Sabtu, 27 Oktober 2012

Kitab Riyadhus Sholihin, Bab Muroqobah, Hadits I


Yayasan al Hidayah, Ahad, 28 Oktober 2012

Kitab Riyadhus Sholihin, Bab Muroqobah, Hadits I

Tafsir Awam:

Ada beberapa poin yang bisa kita ambil dari hadits tersebut. Pertama, dalam rangka meningkatkan ke-muroqobah-an kita kepada Allah SWT maka hendaklah kita senantiasa bersikap waspada dan rendah hati.

Jangan sekali-kali menzalimi seseorang yang kita anggap remeh dan rendah status sosialnya karena barangkali saja, misalnya, pengemis tua yang berbaju sobek-sobek, baunya minta ampun dan sangat kotor itu sebenarnya adalah malaikat yang menyamar yang diutus Allah untuk menguji keislaman, keimanan dan keihsanan kita.

Sebagaimana hadits di atas malaikat menyamar menjadi seorang laki-laki, berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam dan kakinya tidak menyentuh tanah. Ia adalah malaikat Jibril yang diutus Allah untuk “menguji” Rosulullah dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang direspon oleh Rosul dengan jawab-jawaban yang sangat cerdas dan singkat.

Kedua, untuk meningkatkan muroqobah langkah selanjutnya adalah terus-menerus pemahaman kita tentang Islam, Iman dan Ihsan. Kita mungkin sudah hapal semuanya ada berapa rukun Islam dan apa saja, ada berapa rukun Iman dan apa saja serta tahu apa definisi Ihsan itu. Namun yang belum ada jaminan penuhnya adalah memahami apalagi mengamalkan nilai-nilai Islam, Iman dan Ihsan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ketiga, masih dalam rangka muroqobah sepatutnyalah kita perhatikan ciri-ciri datangnya hari kiamat: 

1. Hamba sahaya melahirkan majikannya
(Ini adalah fenomena di mana ada seorang anak yang sukses dunianya, menjadi orang kaya raya namun kemudian ia menjadikan orang tuanya terutama ibunya yang melahirkannya seperti budak/pembantu rumah tangga).

2. Orang-orang fakir miskin yang tidak bersepatu/nyeker, tidak berpakaian dan hidup hanya dari mengembalakan kambing.
Terus meningkatnya jumlah orang fakir dan miskin. Dalam kehidupannya, saking miskinnya sampai-sampai mereka tidak mampu mememenuhi kebutuhan hidupnya seperti menutupi kaki dan tubuhnya. Sehingga tampak ketika mereka bepergian tidak pakai alas kaki dan telanjang. 

3. Manusia berlomba-lomba membangun bangunan-bangunan tinggi.
Bangunan tinggi diciptakan bukan atas dasar kebutuhan manusia yang mendesak melainkan hanya untuk bersombong-sombongan dan berbangga-banggaan diri baik sebagai individu maupun negara.
Mari kita perhatikan ketiga ciri datangnya hari kiamat di atas. Pertanyaannya apakah salah satu dari tiga ciri di atas sudah terjadi sekarang atau ketiganya memang sudah terjadi dan nampak dalam kehidupan kita sehari-hari atau belum terjadi satu pun dari indikasi tersebut sampai detik ini?

(Mohamad Istihori)

Sabtu, 20 Oktober 2012

18 Ayat Tentang Qurban yang Harus Anda Tahu


18 Ayat Tentang Qurban yang Harus Anda Tahu


Ayat Ayat Tentang Qurban
Dalam Al Quran ada beberapa ayat tentang qurban yang mesti kita ketahui. Antara lain adalah tentang perintah qurban, fadilah qurban, makna qurban, tujuan qurban, daging qurban dan sejarah qurban. Pastikan simak ayat-ayat tentang qurban ini, semoga Allah memudahkan kita semua untuk berqurban tahun ini dan tahun mendatang.

1. Perintah qurban
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah. (Al-Kautsar : 2)

2. Fadilah Qurban : Supaya mereka…
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syari’atkan penyembelihan qurban supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan Allah kepada mereka, maka Rabb-MU adalah Allah yang satu karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh.  (Al-Hajj : 34)

3. Makna qurban : Rasa syukur kepada Allah
Dan serulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfa’at bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rizki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang kesusahan lagi fakir. (Al-Hajj : 27-28)

4. Ketaqwaan adalah tujuan qurban
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaanmulah yang dapat  mencapainya.  (Al-Hajj :  37)

5. Dibolehkannya pekurban makan daging qurban
Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri dan telah terikat. Kemudian apabila ia telah tumbang (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukan unta-unta itu kepada kamu, supaya kamu bersyukur.  (Al-Hajj : 36)

6. Sejarah Qurban

Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar [1283]. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya_allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu [1284] Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar [1285]. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.  (Asshaaffat : 100-111)

Keterangan ayat tentang qurban di atas:
[1283]  yang dimaksud ialah nabi Ismail a.s.
[1284]  membenarkan mimpi maksudnya mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksanakannya.
[1285]  sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan qurban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya qurban yang dilakukan pada hari raya haji.

Demikianlah 18 ayat tentang qurban dalam Al Quran. Semoga kita selalu diberi kelapangan rizki dan niat untuk selalu berkurban. Aamiin.

Jumat, 19 Oktober 2012

Membaca "Buku Kehidupan"

Yayasan al Hidayah, Sabtu, 20 Oktober 2012, 00:00 WIB

Membaca “Buku Kehidupan”

Oleh: Mohamad Istihori

Firman Allah yang berbunyi, “Iqro” itu sebenarnya adalah sebuah perintah yang menjadi payung bagi manusia untuk “membaca” apa saja dan dari sudut mana saja asalkan berpijak pada, “Bismi robbikal ladzii kholaq.”

