atau karena putus sekolah sesungguhnya ia telah mencapai puncak kebodohannya.

Dan, yang harus kita camkan bersama adalah bahwa mencari dan menuntut ilmu itu tidak hanya terbatas di sekolah atau dalam hal-hal yang formal saja. Masih banyak tempat, peluang, dan kesempatan kita untuk menuntut ilmu.

Asalkan ada kemauan kita menuntut ilmu apa saja, di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Bukankah Imam Ali pernah berkata, Undzur maa qoola wa laa tandzur man qoola. Sebenarnya ucapan ini merupakan teori objektivitas.

Suatu teori yang mengajarkan kepada kita agar mengambil kebenaran dari setiap orang tanpa peduli siapa yang mengatakannya, apa latar belakang pendidikannya, sukunya apa, dari negara mana, dan apa agamanya.

Dengan prinsip seperti inilah maka kita akan bisa memperluas cakrawala pemikiran kita. Jadi nggak sempit. Nggak gampang menyalahkan orang lain. Nggak bakalan merasa paling benar sendiri. Nggak mudah mengkafir-kafirkan orang lain.

Naza, Zina, dan Judi

CBS, Sabtu, 071109

Naza, Zina, dan Judi

Oleh: Mohamad Istihori

Orang itu kalau punya banyak duit ada aja godaan, cobaan, dan ujiannya. Siapa bilang punya duit banyak itu enak?

Di antara banyaknya ujian orang yang punya duit ada tiga yang utama: pertama naza. Kedua zina. Dan, yang ketiga judi.

Di antara orang berharta pernah bilang pada saya, "Iya masih mending gua mah main cewek (suka zina) tapi kan nggak pake naza. Nggak pernah ngeganja, make shabu-shabu. Jangankan barang yang menjijikan seperti itu ngerokok aja gua mah amit-amit".

Yang lainnya berkata, "Gua akui gua emang junkie tapi gua setia ama istri gua. Gua sangat sayang sama dia. Sampe-sampe meski pun mampu gua mah nggak sampe tuh yang namanya poligami."

Yang terakhir ngomong, "Gua emang seneng judi. Tapi kan kalau menang hasilnya gua shodaqohin untuk panitia pembangunan masjid, ke panitia qurban, atau pondok pesantren di dekat rumah gua."

Tidak ada sedikit pun kebenaran dari perkataan di atas. Yang ada cuma pembenaran atas dosa yang mereka lakukan. Mereka cuma nyari-nyari alesan doang untuk mengurangi rasa bersalah yang berkecamuk di dalam hati mereka.

Kalau kita pandai mensyukuri dan tahu pasti bahwa duit itu bukan milik kita tapi cuma sekedar titipan semata dari Zat Yang Maha Kaya maka punya duit sebanyak apapun akan bisa menjadi jalan menuju kebahagiaan hidup yang hakiki.

Tapi salah-salah kita dalam menyikapi limpahan duit itu maka hal tersebut hanya akan mencelakakan kita. Itu sama saja menggali lubang kuburan kita sendiri atau sama saja memerosokkan diri kita sendiri ke dalam jurang kenistaan serta kehancuran.

Tapi justru hal itulah yang kita kejar siang dan malam. Kita perjuangkan mati-matian. Bahkan banyak yang mengabaikan nilai-nilai halal dan haram. Pokoknya hajar bleh!

Selagi masih ada kesempatan, punya peluang, dan proyek embat aja. Jangan sedikit pun dan jangan sekali-kali bicarakan Tuhan kalau soal nyari duit karena kalau hal itu kita lakukan hanya akan merepotkan usaha kita saja.

Untungnya Tuhan nggak berisik dan enggan cerewet. Yang harus kita Tuhan kan sekarang kan orang tua, suami-istri, majikan, atasan, bos, atau anak-anak. Dan, terutama lagi adalah diri kita sendiri.

Karena pada kenyataannya justru merekalah yang banyak nuntutnya. Tuntutan dan tuntunan Tuhan mah nomor dua saja. Bahkan abaikan aje. Kenyataan memang kerap menggoyahkan keyakinan.

Sebenarnya nggak salah-salah banget sih kalau dalam dunia ini manusia bekerja cari duit untuk menafkahkan anak-istri dan ngebahagiain keluarga. Yang keliru dalam mayoritas gaya berpikir masyarakat kita sekarang adalah kurang kepedulian untuk lebih melibatkan Tuhan dalam usahanya.

