Senin, 24 Desember 2012

Kultwit “Emha Kembali ke Rumah Pertobatan”


By: @Moh_Istihori

1. Emha Kembali ke Rumah Pertobatan. 28 Juni 1991. Bernas. #CN @rieke_diah @MHAinunNajib @sudjiwotedjo @omanrek @caknundotcom @msnun

2. Sudah lama saya merindukan suasana kesenian, setelah cukup lama berkubang dalam persoalan sosial, politik, dan agama. #CN @kiaikanjeng

3. Jiwa saya letih. Saya ingin kembali merebut diri. #CN @infosenijogja @maiyahan @kenduricinta @FahmiAgustian @PatubMbel @radiobuku

4. Kalau saya berhitung soal honor, pasti saya menolak. Saya sangat paham FKY bertujuan utk apresiasi, bukan komersialisasi seni. #CN

5. Tetapi sekarang ini yang saya protes adl diri saya sendiri, dosa-dosa saya sangat membuat saya malu. #CN @SMarrifa @yunant_satriani

6. Saya sedang serius bertobat. Umur saya—waktu itu—hampir 40 tahun, ini semesteran terakhir saya untuk memperbaiki diri. #CN @Geldinn

7.Kesenian yg ingin menjauhi politik sesungguhnya merupakan kesenian yg berpolitik. Yakni kesenian yg mendukung dominasi politik yg ada. #CN

8. Sekarang ini kita tidak dapat terbebas dari politik. Lha wong harga Lombok saja merupakan hasil keputusan politik. #CN @eggarusyda

9. Penyair itu pasti tidak paham ttg konteks karya dg dunia yg diselaminya. #CN @ulyaamaliya @desimarch @di_widi @om_tegas @caesarkusuma

10. Saya tak pernah mempersoalkan eksistensi. Tapi esensi. Esensi dpt mewujud apa saja. #CN @fikar_nash @okaholic @padhangmbulan @RuddeMKha

11. Saya kembali berpuisi krn saya ingin mengabadikan berbagai esensi hdp yg saya cari selama ini. #CN @firdausyalif @fita_zufita @santosun1

12. Selasai dan salam #maiyah... @akhmadrijal @elfinjru @yellohelle @mmahharr @galihkk @gentinapratamav @deddyadyh @erzhajpz @prabuvathur

Pendidikan Karakter atau Pendidikan Moral?



Sabtu malam, 22 Desember 2012, Cak Nun dan Kiaikanjeng beserta Ibu Novia Kolopaking memenuhi undangan bermaiyahan di SMAN 1 Yogyakarta dalam rangka lustrum ke-11 SMA yang popular dengan sebutan SMA Teladan ini. Dalam sambutannya, Kepala Sekolah menyampaikan bahwa komitmen SMA 1 adalah melakukan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat melalui pendidikan dengan semangat nasionalisme, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Karena itulah, dalam Maiyahan Lustrum ini, tak hanya siswa yang datang, melainkan juga masyarakat sekitar diundang.

Menyinggung soal komitmen pelayanan itu, Cak Nun menanggapi bahwa itu berarti sekolah ini telah meletakkan prinsip kesalehan (yaitu pelayanan kepada masyarakat) ke dalam pengembanan amanah menjalankan proses belajar-mengajar di sekolah ini. Cak Nun mengingatkan bahwa dalam bahasa Inggris melayani itu adalah “serve”, lalu beliau menanyakan kalau dalam bahasa Arabnya apa. Sunyi, tak ada yang menyahut. Kemudian Cak Nun menegaskan bahwa pelayanan itu dalam bahasa Arabnya adalah “ibadah. Abid atau abd berarti pelayan. Abdullah adalah pelayan Allah. “Selama ini istilah pelayanan dan abiid atau abd seolah-olah tak ada hubungannya.

Lebih jauh Cak Nun mengajak semua hadirin berpikir. “Kalau kita sudah berjanji akan mengabdi hanya kepada Allah (Iyyaka Na’budu), apakah itu berarti kita tidak boleh mengabdi kepada yang selain Allah, apakah kita boleh mengangkat tangan untuk hormat bendera?” Tanya Cak Nun. Sengaja beliau bertanya demikian karena belakang banyak orang yang dengan mudah menyesatkan atau memusyrikkan penghormatan yang bukan kepada Allah. Beberapa perwakilan siswa yang sudah berada di atas panggung diajak untuk menjawab pertanyaan ini. Di antaranya dijawab ‘boleh’ asal tidak menomorsatukan yang selain Allah. Yang lainnya lagi menjawab ‘boleh’ dan tergantung niatnya pula.