Maka saya sangat heran kalau sampai hari ini masih ada pihak yang mengaku beriman pada al Quran tapi masih berbetah-betah diri dan terus-menerus berkutat dalam kebodohan. Padahal jelas-jelas Allah sangat membebaskan kita untuk membaca apa saja asalkan dengan syarat membacanya itu dengan asma-Nya.

Nah yang menjadi masalah adalah bagaimana kita membaca apa saja dalam kehidupan ini yang berdasarkan dan berlandaskan “bismi robbikal ladzii kholaq”.

Jangan kita pahami kata ism di sini nama tapi ism di sini sebenarnya adalah sifat. Sebagaimana kita tahu “asmaul husna” itu bukan nama-nama yang baik tapi maknanya adalah sifat-sifat Allah yang baik yang berjumlah 99 yang harus dengan benar-benar kita pahami dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi tafsir awam firman “iqro bismi robbikal ladzii kholaq” adalah bacalah apa saja dari sudut mana saja asalkan hasil bacaan kita itu berpijak pada sifat Allah yang telah menciptakan kita.

Maka melalui firman ini Allah juga mengajarkan kreativitas tanpa batas yang terus-menerus kita tumbuhkan sebagai aplikasi dari bacaan dan pemahaman kita dari buku kehidupan yang kita baca.

Kamis, 04 Oktober 2012

"Ya Allah Kenapa Bukan Saya Aja yang Korupsi!!!"

Yayasan al Hidayah, Jum'at, 5 Oktober 2012

“Ya Allah Kenapa Bukan Saya Aja yang Korupsi!!!”

Banyaknya kasus korupsi di Indonesia sebenarnya bukan karena kepandaian si koruptor yang ketangkep. Tapi terlebih karena berbagai lembaga di Indonesia membuka diri seluas-luasnya kesempatan dan melancarkan jalan bagi si koruptor tersebut untuk melancarkan aksinya dengan syarat asalkan jangan diketahui orang banyak dan yang lebih penting lagi si pemberi akses kemudahan koruptor itu mendapatkan bagian yang telah mereka sepakati bersama.

Jadi kebanyakan kita yang tidak korupsi itu bukan karena membenci korupsi. Kita tidak korupsi hanya karena tidak punya kesempatan dan akses untuk melakukan perampokan besar-besaran uang rakyat tersebut. Dan, diam-diam di dalam hati kita sebenarnya merasa iri juga dengan melimpahnya harta dan kemudahan hidup duniawi yang bisa didapatkan oleh seorang koruptor.

Yang kita tidak inginkan hanyalah ketahuan kalau kita korupsi. Tapi sebenarnya kita pengen juga korupsi. Hal ini sih sangat wajar karena manusia sekarang bukan hidup berdasarkan kebutuhan tapi berdasarkan keinginan. Dan, sifat keinginan itu tidak ada batasnya.

Orang beli BB bukan karena fungsi tapi karena gengsi. Manusia membeli Mio G bukan karena motor sebelumnya sudah rusak total sehingga tidak bisa diperbaiki lagi tapi karena “panas kupingnya” terus-menerus dicengin temen-temen sekantornya yang sudah lama memakai motor keluaran terbaru.

Maka sebenarnya Tuhan sudah kita “injak-injak” dan hinakan selama ini. Kita tahu kalo Tuhan itu mengetahui tindak korupsi dan dosa yang sering kita lakukan selama ini. Tapi keberadaan Tuhan sudah tidak kita pedulikan. Karena kita menganggap Tuhan tidak rewel. Kita menganggap toh kehidupan dunia semakin sejahtera meski sudah sekian lama kita tidak lagi melaksakan sholat lima waktu dan membaca al Quran.

Maka jangan sekali-kali berharap tindak korupsi bisa dihapuskan dengan tuntas di negeri ini. Justru tahun-tahun mendatang perilaku korupsi semakin canggih dan sistemik. Karena orang sudah mulai berani saat ini untuk juga mengkorupsi agama dan hal-hal yang berhubungan dengan agama hanya demi memuaskan nafsu serakahnya atas dunia dengan alasan ia melakukan itu karena banyak tenaga kerja yang membantu kelancaran pekerjaannnya. Di rumahnya ada yayasan yang berisi banyak yatim-piatu untuk disantuni.

Kita jual kehormatan, kita gadaikan keyakinan dan kita jual apa saja yang ada pada diri kita tanpa belajar mengenai batasan mana yang bisa dijual dan mana yang tidak boleh dijual. Kita korup semua pemberian Tuhan justru untuk melanggar peraturan yang sudah diterapkan oleh-Nya.

Yang bisa kita lakukan untuk saat ini dalam keadaan bencana korupsi yang mewabah adalah membersihkan diri kita. Menghilangkan perasaan iri atas keberlimpahan harta seorang koruptor. Karena kalau kita hendak membersihkan ruangan yang kotor yang dibutuhkan adalah sapu yang bersih. Bagaimana ruangan kotor itu bisa bersih kalau disapu oleh sapu yang kotor.

Untuk membersihkan Indonesia dari kotornya perbuatan korupsi dibutukan manusia-manusia Indonesia yang bersih/ikhlas dalam memperjuangkan apa yang ia yakini tanpa peduli apakah yang ia perjuangkan itu mendapat balasan dari orang lain atau tidak. Ia sudah tidak lagi pamrih atas perjuangannya dan sangat jauh dari nafsu untuk mencalon-calonkan diri menjadi RI 1 apalagi sekedar DKI 1.

(Mohamad Istihori)