Minggu, 28 Februari 2010

Iman dan Amal Sholeh

Cibubur, Jum'at, 26 Pebruari 2010

Iman dan Amal Sholeh

(TJ: 79)

Oleh: Mohamad Istihori

Di mana Allah memberikan ancaman kepada orang-orang yang kufur, biasanya Allah memberikan janji kepada orang-orang yang beriman.

- Wal ladziina aamanuu.

Fondasi iman itu ada enam sebagaimana yang tersurat dalam rukum iman. Tapi cara mengaplikasikannya ada banyak.

Sebagian ulama berpendapat ada 60 cara. Di antaranya dengan tersenyum kepada orang lain, menyingkirkan duri atau batu di jalan, menjaga kebersihan, dan lain-lain.

- Wa 'amilush shoolihaati.

Iman dan amal sholeh adalah dua komponen batin yang saling menyempurnakan. Iman ibarat badan dan amal sholeh adalah pakaiannya.

Idealnya setelah kita beriman kita pasti senantiasa termotivasi untuk beramal sholeh.

- Sanudkhiluhum jannaatin tajrii min tahtihaal anhaar.

Bagaimanakah janji Allah terhadap orang-orang yang beriman sekaligus beramal sholeh?

Sanudkhiluhum= mereka nanti akan dimasukkan.

Dalam ayat ini memakai redaksi sanudkhiluhum. Sa itu artinya nanti. Nudkhiluhum adalah fi'il mudhore yang memiliki makna sekarang atau akan datang.

Dalam hal ini fi'il mudhore tersebut bermakna akan datang. Maka artinya "nanti akan". Artinya masih sangat jauh peristiwa tersebut terjadi tapi pasti terjadi dan tak diragukan lagi.

Jannaatin= ke dalam surga. Tajrii= yang mengalir. Min= dari.

Tahtihaal anhaar= bawah surga (sekeliling surga) ada sungai-sungai.

Maksud tahtihaa bukan berarti ada sungai tepat di bawah surga.

Tapi maksudnya adalah sungai-sungai itu ada di sekeliling surga dan letak surga lebih tinggi daripada sungai-sungai tersebut. Sehingga nggak akan ada cerita surga kebanjiran.

- Khoolidiina fiihaa

Keadaan orang-orang yang ada di dalam surga adalah abadi.

- Abadan.

Selama-lamanya. Bukan lama. Sebab kalau lama mah akan ada akhirnya. Tapi kalau di surga mah nggak bakalan ada akhirnya.

- Lahum fiihaa azwaajun.

Bagi penduduk surga akan memiliki pasangan hidup.

- Muthoh-harotun.

Yang suci dari haidh, nifas, dan segala macam kotoran. Bersih badan dan batinnya.

Buat apa kita memiliki pasangan yang bersih dan mulus badannya tapi hatinya kotor?

Kalau orang masih ada kotoran di dalam hatinya, dia akan suka ngedumel, ngomel-ngomel, ngoceh nggak karu-karuan, dendam, sakit hati, dan lain sebagainya.

- Wa nudkhiluhum dzillan dzoliilaa.

Di surga mah nggak ada matahari. Sehingga kita merasa teduh. Kalau nggak ada matahari berarti di surga gelap dong?

Fungsi matahari itukan:
1. Sebagai penunjuk waktu.
2. Sebagai penerang.
3. Sebagai pengering.

Terus bagaimana dengan di surga? Gelap dong? Nggak kenal waktu? Dan, basah?

Di surga tetap terang karena penduduk surga akan diterangi oleh cahaya yang berasal dari arasy. Karena letak surga itu tepat berada di bawah arasy.

Dalam sebuah hadits Rosulullah bersabda bahwa ada tujuh golongan yang mendapat teduh-teduhan dari Allah di saat tidak ada teduh-teduhan kecuali teduh-teduhan yang berasal dari Allah.