Monolog Cak Nun Kodok Ketawa Memandang Pacar


By @SudjiwoTedjo

924 view

1. Namaku Ani. Ani Sujiwo Tejo. Kebayaku suka dan duka. Korsetku puasa dari rasa minder. Yang kujunjung tinggi adalah sanggulku #Monolog
sudjiwotedjo 5 days ago

2. Sbg Ani dgn gincu lbh merah dr benderamu, sudah tentu aku kenal Bang Rhoma dan Jalur Pantura. Tp tangisku lbh dekat dgn blues #monolog
sudjiwotedjo 5 days ago

3. Telah kusanggul rambutku dgn ranggas cemara desember, sejak Ratu Kalinyamat tapa telanjang pada puncak dendammu .. #monolog
sudjiwotedjo 5 days ago

Mau aku twitkan apa itu "urakan" versi Cak Nun? (Tp mudah2an Cak Nun gak ke Ge Eran pikirannya aku share buat kalian..heuheuheu)
sudjiwotedjo 5 days ago

Jadilah Juara Atas Hidupmu Sendiri


(Reportase Macapat Syafa'at 17 Desember 2012, Kasihan, Bantul, Yogyakarta)

“Lebih beruntung mana antara orang yang diberi ilmu atau orang yang mencari ilmu?“. Pertanyaan ini dikemukakan oleh Cak Nun ketika membuka acara rutin bulanan Macapat Syafa’at di kompleks TKIT Al-Hamdulillah, Kasihan, Bantul, Jogjakarta pada 17 Desember 2012 yang lalu. Kemudian Cak Nun melanjutkan, “di Macapat Syafa’at ini, bagaimana  prosentase antara yang “diberi’ ilmu dan “mencari” ilmu? Anda harus menghitung itu agar nanti bisa mengerti bahwa spirit Maiyah di manapun berada adalah mencari ilmu. Kalau tidak begitu, ya sudah…selesai.”.

Mencari ilmu adalah sebuah kesadaran dan kemauan untuk secara aktif melakukan pencarian dan penelusuran seluas-luasnya atas sebuah fenomena, kejadian, peristiwa dan sebagainya sehingga menumbuhkan pengertian yang utuh dan integrated. Cak Nun kemudian mencontohkan, “ kalau anda melihat rokok, apa yang kemudian akan anda ingat? asap…apalagi? Tembakau, petani, pabrik rokok, pajak, korupsi, kesejahteraan rakyat, fatwa MUI dan sebagainya. Nah, kalau anda mencermati segala hal, akhirnya anda akan “melihat” Allah.

Paralel dengan hal mencari ilmu, Cak Nun melihat banyaknya orang yang berfikir dangkal itu karena memang mereka tidak terlatih untuk berfikir. “ Di Maiyah ini, kita bisa mendapat bahan-bahan dasar agar punya mekanisme berfikir yang baik. Orang kalau malas berfikir maka tanda-tanda kemanusiaannya akan semakin surut”, demikian Cak Nun menjelaskan.

Gundul Pacul, Fooling Around, Cengengesan


Oleh Muhammad Ainun Nadjib

Dari Buletin Mocopat Syafaat (24 Desember 2012)

Siapa tahu ada manfaatnya kisah tentang Gundul Pacul ini bagi Anda. Ketika grup musik KK (Kiai Kanjeng, red) pentas keliling lima kota Mesir — Cairo, Alexandria, El-Fayoum, Tanta dan Ismailia — nomer-nomer lagu Ummi Kultsum  panitia mempersoalkan kenapa saya tidak selalu tampil pentas, padahal nama saya sudah terlanjur diumumkan di setiap pemberitaan, spanduk dan katalog, terbata-bata saya menjawab: “Karena saya lebih lancar berbicara bahasa Inggris dibanding bahasa Arab”. Dan ketika KK pentas di Australia, Melbourne, Canberra, Sydney dan Adelaide, pertanyaan yang sama nongol lagi dan saya menjawab: karena saya lebih lancar berbahasa Arab dibanding bahasa Inggris”.