Dan pada akhirnya mereka merasa kalau berhasil itu terutama atas kepandaian dan kerja keras mereka. Tuhan mah nggak ada jasanya sedikit pun.

Tapi begitu gagal barulah Tuhan kita salahkan dan kita komplen. "Duh Tuhan kok tega banget. Saya udah usaha abis-abisan kayak gini tapi kok hasilnya segini-gini aja."

Jumat, 20 November 2009

Love and Wisdom Part II

Cibubur, Jum'at, 201109

Love and Wisdom Part II

Oleh: Mohamad Istihori

46. Wisdom: Bagi penduduk kutub bayangan surga itu suasana panas, beda dari penduduk padang pasir.

47. SONG: Air mata tak lg bisa tertahan, hanya Engkau-lah yg sanggup menenangkan.

48. Wisdom: Setiap air merindukan samudera, seperti halnya setiap roh manusia rindu bertemu Tuhan.

49. peliharalah impian km selamanya. Pahami bahwa untuk mencapai sesuatu membutuhkn keyakinan dan kepercayaan pada diri sndiri, visi, kerja keras, tekat, dan dedikasi, ingat, semua hal menjadi mungkin bagi org2 yg yakin.

50. SONG: Ku kan slalu menyanyangimu, meskipun kau tak berada disisiku.

51. Wisdom: Teroris itu orang yang kalah dan marah serta egois dengan mengeksploitasi agama.

52. Cinta hadir karena rindu..sayang datang karena kasih..keakraban ada karena ketulusan..kehangatan tercipta karena kelembutan.

53. Wisdom: Dengan keunggulan ilmu dan teknologi akan mengalhkan lawan bukan dengan bom bunuh diri.

54. MIs: Laa takhof wa laa tahzan innallaha ma'anaa...Jgn takut&jgn brsedih (krn) sesungguhnya Allah senantiasa bersama qt..qt blh kcw ats sgl pristiwa yg mnimpa qt,yg dluar hrpn qt.tp qt tdk blh brhenti berharap.smua psti ada hkmh'e.krn hrpn adl "bahan bakar" khdpn.tnp hrpn hdp g akn brjln.

55. Wisdom: Jadi pemimpin tidak cukup sekedar baik dan pintar, tapi harus visioner dan berani ambil resiko.

56. Wisdom: Kita sering lupa harga dari tak ternilai disbanding harga cincin berlian yang melingkarinya.

57. MIs: Wa 'alaikumus salaam wa rahmatullahi wa barokaatuh.(Dan,smg kselamatn,kasih syg Tuhan,serta keberkahan snantiasa melimpah ruah ats hdpmu).

58. IF: Hdp ni indah.berdua smkn mudh.ykn lah melangkah.jangan lg gelisah.

59. MIs: Bg sbagian org cinta adl sumber kebijakan serta kbajikan.&bg yg lain cinta bs mnjd sumber kebejatan.smua sngt brgantung dr bgmn qt menghikmahi'e.

60. Yg g tw,&g tw bhw ia g tw,adl seorg pandir.jauhi ia.
Yg g tw,&tw bhw ia g tw,adl seorg ank2.ajari ia.
Yg tw,&g tw bhw ia tw,adl seorg yg trlelap.bangunkan ia.
Dan,yg tw,&tw bhw ia tw,adl seorg bijak.ikuti ia.

61. PC: Ktika kau trpikat cnt,Islamkanlh ia.ktika sayap'e mrengkuhmu,srahkanlh ia pd al Quran.jdkan lah virus yg trsembunyi dlm sayap'e,vaksin dhatimu.seumpama qt ssak trdekap olh'e,al Quran akn mlapngkn'e.shg qt mnjd sbr&tgar.&kmudian Allah akn mnyinari playaran cnt qt dg chy-Nya.hingga qt siap mnjd pnyelam suci yg mmancrkn kkudusn Tuhan.

62. MIs: Qt tdk prnh mengerti bgmn cnt hdr dlm diri.cnt srasa dtng bgt sj,tnp aba2,tnp rncn mtng,lants dg polos qt mengetuk pntu ht qt memberi kbr yg membuat qt kelu&tak menentu arah.

63. MIs: Dlm stiap cinta slalu ada tuntutan harta benda?

64. MIs: Cnt org tua kpd ank bs mnjd dusta klau cnta'e kpd ank mmbuat org tua rela memenuhi keinginan ank'e tnp memperhtngkn apakah hl tsb baik or tdk utk ank'e.

