Rabu, 28 Agustus 2013

Manusia Pecinta dan Manusia Pekerja



Yayasan al Hidayah, 29 Agustus 2013

Dalam ajaran Islam kita tidak diperkenankan melakukan sesuatu kecuali diawali dengan lafadz Basmalah (Bismillahir rohmaanir rohiim). Selama ini kita memahaminya selewat saja tanpa ada usaha untuk memahami, mendalami, menyelami dan menafsirkan lebih dalam ajaran tersebut.

Banyak ajaran yang dikira hanya peristiwa Fiqih saja padahal bisa jadi ia juga merupakan peristiwa Psikologi. Ini dikarenakan banyak orang mengira Fiqih itu pelajaran agama dan Psikologi adalah pelajaran umum. Padahal sebenarnya tidak ada ilmu yang tidak agama. Semua ilmu adalah pelajaran agama karena ia berasal dari satu sumber yaitu yang telah menciptakan agama untuk semua makhluk.

Dalam perkara ini kita sudah tertipu oleh mereka yang berusaha memisahkan ilmu secara keseluruhan menjadi ilmu yang terpecah-belah. Namun saya tidak akan memperpanjang perihal keterpecahan ilmu yang dialami umat masa kini.

Dalam ilmu psikologi kita tidak boleh mengerjakan sesuatu yang tidak kita cintai. Kalau kita bekerja tapi hati kita mangkel nan ngegerundel maka lama kelamaan ia akan berdampak negatif bagi kesehatan jiwa kita.

Selasa, 20 Agustus 2013

Mata Kaki Harus Menempel?



By : Hanif Luthfi, S.Sy. 10 August 2013


Bukan hal yang aneh kalau sebelum shalat, pak imam mengingatkan para jamaah sambil memeriksa barisan, ”Mohon shafnya dirapat dan diluruskan”.

Tapi pernahkan berdiri di samping Anda jamaah yang suka memepet-mepetkan kakinya ke kaki Anda? Bahkan hampir menginjak anda atau kaki jamaah lain?

Kalau Anda pernah mengalaminya, dan agak merasa risih, terus terang Penulis juga pernah mengalaminya. Dan ternyata tidak sedikit mereka yang mengalami dipepet-pepet seperti itu.

Sampai ada seorang jamaah di satu masjid curhat kepada penulis,”Pokoknya saya tidak mau shalat di samping dia!”, katanya. ”Kenapa?” tanya Penulis. ”Kakinya itu lho, masak saya dipepet-pepet terus sampai mau diinjak. Shalat saya malah jadi tidak khusyu’.”

Beberapa hari yang lalu, Penulis ditanya seseorang tentang hadits keharusan saling menempelnya mata kaki, sebagai bentuk kesempurnaan shaf. Katanya haditsnya shahih diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya. Dan ternyata memang hadits inilah yang disinyalir menjadi pijakan teman-teman yang beranggapan bahwa kaki harus benar-benar nempel dengan kaki jamaah lain.

Jumat, 14 Juni 2013

Muqoddimah

١-  قَالَ مُحَمَّدٌ هُوَ ابْنُ مَالِكِ # أَحْمَدُ رَبِّى اللهُ خَيْرُمَالِكِ

1.  Muhammad berkata: - beliau itu putra Malik -, Aku memuji Robbku Allah, sebaik-baik yang menguasai.

٢ - مُصَلِّيًا عَلىَ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى # وَآلِهِ الْمُسْتَكْمِلِيْنَ الشَّرَفَا

2. Dengan membaca sholawat kepada Nabi pilihan dan kepada keluarganya yang menyempurnakan kemuliaan (yang menyempurnakan kemuliaannya).

٣ - وَأَسْتَعِيْنُ اللهَ فِى أَلْفِيَّةْ # مَقَاصِدُ النَّحْوِ بِهَا مَحْوِيَّهْ

3. Dan aku memohon pertolongan kepada Allah di dalam menyusun al Fiyah yang maksud-maksud Ilmu Nahwu dengan al Fiyah itu tercakup.

٤ - تُقَرِّبُ الْأَقْصَى بِلَفْظٍ مُوْجَزِ # وَتَبْسُطُ الْبَدْلَ بِوَعْدٍ مُنْجَزِ

4. Dia (al Fiyah itu) mendekatkan masalah yang sulit (jauh) dengan kata-kata singkat, dan memperbanyak pemberian dengan janji yang tunai.