Sebagai penganggur saya sering dolan ke toko komputer atau mobile-phone (HP) untuk iseng-iseng belajar ikut nyervis. Itu kebiasaan saya sudah hampir 20 tahun. Selama berada di tempat servis itu saya berkata atau setidaknya saya ciptakan kesan kepada setiap teman di sana dan diam-diam kepada diri saya sendiri : “Saya sangat sibuk, acara saya sangat padat dan semua urusan besar, sehingga kalau ada luang waktu saya pergi ke sini agar hidup saya ada variasi. Juga tak baik selalu mengurusi masalah nasional, ada segarnya jika diselingi mengurusi masalah lokal”. Nanti kalau saya sudah berada di rumah, saya tipu diri saya sendiri dengan memaksanya percaya bahwa: “Hari ini saya sudah sangat sibuk melakukan kegiatan yang kelihatannya kecil dan remeh, namun sesungguhnya itu fenomenologis, avant gard dan sekian langkah lebih kontemporer dibanding kebanyakan orang. Wakil Presiden atau anggota DPR saja kesana kemari bawa communicator tapi ngertinya paling pol cuma menelpon, kirim SMS dan menggunakan Word”. Saya adalah penghuni utama era peradaban informasi dan komunikasi. Saya rekannya Bill Gate dan komunitas perkebunan Nokia”.

Emha Kembali ke Rumah Pertobatan

28 Juni 1991. Kusimpan 21 tahun dlm almari arsip, kliping Bernas ini memberitakan “Emha Kembali ke Rumah Pertobatan”. Isinya saya sarikan sebagai kontemplasi & refleksi bersama jelang songsong 2013:

(1)
Jika Emha Ainun Nadjib membacakan puisi-puisinya di Gedung Purna Budaya, sesungguhnya itu merupakan langkah Emha untuk kembali ke “rumahnya”, yakni jagat sastra, khususnya puisi. “Sudah lama saya merindukan suasana kesenian, setelah cukup lama berkubang dalam persoalan sosial, politik, dan agama. Jiwa saya letih. Saya ingin kembali merebut diri”, ujar Emha. Kesanggupan Emha untuk berkiprah dalam Baca Puisi 21 Penyair Yogya FKY III lebih didorong utk “upacara” dg para penyair Yogyakarta. “Kalau saya berhitung soal honor, pasti saya menolak. Saya sangat paham FKY bertujuan utk apresiasi, bukan komersialisasi seni.”

(2)
“Tetapi sekarang ini yang saya protes adl diri saya sendiri, dosa-dosa saya sangat membuat saya malu. Saya sedang serius bertobat. Umur saya—waktu itu—hampir 40 tahun, ini semesteran terakhir saya untuk memperbaiki diri”. Bagi Emha, kesenian tidak ada yg bebas dari politik. Kesenian sesungguhnya lahir dari keputusan politik penyairnya. “Kesenian yg ingin menjauhi politik sesungguhnya merupakan kesenian yg berpolitik. Yakni kesenian yg mendukung dominasi politik yang ada. Sekarang ini kita tidak dapat terbebas dari politik. Lha wong harga Lombok saja merupakan hasil keputusan politik.”

(3)
Emha pernah mengkritik para penyair muda Yogya yg hidupnya melarat tapi berpuisi ttg anggur dan rembulan. “Penyair itu pasti tidak paham ttg konteks karya dg dunia yg diselaminya”. Jika Emha kembali berpuisi, tentu bukan karena ingin mengembalikan eksistensi kepenyairannya. “Saya tak pernah mempersoalkan eksistensi. Tapi esensi. Esensi dpt mewujud apa saja. Saya kembali berpuisi krn saya ingin mengabadikan berbagai esensi hidup yg saya cari selama ini."

Rabu, 19 Desember 2012

Mengembalikan Akhirat Sebagai Makanan Utama, Dunia Sekedar Lauknya

(catatan PadhangMbulan Nopember 2012)