1. Pemimpin yang adil (imaamun 'aadil).

2. Orang yang ingat Allah. Dia menyendiri (kosong) dan mencucurkan air matanya.

3. Orang yang bersahabat: bertemu dan berpisah karena Allah. (tahabbab billaahi wa tafarroq billaahi)

(Bersahabatlah dengan siapa saja tanpa pandang bulu. Karena Allah kerap kali menyembunyikan kekasihnya di antara umat manusia).

4. Pemuda yang ditawarkan berzina oleh seorang wanita yang cantik dan memiliki kedudukan sosial yang tinggi namun ia mampu menolaknya.

Dan seterusnya.

Suasana Surga dan Ahzab

Cibubur, Selasa, 16 Pebruari 2010

Tafsir Jalalain Halaman 205

Suasana Surga dan Ahzab

Oleh: Mohamad Istihori

Matsalul jannatil lati wu'idal muttaquuna tajrii min tahtihaal anhaaru ukuluhaa daaimun wa dzilluhaa tilka 'uqbal ladziinat taqow wa 'uqbal kaafiriinan naaru wal ladziina aatainaahumul kitaaba yafrohuuna bimaa unzila ilaika wa minal ahzaabi man yunkiru ba'dhohu.

- Matsalul jannatil lati wu'idal muttaquuna.

Surga itu dijanjikan untuk orang-orang yang bertakwa.

- Tajrii min tahtihal anhaaru.

Di antara sifat surga yang digambarkan dalam ayat ini:

1. Di surga mengalir sungai-sungai.

Al anhaar adalah bentuk jamak dari kata nahrun (sungai). Hal ini mengindikasikan bahwa surga memiliki banyak jenis sungai.

Di antaranya ada sungai susu, kopi, jus, madu, arak, sirup dengan berbagai macam rasa, dan minuman apa saja yang diinginkan oleh penduduk surga.

- Ukuluhaa daaimun.

2. Dalam hal makanan (buah-buahan) tidak mengenal musim. Semua jenis buah selalu ada kapan saja kita menginginkannya.

- Wa dzilluha.

3. Cuacanya selalu sejuk dan kering.

- Tilka 'uqbal ladziinat taqow. Wa 'uqbal kaafiriinan naar.

Orang yang tidak musyrik tapi enggan beramal sholeh akan memperoleh serendah-rendahnya surga.

Surga tertinggi bisa dicapai oleh orang yang tidak musyrik, beramal sholeh, dan ikhlas.

- Wal ladziina aatainaa humul kitaaba yafrohuuna bimaa unzila ilaika.

Alif-lam pada lafadz alladziina adalah alif-lam lil jinsi (artinya alif-lam yang menunjukkan jenis).

Dalam hal ini menunjukkan jenis keyakinan. Baik itu Islam, Kristen, atau Yahudi.

Orang Nasrani bergembira mendapatkan kitab sucinya yang bernama Injil. Begitu juga orang Yahudi bersuka ria memiliki kitab suci mereka yaitu Taurat.

Namun, begitu Nabi Muhammad diutus membawa kitab suci al Quran yang menjadi penyempurna bagi seluruh kitab suci yang ada sebelum al Quran, tidak semua pihak menerimanya dengan lapang dada dan dengan jiwa yang luas.

Pada masa Rosul ada seorang sahabat bernama Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya yang non-muslim. Abdullah bin Salam berserta cs-nya, begitu Muhammad diutus mereka langsung iman kepada beliau.

Orang-orang Nasrani dan Yahudi yang setia terhadap kitab sucinya masing-masing, pasti bergembira menyambut Rosul dan segala ajarannya.

Hal ini karena ayat tersebut menyiratkan segala apa yang ada di dalam al Quran ternyata klop dan sesuai dengan apa yang ada di dalam Taurat dan Injil.

- Wa minal ahzaabi man yunkiru ba'dhohu.

Ahzab adalah orang-orang yang hanya menerima al Quran yang hanya sesuai dengan nafsu mereka sendiri.

Tapi ketika yang ada di dalam al Quran itu tidak sesuai dengan keinginan, mereka pun menolaknya mentah-mentah.

Hanya Allah-lah yang mengetahui makna dari ayat yang saya bahas ini.