٥ - وَتَقْتَضِى  رِضًا بِغَيْرِ سُخْطِ # فَائِقَةً أَلْفِيَةَ ابْنِ مُعْطِي

5.Dan dia (al Fiyah) menuntut keridhoan tanpa ada kemurkaan dengan mengungguli al Fiyah-nya Ibnu Mu`thi.

٦ - وَهُوَ بِسَبْقٍ حَائِزٌ تَفْضِيْلًا # مُسْتَوْجِبٌ ثَنَائِيَ الْجَمِيْلًا

6. Tetapi beliau (Ibnu Mu`thi) karena mendahului maka tetap memperoleh keunggulan, mengharuskan pujianku yang baik.

٧ - وَ اللهُ يَقْضِى بِهِبَاتٍ وَافِرَةْ # لِى وَلَهُ فِي دَرَجَاتِ الْآخِرَةْ

8. Dan semoga Allah menetapkan pemberian-pemberian yang banyak, bagiku dan bagi beliau (Ibnu Mu`thi) dalam derajat-derajat akhirat.

Penjelasan:

Al Fiyah adalah nama sebuah karya ilmiah yang dinadhomkan dan mencakup kepada 1.000 bait nadhoman, ilmu yang diterangkan di dalam Kitab al Fiyah bisa berupa ilmu apa saja, seperti Ilmu Nahwu, Ilmu Mustholah Hadits, Ilmu Fiqih, Ilmu Ushul Fiqih dan sebagainya. Kitab-kitab yang menerangkan Ilmu Nahwu yang masyhur ada tiga macam:

1 . ألفية إبن مالك 
2 .  ألفية إبن معطي 
3 . ألفية إبن السيوطي 

1. Al Fiyah Ibnu Mu`thi dikarang oleh:
- اَلْإِمَامُ أَبُوْزَكَرِيَّا يَحْيىَ ابْنِ مُعْطِى بْنِ عَبْدِ النُّوْرِ الزَّوَاوِ الْحَنَفِى

2. Al Fiyah Ibnu Malik dikarang oleh:
- اَلشَّيْخُ اَلْإِمَامُ أَبُوْ عَبْدِاللهِ جَمَالُ الدِّيْنِ مُحَمَّد بْنِ عَبْدِاللهِ بِنْ مَالِكٍ الطَّائِى اَلْأَنْدَلُسِى الشَّافِعِيّ

3. Al Fiyah as Suyuthi dikarang oleh:
- اَلْحَافِظْ جَلَالُ الدِّيْنِ عَبْدُ الرَّحْمَنِ السُّيُوْطِى الشَّافِعِيّ
Al Hafidz adalah julukan ahli hadits.

*) SIFAT-SIFAT AL FIYAH IBNU MALIK *)

  1. Kitab al Fiyah ini membahas tentang Ilmu Nahwu dan hampir seluruh tujuan ilmu tersebut terkandung di dalamnya. Ini makna dari: مَقَاصِدُ النَّحْوِ بِهَا مَحْوِيَّهْ
  2. Bisa mempermudah dan menjelaskan makna-makna yang jauh dengan kata-kata yang singkat. Ini makna dari: تُقَرِّبُ الْأَقْصَى بِلَفْظٍ مُوْجَزِ
  3. Orang yang mempelajarinya pasti akan segera mengerti dan memahami kandungannya sehingga menjadi ilmu miliknya. Ini makna dari: وَتَبْسُطُ الْبَدْلَ بِوَعْدٍ مُنْجَزِ
  4. Orang yang mempelajarinya akan merasa senang karena tidak menjumpai kesulitan-kesulitan yang berarti. Ini makna dari: وَتَقْتَضِى  رِضًا بِغَيْرِ سُخْطِ
  5. Sistematika pembahasan dan susunan katanya lebih baik dari pada al Fiyah Ibnu Mu`thi. Ini makna dari: فَائِقَةً أَلْفِيَةَ ابْنِ مُعْطِي
-Sekian-

Senin, 20 Mei 2013

Pengertian Menyerupai Orang Kafir



Sering kita jumpai di banyak kasus dengan mengatakan, bahwa amalan ini menyerupai orang kafir dan ini dan itu. Pengharaman amalan tersebut dengan mengikutsertakan Hadits Nabi salah satunya:

“Barang siapa yang menyerupai suatu Kaum, maka dia termasuk dari mereka.”

Namun sebagaimana hadits-hadits yang lain tidak serta merta secara dzahir dapat dijadikan sebuah dalil atas amalan dalam banyak kasus, sebab telah masyhur di kalangan Kaum Muslimin bahwa ayat maupun hadits itu bisa menjadi dalil setelah di tangan para ahlinya, inti daripada maksud ayat atau hadits harus dicari dan ditentukan tujuan dan maknanya.