Oleh Buletin Maiyah Jatim pada 19 Desember 2012 pukul 11:12 ·

Selepas Maghrib, suasana di kompleks makam Sentono Arum sudah mulai ramai berdatangan warga dan Jamaah PadhangMbulan, karena akan dilangsungkan Tahlilan untuk memperingati 100 hari wafatnya ibu Chalimah. Acara tahlilan sendiri berlangsung  dengan khidmat, penuh kushuk, hingga akhir pembacaan do’a yang langsung disambung dengan sambutan dari Cak Mif (Kakak Cak Nun), beliau menghaturkan terima kasih kepada Jamaah dan warga sekitar Menturo atas kehadiran dan partisipasinya dalam tahlilan tersebut. Cak Mif juga mengingatkan kita semua untuk mengumpulkan “sangu” dan “oleh-oleh” sebagai bekal untuk kembali ke rumah Allah, sudah cukup apa belum. Beliau juga mengingatkan bahwa tempat ini bukanlah tempat yang menakutkan lagi, tiap malam di tempat ini digunakan untuk tempat mengaji, belajar, bahkan tidur oleh anak-anak SMK Global.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Cak Nun dengan mengutip dawuh Kanjeng Nabi : “Khoirul mauidhoti mautu”, Sebaik-baiknya nasihat adalah mati.  “Itulah yang menjadi salah satu dorongan dan alasan kenapa makam Ibu, Ayah, Embah dikumpulkan di sini, supaya anak putune  diberi nasihat setiap hari begitu melihat kuburan ini.”

Usai Tahlilan, warga Menturo satu-persatu meninggalkan Sentono Arum, sementara di saat bersamaan Jamaah PadhangMbulan mulai berdatangan. Sambil mengisi waktu senggang sebelum pengajian padhangMbulan dimulai, Mas Zainul, Vokalis KiaiKanjeng yang saat itu  ikut Tahlilan diminta Cak Nun untuk menirukan dan melantunkan sholawat : Ya Rasulallah Salamun‘alaik.. Ya Rofi’assyaniwad daroji.., Atfathayyaji rotal ‘alami, ya’uhailaljudiwal karomi, dengan nada dan irama baru yang diajarkan Cak Nun langsung. Jamaah sudah merapat, Cak Nun memimpin dengan ummul-Qur’an : “Jadikanlah malam ini sebagai malam terbukanya pintu-pintu masa depan yang berguna tidak hanya untuk jamaah PadhangMbukan, tapi juga untuk seluruh bangsa yang akan berproses di tengah kegelapan ini, ya Allah ‘ala hadan niyah assholihah, Al-fatihah…”

Minggu, 16 Desember 2012

Presiden Malioboro

Presiden Malioboro

oleh Buletin Mocopat Syafaat pada 16 Desember 2012 pukul 15:15 ·

Oleh: Emha Ainun Nadjib

Syukur kepada Tuhan yang memperkenankan saya berjumpa dengan Umbu Landu Paranggi. Satu-satunya orang yang pernah digelari sebagai Presiden Malioboro oleh media massa, kalangan intelektual, aktivis kebudayaan, 42 tahun yang lalu. Di zaman ketika orang masih mengerti bagaimana menghormati keindahan. Di kurun waktu tatkala manusia masih punya perhatian yang jujur kepada rohani, masih menjunjung kebaikan dan masih percaya kepada kebenaran.

Kemudian sebagai ”jebolan Universitas Malioboro”, hampir setengah abad saya lalui ”jalan sesat”, dan kini saya terjebak di kurungan peradaban di mana manusia mengimani kehebatan, bertengkar memperebutkan kekuasaan, mentuhankan harta benda, bersimpuh kepada kemenangan, serta memompa-mompa diri untuk mencapai suatu keadaan yang mereka sangka keunggulan.

Secara teknis saya mengenal Umbu sebagai pemegang rubrik puisi dan sastra di Mingguan Pelopor Yogya yang berkantor di ujung utara Jalan Malioboro, Yogyakarta. Bersama ratusan teman-teman yang belajar menulis puisi dan karya sastra, kami bergabung dalam Persada Studi Klub. Puluhan tahun kemudian saya menyadari bahwa saya tidak berbakat menjadi penyair, dan ternyata yang saya pelajari dari Umbu bukanlah penulisan puisi, melainkan ”kehidupan puisi”, demikian menurut idiom Umbu sendiri.

Antara Tugu hingga Kraton, terdapat empat jalan. Pertama, Margoutomo, terusannya, sesudah rel KA, bernama Malioboro. Jalan lanjutannya adalah Margomulyo, kemudian dari Kantor Pos hingga Kraton adalah Jalan Pangurakan. Sekarang jalan itu bernama Jalan Mangkubumi dan Jalan Jenderal Ahmad Yani: wacananya, filosofinya, kesadaran sejarahnya, sudah mengalami perubahan dan penyempitan, dari falsafah karakter manusia ke catatan romantisme sejarah. Hari ini bahkan Malioboro adalah pariwisata, kapitalisme dan hedonisme pop.