65. Wisdom: Jika kita senang memberi, maka Tuhan akan menyediakan kebutuhan untuk disalurkan.

66. SONG: Mendapatkan cintamu adalah keajaiban yg amat istimewa utkku.

67. Wisdom: Ketika rambut kian putih beruban semoga hatinya juga semakin memutih bersih dan bijak.

68. Wisdom: Banyak anak-anak pintar gagal berkembang akibat salah asuh orang tuanya.

69. SONG: Hari ini hanya kau yg seorang yg kucinta & kusayangi.

70. WISDOM: Apa-apa yang gratis cenderung tidak bermutu, termasuk kebijakan sekolah gratis.

71. Wisdom: Bayangkan, jumlah not lagu hanya 7, tapi jutaan nada irama telah dicipta oleh seniman. Mengagumkan.

72. Semakin jauh kamu menempuh suatu jalan,makin banyak yang harus dapat kamu lakukan untuk mengubah segala hal yang menimpamu.

73. Wisdom: Pikir itu pelita hati, salah piker binasa diri.

74. Wisdom: Politik membelah membagi, seni merajut kembali.

75. SONG: Ada banyak makhluk didunia, namun kenapa engkau yg kucinta?

76. Wisdom: Kebenaran sering dikurbankan dan dikalahkan oleh pertimbangan setia kawan.

77. Wisdom: Ibarat api, korupsi mulanya dari hal-hal kecil, lama-lama membesar ketika ada umpan dan peluang.

78. SONG: Cintamu hadir tanpa permisi, mengisi kekosongan di dalam hati.

Love and Wisdom

Cibubur, Jum'at, 201109

Love and Wisdom

Oleh: Mohamad Istihori

1. LOVE: Sejuta kerinduan terpendam saat kau pergi meninggalkanku sendiri dlm kelam.

2. LOVE: Tetes airmata ini adlh bukti cinta yg membara & saksi rindu yg menggelora.

3. LOVE: Lama aku terpaku dlm rindu. Datanglah & hiasi hatiku dgn nyanyian cintamu.

4. LOVE: Ku terlena dlm syahdunya kasih. Janji setia ini hanya utk kau yg terpilih.

5. LOVE: Dgn segenap jiwa raga, ku ingin sinar cinta kita berpendar sempurna.

6. LOVE: Ku kenang kau dgn lunglai sembari urutkan baris puisi yg prnh terangkai.

7. SONG: Hatiku membiru rindu buatku berat melangkah maju. Ini rindu kau takdirku.

8. SONG: Saat jari tak saling menggenggam, yakinkan harap kita mencinta tanpa batas.

9. Wisdom: Jangan membiasakan cari alasan dalam kegagalan sehingga kegagalan akan jadi teman anda.

10. Wisdom: Lawanlah ketakutan maka dunia akan terasa luas dan menarik dieksplorasi.

11. Wisdom: Karakter seseorang akan terlihat dari siapa teman dekatnya.

12. Wisdom: Gaya dan usia boleh berubah, tapi prinsip mestilah dipegang teguh. Perubahan sekitar mesti dimulai dari perubahan dalam diri kita sendiri.

13. Wisdom: Cinta terhadap sebuah pekerjaan sebuah modal untuk meraih sukses besar.

14. SONG: Aku ingin mencengkerammu & tak perlu khawatirkan sisa hari yg akan menjemputku.

15. SONG: Kau satu yg kucinta dgn segenap upayaku membuat kau jd bidadari yg sempurna.

16. Wisdom: Cinta terhadap sebuah pekerjaan sebuah modal untuk meraih sukses besar.

17. DQ: apa pun y kau lakukan, cintailah dirimu krna mlakukannya. ap pun yg kau rasakan, cntailah drimu krna mrasakannya.

18. Wisdom: Tolonglah orang yang memang ingin membantu dirinya untuk maju dan berkembang.

19. DQ: when you try your best but you don't succeed. when you get what you want but not what you need. when you feel so tired but you can't sleep. stuck in reverse. and the tears come streaming down your face. when you lose something you can't replace. when you love someone but it goes to waste. could it be worse?

20. Wisdom: Anda adalah ciptaan Tuhan yang unik dan terbaik. Jangan rendahkan keunggulan Anda.

21. MIs: Cobalh mngrt dirimu sndiri nnti kmu psti akn mngrt psngnmu.krn kekasih sejati kita adl ketika qt mampu menemukan siapa qt sebenarnya ddlm dirinya.