Sabtu, 18 Mei 2013

KASYIFATUS AS-SAJA (1)



بسم الله الرحمن الرحيم

الحمدلله الذى وفق من شاء من عبادة لأداء أفضل الطاعات* واكتساب أكمل السعادات* وأشهد أن لااله الا الله المتصف بجميع الكمالات* واشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أفضل المخلوقات* صلى الله عليه وسلم وعلى آله وأصحابه الانجم النيرات* صلاة وسلاما داءمين مادامت الارض والسموات*

(اما بعد) فيقول العبد الفقير المضطر لرحمة ربه العليم الخبير* لكثرة التقصير والمساوى* أبو عبد المعطى محمد نووي بت عمر الجاوي* الشافعي مذهبا اقليما التنارى منشأ ودارا غفرالله ذنوبه* وستر في الدرين عيوبه (هذه) تقييدات نافعة انشاءالله تعالى على المختصر الملقب بسفينة النجا فى أصول الدين والفقه للشيخ العالم الفاضل سالم بن سمير الحضرى اقليما والبتاوى وفاة نورالله ضريحه تتمم مساءله وتفك مشكله وتفصل بجمله وضعتها لتكون تذكرة لنفسى* وللقاصرين مثلى من أبناه جنسي* وسميتها ( كاشفة السجا فى شرح سفينة النجا) وأو ضحته بالتراجم بالفصل وغيره اقتداء بكتاب الله تعالى فى كونه مترجما مفصلا سورا سور او لانه أبعث على الدرس والتحصيل منه و أقحمت فيه فصل الصيام* ان شاءالله تعالى ليزيد النف

Sabtu, 04 Mei 2013

Pohon Yayasanku dalam Kepungan Hama dan Benalu



Yayasan, Ahad, 05-05-2013.

“Coba kalian hitung berapa persen `benalu` di Yayasan kita ini dan berapa persen `pupuknya`?
Kalo saya mah nggak apa-apa Yayasan ini sepi asalkan yang tersisa, meski sedikit, adalah pupuk dan yang pergi mereka semua adalah benalu.

Karena kalau kita ibaratkan Yayasan adalah sebuah pohon agar ia bisa berkembang harus selalu diberi pupuk dan bukannya malah dijejelin benalu.

Memang sangat saya sayangkan beberapa periode belakangan pertumbuhan benalu di Yayasan kita ini semakin pesat. Sehingga wajar kalo pertumbuhan Yayasan jalan di tempat bahkan dari beberapa segi mengalami kemunduran.

Jumat, 12 April 2013

Pesan Pernikahan dari Habib Ahmad bin Abdul Hamid al Kaf

Pesan Pernikahan dari Habib Ahmad bin Abdul Hamid al Kaf untuk Bang Aris

> Betapa dahsyatnya kalimat Tahlil itu. Maka janganlah sekali-kali kita main-main dengan kalimat "Laa ilaaha illal Laah". Tiada Tuhan selain Allah.

> Islam mengajarkan agar kita jangan gegabah dalam melakukan suatu hal. Maka minta tolonglah pada Allah. "Fa idzaas ta`anta fasta`in billaah." Jika engkau hendak minta tolong, maka minta tolonglah kepada Allah.

> Kalimat "Insya Allah" adalah juga kalimat tauhid yang berpasangan dengan kalimat tahlil. Jika kita berencana hendak melakukan sebuah hajat atau kegiatan maka cam kan lah "Insya Allah" dalam hati kita.

Rabu, 30 Januari 2013

Revolusi Sunyi


Oleh Ladrang Rampak Panuluh pada 24 Januari 2013 pukul 10:54 ·

“Enam Jalan Revolusi”

(Orasi Budaya: Merajut Kembali Nusantara, 

Taman Ismail Marzuki Jakarta, 15 Januari 2013)

Oleh : Muhammad Ainun Nadjib

Aktifis nasionalis bertemu bersama-sama pada hari ini, terus nanti 2014 masih ada pemilu, berarti khayalan pertemuan ini. Kalau dalam waktu 1-2 tahun belum ada penjebolan konstitusi dan undang-undang yang anti rakyat dan anti nasionalisme dan kemudian kembali kepada posisi 17 Agustus 1945, dalam waktu 1-2 tahun, apapun caranya, maka pertemuan ini adalah pertemuan takhayul.

[Ha...ha...ha...]