Tips Menulis

Tips Menulis 

dari @benzbara_ Part 1

Pro tip if you want to be a writer: ............... JUST WRITE THAT THINGS DOWN.

Gimana bisa jadi koki kalau malas masak? Gimana bisa jadi penulis kalau malas nulis?

C'mon, it's not a lack of idea. It's a lack of commitment.

Kalau kamu serius, pasti kamu sempat-sempatin. Kalau kamu nggak serius, ada aja alasannya buat nggak ngerjain.

Dan saya nggak tertarik ngobrolin panjang-lebar soal nulis sama orang yang nggak serius dan cuma pengen basa-basi.

#LoveIsRight sedang menunggu kabar dari editor. ^ ^v RT @ardindra_: Bang Bara, kapan merilis novel berikutnya? *pembaca tak sabar*

"Ide Menulis"

"Ide Menulis" 

by @deetopia

sebuah ide butuh waktu buat berkembang, jadi jangan bete kalau tiba2 mentok ide. teruslah genggam ide itu. #idenulis

bikin banyak alternatif ide ceritamu. semakin banyak, semakin besar kamu akan menemukan ide yang gak lazim. dan itu bagus. #idenulis

jangan khawatir juga kalau kamu menemukan ide yang malah lebih menarik. ikuti ke mana arah idemu pergi. #idenulis

ada yang bilang ide itu mahal, buat saya lebih mahal lagi usaha menyelesaikannya. #idenulis

banyak buku yg ide & konsepnya bagus, tp eksekusinya gak begitu bagus. ada juga buku yg idenya biasa, tp hasilnya bagus. mana yg kamu suka?

jangan bilang yg bagus adalah idenya bagus dan eksekusinya keren. buku seperti itu pastilah semacam mahakarya :) #idenulis

DON'T: Bikin karakter utama yg hobinya galau. Ragu sesaat, salah melangkah boleh, tapi dia hrs tahu apa yang dilakukan berikutnya. #tipfiksi

Sabtu, 15 Desember 2012

Mereka Tetap Saja Tak Percaya

Mereka Tetap Saja Tak Percaya

Larinya Eddy Tansil sangat melukai rakyat Indonesia. Dan luka itu bisa sedikit berkurang apabila Pemerintah menunjukkan sikap rendah hati dengan pernyataan resmi meminta maaf kepada bangsa Indonesia. Kalau perlu, diulang-ulang agar bisa menjadi semacam pendidikan politik yang memaparkan proporsi fungsi-fungsi, kewajiban dan hak dalam organisasi negara. 

Salah satu tanda kedewasaan mental, kebesaran jiwa serta memadainya wawasan pada suatu pihak yang bersalah, adalah seberapa jauh ia menunjukkan perasaan bersalah. Orang yang punya komitmen terhadap kebenaran, akan dengan sendirinya bersikap blingsatan jika ia melakukan kesalahan atau apalagi ketidakbenaran. Minimal ketidakbecusan. Semakin parah blingsatannya, semakin tercermin kedalaman komitmennya terhadap kebenaran. 

Situasi blingsatan nasional itu tak begitu terasa. Pak Oetojo Oesman sudah siap ditindak apapun oleh Kepala Negara, tapi seberapa jauh ia menunjukkan rasa malu kepada rakyat? Malahan khalayak ramai diimbau untuk bersama-sama mencari kemungkinan menangkap kembali si buron itu. Bahkan terdengar juga semacam ancaman -- meskipun yang mengancam kemungkinan besar tak merasa bahwa ia mengancam. ''Awas kalau masyarakat menyembuyikan Edy Tansil!''. 

Lupa dan Salah

Lupa dan Salah

Ada 4 jenis Kelupaan atau Kesalahan dalam diri manusia. Pertama, namanya 'Nisyan', itu artinya lupa, tapi lupa dan melupakan itu berbeda. Kalau lupa itu gak ada kesalahan, tidak ada pasal hukumnya, pasal akhlak maupun akidahnya, tapi kalau melupakan itu suatu tindakan moral, suatu tindakan yang bisa menyentuh batas hukum, baik hukum negara maupun akhlak.