Selasa, 16 Februari 2010

Derita Kaum Saba

Cibubur, Jum'at, 29 Januari 2009

Saba (34): 19

Derita Kaum Saba

Oleh: Mohamad Istihori

Faqooluu robbanaa baa'id baina asfaarinaa wa dzolamuu anfusahum faja'alnaahum ahaadiitsa wa mazzaqnaahum kulla mumazzaq. Inna fii dzaalika la-aayaatil likulli shobbaarin syakuur. (Saba: 19).

Faqooluu robbanaa baa'id=> "Maka para penduduk Saba berkata, "Wahai Robb kami jauhkanlah..."

Asfaarinaa=> "...Jarak perjalanan kami."

Penduduk Saba sangat mengharapkan agar perjalanan dagang mereka, dari Saba (Yaman) ke Syam (Suriah) itu menempuh perjalanan yang jauh.

"Loh mengapa demikian? Mengapa Kaum Saba memilih dan sangat berharap kepada Allah agar Allah menjadikan jarak antara Saba (Yaman) dengan Syam (Suriah) jauh?"

Hal ini dikarenakan, kan kalau orang hendak pergi jauh untuk berdagang mereka akan membutuhkan banyak bekal dan membutuhkan banyak persediaan air.

Kalau para pedagang ini membutuhkan perbekalan, air, atau penginapan maka mereka bisa membuka toko atau warung yang menyediakan kebutuhan para pedagang dan bisa juga membuka penginapan.

Hal ini tentu saja akan menjadi lahan pekerjaan dan secara tidak langsung bisa menambah kesejahteraan para penduduk mereka sendiri.

Itulah sebabnya mereka sangat berharap agar perjalanan antara Saba dengan Syam bisa menempuh perjalanan sejauh mungkin. Bukan dekat.

Dan, mereka juga tahu karena sepanjang perjalanan niaga (Saba-Syam) ini sangat aman. Sehingga sangat memungkinkan bagi mereka untuk membuka usaha rumah makan atau penginapan.

Wa dzolamuu anfusahum=> Dan, limpahan SDA dan perekonomian yang melaju sangat pesat itu tidak mampu mereka sikapi dengan tepat, maka semua rezeki itu membuat mereka berbuat zalim dan aniaya terhadap diri mereka sendiri.

Apakah yang dimaksud dengan zalim? Zalim adalah wadh'u syai-in fii ghori mahallihi (meletakkan sesuatu yang tidak pada tempatnya).

Aturankan kalau mereka diberikan nikmat melimpah mereka bersyukur. Eh ini mah bukannya bersyukur malah kufur. Itu namanya menganiaya diri sendiri. Disebabkan mereka tidak mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Lawan kata zalim adalah adil. Adil adalah wadh'u syai-in fii mahallihi (meletakkan sesuatu pada tempatnya).

Faja'alnaahum ahaadiits=> Maka kami jadikan mereka ahadiits atau bahan omongan, buah bibir, buah mulut, dan ejekan orang-orang setelah mereka.

Dari kata ahaadiits ini kita bisa mendapatkan beberapa pelajaran. Pertama, kata ahaadiits menunjukkan bahwa kelakuan mereka hanya menjadi bahan pembicaraan orang-orang setelah mereka.

Tepatnya setelah peradaban kaum Saba dihancurkan dengan jebolnya bendungan yang menghancurkan dan menenggelamkan kebun-kebun dan harta benda mereka.

Jadi tak ada satu orang pun saat itu yang berani untuk membicarakan kekufuran Kaum Saba. Apalagi untuk merubah, membicarakan saja mereka tidak berani.

Ini adalah kekufuran kolektif. Tidak ada satu orang pun yang berinisiatif mengubah keadaan mereka yang kufur.

Maka oleh karena itulah...wa mazzaqnaahum kulla mumazzaq...Dan kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya.

Inna fii dzaalika...Sesungguhnya pada yang demikian itu.

La-aayaatin...Sungguh terdapat ayat atau pelajaran.

Likulli shobbaarin...Pertama, (yang bisa mengambil pelajaran itu) adalah bagi orang yang sabar.