Saya mohon maaf atas… Jadi gini saya mohon maaf sama mas-mas yang babak kedua. Karena saya tadi, kemarin saya di Pancor, di Lombok Timur. Ya biasalah ketemu orang kecil disana, 3-4 ribu siang malam, terus nanti malam saya harus di GOR Mataram. Jadi, mau gak mau, saya belum punya kewenangan untuk menunda flight Garuda sehingga saya harus cepet-cepet, setelah jam 12 ini lari ke bandara.

[Ha...ha...ha...]

Revolusi, Media Massa (tanpa koma) Sop Buntut


Kegiatan Maiyahan beberapa bulan terakhir ini mengusung tema yang seolah-olah menjadi ‘tantingan’ (penegasan sikap) terhadap jama’ah Maiyah. Memang benar bahwa sampai saat ini gerakan Maiyah menganut ‘mahzab’ energi-isme sehingga dalam banyak tataran praktis, tidak me-materi-kan diri menjadi organisasi keagamaan,parpol, LSM atau apapun saja. Maiyah adalah forum ilmu, adalah laboratorium nilai, adalah ‘pabrik daur ulang’ sampah jaman dan pada skala nilai tertentu saya menemukan, forum Maiyah bahkan menjadi semacam RSJ (rumah sakit jiwa). Dan karena itu maka Jama’ah Maiyah dalam konstelasi politik nasional bukan apa-apa. Tapi menjadi ‘bukan apa-apa’ dan ‘tidak dianggap oleh siapa-siapa’ itu belum pasti juga merupakan suatu penderitaan. Tidak dihitung orang dalam konteks tertentu justru menjadi keuntungan dan malahan menjadi daya pegas yang dahsyat. Siapa menyangka Adolf Hitler seorang lelaki kurus dan ringkih yang sama-sekali tidak dihitung keberadaannya itu tba-tiba menjelma menjadi Dasamuka. Tidak ada pula yang meramalkan sebelumnya bahwa seorang Petruk alias Kanthong Bolong alias Thong-thong Sot itu bisa ‘munggah bale’ menjadi raja dan membuat malu habis-habisan Baladewa.

Beberapa contoh yang saya ambil sebagai analogi dan iktibar ini saya kira tidak lahir dari kekalutan psikologis dan emosional. Juga bukan dimaksudkan untuk ‘caper’ terhadap media sehingga nanti mengakumulasi menjadi potensialitas politik Jama’ah Maiyah agar mempunyai daya jual dan diperhitungkan dimasa depan. Bukan, 100% bukan itu kecuali memang sekedar semacam pengolahan cara pandang dan jenis sikap untuk menjaga keikhlasan dan konsistensi dalam menjalani apa yang diyakini dala kehidupan. Termasuk terhadap segala macam peristiwa dan aktifitas yang sampai hari ini menjadi arena pengolahan intelektual, emosioanal, mental dan spiritual dikalangan Jama’ah Maiyah.

Rasionalitas Sang Kiai Mbeling


Sumber: Buletin Mocopat Syafaat pada 7 Januari 2013

Emha Ainun Nadjib dikenal sebagai kiai yang berani bicara blak-blakan. Ucapannya selalu menarik, segar, dan aktual. Bagaimana pria yang kabarnya pernah menjadi "penyembuh" di tahun 1980-an ini mengomentari penyakit modern dan fenomena wirid sebagai penyembuh penyakit yang kian menguat belakangan ini.

Emha mengakui, penyakit masyarakat modern di zaman ini sangat beragam adanya, selain penyakit yang langsung mengahantam tubuh dengan menyerang fungsi organ atau biasa disebut penyakit organis. Penyakit kejiwaan seperti stres dan depresi pun berpotensi memicu merosotnya daya tahan badan. Banyak hal dituding sebagai biang keladinya. Mulai krisis ekonomi yang tak kunjung pulih, PHK, suami atau istri berselingkuh, sampai bisnis jeblok.

Namun, bukan Emha kalau tak punya opini menyentak. Menurut dia, banyak penyakit yang sebenarnya belum layak disebut penyakit beneran. “Yang terjadi sebenarnya adalah perubahan tatanan dasar jasad maupun rohani manusia, akibat berbagai kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus, setiap hari,” ujarnya berteori.