22. MIs: setiap org baru akn mengerti apa itu cinta&kesetiaan kalau dia sdh menemukan kekasih sejatinya.

23. EAN: Kekasih sejati memiliki keluasan jiwa, kelonggaran mental dan kecerdasan pikiran untuk selalu melihat sisi baik dari kepribadian dan perilaku kekasihnya. Prasangka baik dan kesiagaan bersyukur selalu menjadi kuda-kuda utama penyikapannya terhadap pihak yang dikasihinya. Kekasih sejati tidak memelihara kesenangan untuk menemukan kesalahan kekasihnya apalagi memperkatakannya. Kegagalan kekasihnya selalu dimafhuminya, kesalahan kekasihnya selalu pada akhirnya ia maafkan.

24. Wisdom: Puasa membantu seseorang menemukan jati dirinya yg mulia dan senang damai serta santun.

25. Love tips: Temukan aura positif Anda. Jika perasaan puas terhadap diri muncul, maka secara otomatis aura positif itu akan terpancar.

26. SONG: Hadirmu di hidupku membawa bibit cinta utk disemai & pupuk kasih utk ditaburi.

27. SONG: Semua terasa sunyi tanpa kusadari. Hati tersiksa menahan rindu yg terpatri.

28. SONG: Kuberdiri terpaku menatap rona merah pipimu di sudut temaram Sang Waktu.

29. Wisdom: Kembali Fitri, berhenti korupsi, pilih hidup damai, benar dan indah.

30. SONG: Mengagumimu layaknya menghirup udara pagi yg menyegarkan resah hari.

31. Wisdom: jangan mencari cinta di tempat yang salah, yang berujung mencelakakan.

32. "Dskitar arsy-NYA da mnara2 dr chy,ddlmny da org2 yg pkaianny dr chy,wjh2 mrkpun brchy,mrk bkn para nabi&syuhada.para shbt b'tny,sapa mrk?Rasul SAW mnjwb:mrk adl org2 yg slng mncintai,slng brshbt&slng brkunjung krn ALLAH SWT.(HR.Tirmizi).

33. Wisdom: Semua pesan agama kalau difahami dan didengarkan dengan tulus pasti bagus.

34. Wisdom: Persaudaraan spiritual lebih dalam dari persaudaraan ideologi keagamaan.

35. SONG: Andai cinta seindah pagi ini, pasti hatiku tak akan tersakiti.

36. MIs: Mngp sih Allah ciptakan wnita klu ia toh mlh jstru mnjd teka-teki yg sngt sulit utk dipecahkan?

37. MIs: Tuhan berkata:"Kalau kau mau melupakannya maka bukalah hatimu untuk cinta yang baru&gairah yang baru.karena masih banyak orang yang mencintaimu."

38. MIs: Ssh bkn brati tak bs.kalau kau mau ush kau pasti bisa.kalau kau yakin kau pasti mampu.

39. Wisdom: Ibarat mobil, hidup stabil adalah yang melaju cepat namun aman dan nyaman.

40. Wisdom: Melepaskan tradisi sangat berat, seperti pesawat melepaskan gravitasi bumi.

41. Brbagai kcendrungn hti mngarah pd cnta&khidupn sdangkn brbagai syhwt naluri mngarah pd kmatian&kkuasaan.hti adl tmp dletakkan'e cnt.ssunggh'e khidupn timbl krn cnt.adl pngetahuan,ia tmp dsimpan'e cnt.dg dmikian,hti akn hdp olh pngetahuan yg slanjut'e ia jd ringn.ktika hti ringn ia akn cpat pd ktaatn.

42. SONG: Kini ku bisa bergembira, menjalani hidup dgn orang2 yg tercinta.

43. MIs: ksmpurnaan kcantikn seorg muslimh adl ktika ia mngenkn jlbb brdasrkn ksadrn'e tnp da pksaan sapa pun.mskipun jllbb tdk mnjmn kadar keimnn sseorg.

44. Wisdom: Setiap masyarakat bangsa memiliki tradisi mudik dengan momentum berbeda-beda.

45. MH: Bila da saudaramu mnyampaikn ilmu agama&ia slah(krn krang ilmu'e),jgn dcela tp smpaikn mn yg bnr dg ihsan (rs ksih syg).jgn bwt ia malu krn ssunggh'e seorang muslim adl crmn bg saudara'e.