Syakuur...Kedua, orang yang bisa mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut adalah orang yang bersyukur.

Dari ayat la-aayaatin, bisa kita ketahui bahwa Allah memberikan ayat atau bisa juga kita sebut sebagai firman Allah.

Maka ayat/firman Allah adalah ada tiga: 1. Manusia dan segala perilakunya. 2. Alam dan semua gejalanya. Dan, 3. Al Quran dan Hadits.

Kejadian yang menimpa Kaum Saba adalah firman Allah berupa manusia dan alam. Dan, orang yang bisa mengambil pelajaran dari firman Allah tersebut adalah pertama orang-orang yang sabar (shobbaar).

Rosulullah saw bersabda, ash shobru 'inda shodmatil uwlaa, "Sabar itu terletak pada peristiwa yang pertama."

Kalau suatu hari, kaki kita terinjak orang lain, baik sengaja atau tidak, terus kita marah terhadap orang tersebut. Lalu ada orang yang mengingatkan kita, "Sabar pak! Sabar!" Lalu kita sabar.

Itu mah bukan sabar atau belum termasuk sabar. Karena sabar itu 'inda shodmatil uwlaa, saat peristiwa pertama menimpa kita. Bukan setelah itu atau bukan setelah ada orang yang mengingatkan dan menasehatkan kita agar bersabar.

Saat Rosulullah berkunjung ke Thoif, beliau dilempari batu hingga keningnya berdarah dan dilempari kotoran unta. Tindakan apa yang pertama kali dilakukan beliau? Apakah Rosulullah marah?

Apakah beliau mengabulkan permintaan Malaikat Jibril yang sakit hati melihat Rosul dilempari batu dan kotoran unta sehingga ia hendak membalikkan tanah Kota Thoif?

Tidak! Yang pertama kali dilakukan Rosul adalah justru mendo'akan mereka dengan do'a: Allahummahdii qoumin fainnahum laa ya'lamuun.

Ya Allah berilah mereka (penduduk/kaum Thoif) ini hidayah-Mu atau petunjuk-Mu. Mereka melakukan ini kepada aku semata-mata karena mereka tidak mengetahui.

Oleh karena itu, kalau kita memang mau mengambil pelajaran dari peristiwa Kaum Saba ini maka bersabarlah.

Karena hanya dengan sabarlah satu persatu dan sedikit demi sedikit, peristiwa yang terjadi kita akan mendapatkan hikmah, pelajaran, atau ayat dari semua peristiwa.

Baik peristiwa yang langsung menimpa kita atau peristiwa-peristiwa yang dialami umat sebelum kita.

Syarat kedua dari orang yang bisa mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah adalah orang-orang yang bersyukur.

Minggu, 14 Februari 2010

Al Hamdulillah Jangan ke-GR-an Ah!

Cibubur, Jum'at, 30 Januari 2009

Al Hamdulillah, Jangan Ke-GR-an Ah!

Oleh: Mohamad Istihori

Apa sebenarnya yang terkandung dalam lafadz hamdalah (al hamdulillah)? Al Hamdulillah artinya segala puji adalah milik Allah.

Puji itu sendiri ada empat macam:

1. Puji qudus 'alal qudus: puji Allah kepada diri-Nya sendiri.

2. Puji qudus 'alal qadim: puji Allah kepada makhluk-Nya.

3. Puji qodim 'alal qadim: puji makhluk kepada makhluk.

4. Puji qodim 'alal qudus: puji makhluk kepada Allah.

Nah seluruh puji di atas atau empat jenis puji tersebut semuanya adalah milik Allah. Dan, terus-menerus, tetap, abadi, dan selamanya adalah milik Allah yang permanen yang tidak bisa diganggu gugat.

Makanya kalau ada orang yang memuji kemudian kita mengucapkan lafadz al hamdulillah, itu bukan berarti kita menerima pujian tersebut. Melainkan kita mengembalikannya kepada yang memiliki segala jenis pujian yaitu Allah SWT.