Yang kedua, namanya 'Qoto', itu salah. Kesalahan juga ada 2 macam, kesalahan teknis manajemen, ada kesalahan dalam arti bermakna moral, misalnya saya ujian berhitung matematik, saya melakukan kesalahan, saya tidak dosa karena saya ada kekeliruan ngitung, kalau keliru ngitung-nya ini dalam administrasi negara, dalam klausul-klausul, policy-policy aturan, ini bukan kesalahan intelektual, ini sebagai kesalahan moral.

Persemakmuran Nusantara

Persemakmuran Nusantara

"Persemakmuran Nusantara" bukan kata atau bahasa konstitusi. Juga bukan draf formula kenegaraan. Ia lebih merupakan istilah romantik kebudayaan. Kepala mau pecah mikirin Indonesia, bolehlah iseng memimpikan kebersamaan, tapi dengan membuka kemungkinan tafsir baru, sepanjang bersetia kepada moral kebangsaan dan kesatuan hati seluruh manusia Indonesia.

Persemakmuran Nusantara bukan Persemakmuran Indonesia. NKRI kabarnya sudah "harga mati". Sudah "padat". Sedangkan Persemakmuran Nusantara itu "cair". Ia roh, gairah, semangat, impian, cita-cita. Bukan pula berasosiasi ke negara federasi atau "commonwealth". Ibarat menggembalakan kambing, patok kayu penyimpul tali yang mengikat leher kambing-kambingnya adalah NKRI. Tetapi tali antara patok itu dengan leher kambing adalah kemerdekaan berpikir, romantisme cita-cita, dinamika cinta bagi kambing-kambing untuk sejauh mungkin mencari rumput masa depannya. Kita ulur tali itu sepanjang-panjangnya, tetapi patok NKRI menjaga batas seberapa panjang tali itu.

Setahun 23 Bulan


Setahun 23 Bulan

Oleh: Muhammad Ainun Nadjib

Begitu seorang karyawan diterima, keluarganya dipanggil ke kantor untuk diberikan gaji tiga bulan pertama. Jumlah gaji yang diberikan dua kali lipat lebih banyak dibanding standar umum, sehingga sangat jauh di atas UMR.

Pimpinan perusahaan berkata kepada istri si karyawan: “Mudah-mudahan dengan uang seadanya ini rumah tanggamu aman. Tolong dorong suamimu agar bekerja keras. Kami semua juga mohon doa agar usaha kita ini diridhoi Tuhan sehingga bermanfaat bagi semua warganya dan masyarakat luas”.

Sayap-Sayap Kerbau


10/11/2012

Sayap-Sayap Kerbau


Di tengah padang yang terbuka luas, dua orang musafir berdebat tentang sebuah titik hitam yang tampak nun jauh di depan. Yang seorang menyatakan, titik itu tak lain seekor kerbau. Sementara lainnya sangat meyakini, itu seekor banteng.

Riuh rendah mereka berdebat dengan argumentasinya. Karena tidak ada titik temu, satu-satunya jalan yang mereka sepakati adalah bersegera mendatangi titik itu ke tempatnya.

Maka, mereka pun berjalan menyusuri padang, sambil terus berdebat, beradu wacana, mempertandingkan acuan, referensi dan pengalaman. Sampai akhirnya mereka hampir tiba di titik yang dituju. Namun, sebelum mereka melihat persis apa gerangan ia, titik itu tiba-tiba melesat, terbang dari tempatnya, melayang-layang ke angkasa.

Penumpang dari Gang


23/11/2012

Penumpang dari Gang


Kita para sopir taksi memiliki perhitungan tentang wilayah-wilayah tertentu pada jam-jam tertentu yang kira-kira banyak penumpang. Kita memilih lahan mencari nafkah berdasarkan perhitungan peta pasar penumpang.

Demikianlah akal kita membaca dunia dan kehidupan.

Tapi pada suatu siang kita lewat di suatu jalan, pada jam tertentu, menit tertentu dan detik tertentu — muncullah seseorang dari dalam sebuah gang, yang langsung melambaikan tangan memanggil taksi kita.

Kamis, 13 Desember 2012

Kafir Politis



Oleh: Emha Ainun Nadjib

Kalau menjelaskan pada jemaah-jemaah kecil kaum muslimin yang awam tentang kufur atau kafir, biasanya saya memakai entry point soal bersih atau kebersihan.