(Lanjutan) Orang-orang yang Sombong

Cibubur, 131109

(Lanjutan) Orang-orang yang Sombong

Oleh: Mohamad Istihori

Tafsir Jalalain hal. 77, Surat an Nisa ayat 38: "Walladziina yunfiquuna amwaalahum riaa-an naasi wa laa yu-minuuna billahi wa laa bil yaumil aakhiri wa man yakunisy syaithoonu lahu qoriinan fasaa-a qoriinaa."

Artinya: "Dan (orang-orang yang sombong) juga adalah orang-orang yang menginfakan harta mereka cuma karena pengen dilihat orang (riya), orang yang tidak percaya kepada Allah, dan tidak percaya kepada hari akhir. Dan, barang siapa yang berteman dengan setan maka sungguh jelek pertemanannya itu."

Eh sidang pembaca, ternyata bahasan orang-orang yang sombong masih ada lanjutannya loh. Lalu siapa lagi orang-orang yang dipandang sombong oleh Allah itu?

Kalau kemarin kita telah membahas tiga ciri orang sombong, maka sekarang kita akan membahas dua golongan orang sombong. Jadi tulisan ini otomaticly dimulai dari nomor empat dan lima. Karena nomor satu sampai tiganya udah kemarin.

- Walladziina
Huruf wau pada lafadz alladziina adalah huruf athof (kata sambung) dari kalimat yang sebelumnya.

-Walladziina yunfiquuna amwaalahum riaa-an naas.

Adapun golongan keempat yang termasuk orang-orang yang sombong adalah orang-orang yang menginfakan hartanya karena pengen mendapat pujian, acungan jempol, penghargaan, balas jasa, iya minimal pengen dilihat orang lain.

Kalau nggak orang lain boro-boro infak untuk orang lain, bahkan untuk dirinya sendiri pun pelitnya ia bukan main. Bahkan kalau dia buang air besar di kali pun selalu membawa pecut. Khawatir nanti kotorannya dimakan ikan.

Golongan seperti ini termasuk orang yang riya. Riya adalah beramal karena ingin dilihat orang lain. Sedangkan sum'ah adalah orang yang beramal karena ingin didengar orang lain. Semuanya memiliki tujuan agar dinilai baik oleh orang lain.

Riya dan sum'ah sangat dilarang karena kan yang berhak menilai baik dan buruknya amal seseorang hanyalah Allah SWT.

Bagi orang-orang yang teliti dalam beramal, ketika, misalnya, ia berinfak untuk anak yatim ia enggan meminta doa kepada anak yatim tersebut. Hal ini dikarenakan ia takut kalau ganjarannya membantu anak yatim menjadi hilang di akhirat karena telah mendapat pahalanya kontan di dunia.

Tentunya memang sangat berbeda dengan orang zaman sekarang yang justru mempublikasikan bahwa ia telah membantu anak yatim dan merasa sangat bangga kalau mendapat sanjungan dari orang lain.

- Wa laa yu-minuuna billahi wa laa bil yaumil aakhir.

Mereka nggak percaya bahwa Tuhan itu ada. Mereka juga kagak percaya bahwa akan ada hari akhir. Mereka pikir kalau mati mah udah mati aja. Abis perkara. Kagak bakalan ada hari perhitungan. Betapa sombong pemikiran mereka. Betapa angkuh sikap mereka. Mereka merasa lebih hebat daripada Tuhan Zat Yang Maha Hebat.

Kelima golongan ini adalah termasuk orang yang menentang Tuhan. Siapakah penentang Tuhan itu? Setan! Maka kalau ada manusia yang menentang Allah (seperti lima golongan di atas) maka dia termasuk temannya setan.

- Wa may yakunisy syaithoonu lahu qoriina fasaa-a qoriinaa.

Bagaimana seseorang dianggap berteman dengan setan? Ialah ketika manusia mengamalkan perintah setan. Barang siapa yang berteman dengan setan maka sungguh jeleklah pertemanannya itu.

Ada sebuah kata hikmah yang mengatakan: 'Anil mar-i laa tas-al was al 'an qoriinihi. Tentang seseorang jangan tanya langsung padanya. Tapi pelajarilah siapa saja temannya. Kalau temannya aja setan maka sudah barang tentu kelakukannya kagak bakalan jauh dari kelakuan setan.

Dan, sudah tebukti dari zaman Nabi Adam sampai Nabi Akhir Zaman setan adalah makhluk yang paling konsisten menjadi tokoh antagonis yang sombong karena enggan sujud hormat kepada Adam.

Ingin jadi teman setan? Jadilah orang yang sombong dan amalkanlah perintahnya!