Makanya jadi orang itu jangan suka GR mas. Baru dipuji sedikit aja ama orang lain udah girangnya minta ampun. Eh giliran nanti kita mendapat pengkhianatan dari orang yang dulu memuji kita maka sakit hatinya pun akan terasa sakit minta ampyun.

Sangkaan Iblis

Cibubur, Jum'at, 12 Februari 2010

Sangkaan Iblis

Oleh: Mohamad Istihori

Wa laqod shoddhaqo 'alaihim ibliisu dzonnahu fat-taba'uuhu illaa fariiqom minal mu-miniin. (Saba: 20).

"Dan sesungguhnya Iblis telah membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap orang-orang kafir. Maka orang-orang kafir itu pun mengikuti Iblis kecuali sebagian dari orang-orang yang beriman." (Saba: 20).

Sejak awal Allah menciptakan manusia (Nabi Adam As.) Iblis memang sudah memprediksikan bahwa dengan godaan yang dimiliki, Iblis sangat yakin mampu menjadikan manusia sebagai budaknya. Sehingga manusia mengikuti segala apa yang diinginkan dan diperintahkan Iblis.

Oleh karena itulah ketika Allah memerintahkan Iblis untuk sujud kepada Adam, Iblis menolaknya. Dan, semakin hari kita semakin tahu mengapa ketika itu Iblis menolak untuk sujud kepada manusia.

Semakin hari manusia semakin sangat mudah terperosok ke dalam godaan Iblis. Bahkan semakin hari Iblis semakin nyantai, karena sekarang ia sudah tidak perlu lagi turun tangan langsung untuk menggoda manusia.

Sekarang pengikut Iblis bukan hanya dari golongan jin. Dari golongan manusia pun pengikut Iblis sudah tersebar di segenap penjuru dunia. Termasuk di Indonesia. Tak di kota. Tak di desa. Semua sama memiliki potensi kerasukan Iblis.

Bahkan Iblis dan para pengikutnya yang setia dari golongan jin dan manusia itu tidak perlu turun tangan. Iblis cukup menyediakan perangkap saja manusia sekarang sudah sangat memungkinkan untuk terperosok, terperangkap, terjerembab, terjerumus, terpenjara, bahkan sampai ada yang terkunci dalam perangkap Iblis sampai hari kiamat.

(Kasian banget orang yang kayak gini. Mau lepas nggak bisa-bisa. Tobatnya tobat sambel. Hari ini tobat, besok udah kembali maksiat. Kita kira Tuhan bisa kita kibulin. Kita sangka Allah bisa kita boongin).

Semoga saja kita belum menjadi pengikut Iblis. Semoga saja kita semakin sadar bahwa godaan Iblis itu ada di mana-mana. Godaan Iblis ada di setiap langkah kita. Kalau kita tidak hati-hati dan waspada, tidak mustahil kita tergoda.

Semoga saja kita masih tetap bisa konsisten dengan keimanan dan kepercayaan kita terhadap Tuhan dan hari kiamat. Karena hanya imanlah yang bisa kita andalkan untuk menjadi penangkal dari godaan Iblis la'natullah 'alaih.

Sabtu, 06 Februari 2010

Menjaga Pikiran Agar Tetap Fresh

CBS, Sabtu, 30 Januari 2010

Menjaga Pikiran Agar Tetap Fresh

Oleh: Mohamad Istihori

Menurut Bagian Keperawatan di Madani Mental Health Care (MMHC) Ust. Sugeng Haryadi, ada beberapa cara untuk menjaga pikiran kita agar tetap fresh.

Dalam salah satu status FBnya Ugenk-demikian ia biasa disapa-menuliskan, pertama olah raga yang teratur.

Kedua makan yang cukup. Jangan makan terlalu kenyang, tapi juga jangan suka menunda-nunda rasa lapar.

Kalau memang udah waktunya makan maka segeralah makan. Tapi ingat berhentilah sebelum kenyang. Makanya kalo nyendok nasi janga terlalu banyak. Sedik

Banyak orang yang menganggap makan sebagai suatu aktivitas yang bisa menghilangkan stres, jenuh, atau BT. Tidak terlalu salah memang tapi jangan sampai terlalu bergantung sama makan.