Misalnya begini: sepanjang seseorang masih mandi dan makan tiap hari, maka ia tak bisa disebut sebagai kafir dalam arti total. Orang mandi, ightisal alias membersihkan diri sendiri, berarti melaksanakan amanat atau perintah Allah untuk menjaga kebersihan badan. Bahwa di luar itu otaknya, perilakunya, perusahaan atau jabatannya, belum di-ghusl atau belum dibersihkan — di situlah barangkali letak fungsi kufurnya. Tetapi tindakan memandikan badan sendiri itu adalah pekerjaan kemusliman.

Jumat, 07 Desember 2012

Mabuk Kekuasaan


7 Desember 2012

Mabuk Kekuasaan


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Dakwah, sebuah tugas mulia yang diemban oleh para pengikut nabi yang setia.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah: Inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah di atas landasan bashirah/ilmu, inilah jalanku dan orang-orang yang setia mengikutiku. Maha suci Allah, aku bukan termasuk orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108).

Bahkan, kita pun tahu bahwa jalan dakwah merupakan jalannya orang-orang yang beruntung, orang-orang yang selamat dari kerugian. Allah ta’ala berfirman (yang artinya),“Demi masa, sesungguhnya semua orang benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasehati dalam kebenaran (berdakwah) dan saling menasehati untuk menetapi kesabaran.” (QS. al-‘Ashr: 1-3)

Sikap Wara: Berhati-hati dan Menjauhi Harta Yang Haram


7 Desember 2012

Sikap Wara: Berhati-hati dan Menjauhi Harta Yang Haram

Oleh: Abu Abdurrohman

بسم الله الرحمن الرحيم

Siapa yang tidak kenal dengan Abu Bakar ash-Shiddiq? Sahabat Rasulullah  yang mulia sangat terkenal karena banyak memiliki keutamaan dan sifat-sifat mulia dalam Islam. Sampai-sampai shahabat ‘Umar bin al-Khattab  memuji beliau dengan mengatakan: “Seandainya keimanan Abu Bakar  ditimbang dengan keimanan penduduk bumi (selain para Nabi dan Rasul) maka sungguh keimanan beliau  lebih berat dibandingkan keimanan penduduk bumi”[1].

Kisah berikut ini mengambarkan tingginya keutamaan Abu Bakar  dan besarnya kehati-hatian beliau dalam masalah halal dan haram:


Kamis, 06 Desember 2012

AMMAA Huruf Syarat, Taukid, Tafsil, bukan Amil Jazm » Alfiyah Bait 712-713


AMMAA Huruf Syarat, Taukid, Tafsil, bukan Amil Jazm
» Alfiyah Bait 712-713

Oleh: Ibnu Toha
أَماَّ وَلَوْلاَ وَلَوْمَا

Bab AMMAA, LAWLAA dan LAWMAA

أَمَّا كَمَهْمَا يَكُ مِنْ شَيءٍ وَفَا ¤ لِتِلْوِ تِلْوَهَا وُجُوباً أُلِفَا

Huruf syarat “AMMAA” seperti makna “MAHMAA YAKU MIN SYAI’IN” (apapun yg ada/bagaimanapun).
Sedangkan FA’ wajib dipasang pada yg mengiringi pengiringnya (yakni pada Jawab yg mengiringi Syaratnya).

وَحَذْفُ ذِيْ الفَا قَلَّ فِيْ نَثْرٍ إذَا ¤ لَمْ يَكُ قَوْلٌ مَعَهَا قَدْ نُبِذَا

Pembuangan FA’ ini (yakni FA’ Jawab) jarang terjadi pada kalam natsar, (kecuali) apabila jawabnya berupa lafazh “QOUL” yg dibuang bersama FA’nya.


Minggu, 02 Desember 2012

Reportase Sarasehan Budaya KPK-POLRI-KEJAGUNG-MA Bersama CNKK 30 Nopember 2012


Reportase Sarasehan Budaya KPK-POLRI-KEJAGUNG-MA Bersama CNKK 30 Nopember 2012

Menyambut peringatan semangat antikorupsi sedunia yang jatuh setiap tanggal 9 Desember, malam ini (Jumat, 30/11) digelar Sarasehan Budaya di Auditorium STIK-PTIK di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sarasehan yang mewadahi empat institusi negara – KPK, Polri, Kejaksaan Agung, dan Mahkamah Agung – untuk saling menjalin hubungan dalam bingkai nonformal ini turut pula menghadirkan budayawan Emha Ainun Nadjib (yang lebih akrab dipanggil Cak Nun) beserta istri Novia Kolopaking (Mbak Via), kelompok gamelan Kiai Kanjeng yang dengan tekun menjalin persaudaraan di dalam maupun di luar negeri melalui musik, kelompok Teater Perdikan, dan budayawan Mohammad Sobary.