Maiyah Sebagai “al baqiyyat al baaqiyah” Bagi Indonesia


Oleh Muhammad Nursamad Kamba

29 Desember 2012

Manakala bagian-bagian luar dari suatu pusaran telah hancur dan yang tersisa hanya pusat porosnya maka yang tersisa disebut “al baqiyyat al baaqiyah”. Apabila daun-daun, ranting dan cabang-cabang suatu pohon telah berguguran dan yang tinggal hanya akar-akarnya maka yang tinggal disebut “al baqiyyat al baaqiyah”. Ketika para sahabat Nabi Muhammad SAW telah pada kembali ke pangkuan ilahi maka sahabat yang masih hidup disebut pula “al baqiyyat al baaqiyah”.

Ibarat “journey” perjalanan hidup seperti dilukiskan al Aththar adalah perjuangan semesta yang tidak hanya mengandalkan kemauan, harapan, dan semangat saja tetapi juga kemampuan mengatasi berbagai aral melintang di jalan mi’raj yang penuh liku serta penuh dengan jurang di sekelilingnya. Memang, tidaklah sia-sia mempertanyakan mengapa harus ada perjuangan meski Tuhan tidak meminta persetujuan manusia sebelum menciptakannya, kata JP. Sartre.

Disadari atau tidak, dan diakui atau tidak, kita sebagai bangsa maupun sebagai umat sudah terlarut dalam agenda hegemoni kultur konsumerisme yang merupakan bentuk baru, wajah baru dan ideologi baru imperialisme. Kaum intelektual cerdik pandai menyebut era kita sekarang ini, abad 21 sebagai era posmodernitas atau posmodernisme. Intinya adalah perang atau setidaknya pergelutan dalam pembentukan maindset melalui rekonstruksi narasi dan metanarasi. Kita bersikap dan memilih suatu perilaku karena mindset yang telah terbentuk oleh ceritera tentang diri dan alam sekitar kita. Meski tidak mampu membuktikan kebenaran tanggal lahir dan proses kelahiran Anda tapi tetap percaya bahwa Surat Keterangan Lahir dari Kelurahan, merupakan dokumen yang memuat data resmi yang tak dapat diperdebatkan. Anda memilih bersikap atau tidak bersikap, menjalani suatu perilaku atau tidak menjalani sesuai dengan zodiak yang Anda percayai terkait dengan kelahiran dan berupaya menerima realitas korespondensi semua itu dalam kehidupan nyata padahal semuanya tiada lain kecuali narasi, ceritera belaka; “asaathiir awwaliin”.

Kelas Menengah Islam, Di Mana Kau?


25 Jan 2013 04:21 pm | Saratri Wilonoyudho

Dalam memperingati Maulid Rasulullah Muhammad SAW di Gambang Syafaat 25 Januari 2013 ini (dan juga di tempat lainnya), nampaknya ada satu hal penting untuk didiskusikan, yakni tentang seberapa jauh sih peran kelas menengah (Islam) di negeri ini? Pertanyaan ini cukup relevan, terutama setelah sebelumnya dalam Orasi di Taman Ismail Marzuki 15 Januari 2013 yang lalu, Cak Nun juga meragukan kuatnya kelas menengah di negeri ini. Padahal mereka diharapkan menjadi penggerak sejarah dan perubahan sosial politik di tanah air. Lalu apa hubungannya dengan Maulid Nabi? Nanti kita diskusikan di bawah ini.

Dari sejarah panjang negeri ini memang menunjukkan bahwa kita sampai saat ini belum memiliki kelas menengah yang kuat. Melacak lewat sejarah masa lalu nampak bahwa kelahiran kelas menengah di jaman kolonial seperti Sarekat Islam, Indiche Partij, Sarekat Dagang Islam, NU, Muhammadiyah dan sebagainya dilatarbelakangi oleh beebagai faktor diantaranya lahirnya diskriminasi dan tekanan kaum penjajah Belanda atas masyarakat pribumi saat itu.

Dengan kata lain, pengertian kelas menengah di tanah air memang bukan berakar pada pengertian kelas menengah Eropa Barat sebagai penggerak kapitalisme akibat Revolusi Industri. Kelas menengah kita lahir dari tekanan politik, dan mereka hanya dapat didefinisikan terdiri dari para intelektual, kaum pedagang, ulama, dan kelompok professional lainnya.

Bersamaan munculnya ideologi lain yang berkembang saat itu seperti liberalisme, Marxisme, sosialisme dan Islam moderen, dst, kelas menengah saat itu terus berkembang dari organisasi sosial menjadi organisasi politik dan tumbuh kesadaran untuk melepaskan diri menjadi bangsa yang merdeka. Nampak bahwa mereka masih memiliki idealisme yang cukup bisa diharapkan, karena mereka memiliki musuh yang jelas, yakni kaum penjajah.