Maksud saya jangan sampai, stres dikit makan. Jenuh saeutik makan. BT dikit makan. Kalau sudah begini, makan bukan lagi obat stres, jenuh, dan BT malah bisa menjadi pemicu ketiga hal tersebut.

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Makanlah kamu ketika lapar dan berhentilah sebelum kenyang." Nah kalau seperti ini baru dengan makan pikiran kita bisa jadi fresh bukan stres.
Ketiga perhatian (care). Memperhatikan merupakan suatu hal yang sangat menyegarkan pikiran. Dengan memperhatikan kita bisa memahami segala yang kita perhatian.

Dengan pemahaman kita bisa mengerti. Orang yang mau memperhatikan otomatis dia akan menjadi orang yang pengertian. Karena dia paham atas yang terjadi padanya atau atas apa yang terjadi dengan orang lain.

Beda dengan orang yang cuek bebek. Dia tidak akan mau ngertiin orang lain. Gimana dia mau jadi orang yang pengertian kalau dia saja tidak perhatian.

Di sinilah letaknya betapa pentingnya perhatian. Perhatian membuahkan pemahaman. Dan pemahaman melahirkan pengertian.

Tanpa adanya proses saling memperhatikan maka orang akan saling mengalami salah paham atau mis komunikasi. Orang yang tidak peduli dan tidak perhatian dengan sesamanya akan selalu salah memahami. Dan, hal ini bisa menjadi pemicu depresi.

Beda dengan orang yang perhatian. Pikirannya akan selalu fresh. Karena ia mengerti mengapa suatu peristiwa bisa terjadi.

Dan, keempat bercerita. Bercerita menjadikan orang lebih kaya akan bahasa, kosakata, atau istilah. Selain itu, dengan bercerita, pikiran kita akan menjadi lebih fresh (segar).

Mencegah Virus Kebencian

Cibubur, Rabu, 03 Februari 2010

Mencegah Virus Kebencian

Oleh: Mohamad Istihori

Sesungguhnya Allah itu nggak pernah sedikitpun berbuat zalim terhadap hamba-Nya. Kalau kita merasa ada yang salah dalam hidup maka jangan buru-buru nyalahin Allah. Cobalah introspeksi diri.

Sesekali atau pada suatu momen tertentu kita butuh menyalahkan diri kita atas suatu kegagalan yang kita alami. Jangan serta-merta menyalahkan orang lain, lingkungan, apalagi Allah.

Kalau kita pernah ditinggal kawin oleh seseorang yang kita sangat yakini bahwa dia adalah jodoh kita maka jangan sampai terburu nafsu membencinya.

Itu bisa saja karena memang kita kurang mampu mencintainya dan kurang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, kebutuhan lahirnya, dan kebutuhan batinnya sehingga sangat wajar dong kalau seseorang yang sudah kita yakini jodoh kita itu lebih memilih mengakhiri masa lajangnya dengan orang lain daripada dengan kita?

Alah pokoknya mah yuk kita cari alasan-alasan positif sebanyak mungkin atas "kemalangan-kemalangan hidup" yang menimpa kita untuk mencegah masuknya "virus kebencian" ke dalam hati, aliran darah, dan hati. Soalnya kalau virus kebencian ini sudah masuk akan sangat susah untuk ditangani.

Meskipun ada juga saudara-saudara kita yang begitu mudah dan easy going melupakan kesalahan dan kekhilafan orang lain dalam jangka waktu yang sangat singkat. Bahkan sesakit apapun hatinya tidak pernah terbesit niat untuk balas dendam.

Duh iya Allah kayaknya zaman sekarang sudah sangat sulit mencari manusia yang kayak gini. Kita kan rasanya badan pada pegel kalau seharian nggak ribut dan bertengkar.

Maka kita cari-cari dan korek-korek kesalahan orang lain agar mendapatkan alasan pembenaran melakukan pembalasan. Bahkan yang lebih parahnya lagi kita mencari makan dengan cara mengumbar kejelekan orang lain. Naudzubillahi min dzaalik.