Tiga puluh menit lepas dari pukul tujuh malam, Cak Nun dan Kiai Kanjeng mengawali acara dengan mengajak hadirin berdiri untuk bersama-sama menyanyikan IndonesiaRaya. Di atas panggung tampak telah hadir pula Busyro Muqqodas, Abraham Samad (KPK), Komjen Nanan Soekarna (Wakil Kapolri), Darmono (Wakil Jaksa Agung), Artidjo Alkostar (Ketua Muda Pidana Umum Mahkamah Agung), Catur Sapto Edy (Wakil Ketua Komisi III DPR), dan Denny Indrayana (Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia).


Sabtu, 01 Desember 2012

Fragmen Manunggal


Fragmen Manunggal

(Dipentaskan di acara: Sarasehan Budaya KPK Polri Kejasaan MA (30 Nov 2012))

Oleh: Muhammad Ainun Nadjib

Sumber: Buletin Mocopat Syafaat, 1 Desember 2012

RUWAT SENGKOLO: Dari Sabang sampai Ternate…. Berjajar pulau-pulau….

KI JANGGAN: Apa itu, apa itu, kok gitu…. Coba ulang, ulang….

RUWAT SENGKOLO :Dari Sabang sampai Ternate…. Berjajar…. Maaf Guru….

KI JANGGAN: Kok Ternate?

RUWAT SENGKOLO : Ampun Guru, saya mendengar Irian Jaya sedang terancam. Kalau kita nggak serius menjaga Negara, dia bisa lepas dari tangan kita seperti Timor Timur dulu. Siap Guru! Hidup matiku untuk NPKRI!


Senin, 26 November 2012

Pengajian Kiai Jihad di Masjid al Istiqomah


Senin, 26-11-2012

Pengajian Kiai Jihad di Masjid al Istiqomah:

Pembahasan Kitab:
Nasehat-nasehat: النصائح. Agama: الدنية

Iqomah dan azan: والأذان والإقامة

Di antara: من

Syi’ar-syi’ar sholat: شعائرالصلاة

Di-sunah muakad-kan: تتأكد

Menjaga: المحافظة

Keduanya: عليهما

Dan pada keduanya: وفيهما

Ada pengusir: طرد

Bagi setan: للشيطان

Sabda Rosul: لقوله

Adalah tetap atas beliau: عليه

Keselamatan: السلام

Apabila: إذا

Dikumandangkan: نودي

Panggilan untuk sholat: للصلاة

Maka kaburlah: دبرا

Setan: الشيطان

Al Hadits: الحديث °

Dan di antara: ومن

Menjaga: المحافظة

Atas: على

Sholat: الصلاة

Dan mendirikan: والإقامة

Sholat: لها

Adalah memperbagus: حسن

Khusu’: الخشوع

Di dalam sholat: فيها

Dan menghadirkan:وحضور

Hati: القلب

Dan memikirkan:وتدبر

Bacaan: القراءة

Dan memahami: وفهم

Makna-maknanya: معانيها

Menjadikan tanda-tanda:واستشعار

Rendah diri: الخضوع

Dan tawadhu: والتواضع

Pada Allah: لله

Ketika: عند

Rukuk: الركوع

Dan sujud: والسجود

Dan memenuhi: وامتلاء

Hati: القلب

Dengan mengagungkan: بتعظيم

Allah: الله

Dan mensucikan-Nya: وتقديسه

Ketika: عند

Takbir: لتكبير

Dan bertasbih: والتسبيح

Dan pada: وفى

Seluruh:سائر

Bagian-bagian: أجزاء

Sholat: الصلاة

Dan menjauhi: ومجانبة

Pikiran-pikiran: الأفكار

Dan kekhawatiran-kekhawatiran: والخواطر

Keduniaan: الدنيوية.

Selesai...

Oleh: Mohamad Istihori.