Jumat, 25 Desember 2009

Laporan Terakhir Untuk Langkah Awal

Madani, Senin, 21 Desember 2009

Laporan Terakhir Untuk Langkah Awal



Mukaddimah

Bismillahir rahmaanir rahiim..

Tak terasa kini kita sudah berada di penghujung tahun 2009. Dan, hanya dalam hitungan hari kita akan memasuki tahun baru masehi, tahun 2010. Berbagai program tentunya sudah dijalankan. Segala usaha dan daya telah kita berikan untuk mencapai target, harapan, dan cita-cita bersama.

Dalam perjalanan satu tahun ini tentu saja ada perkembangan sekaligus penurunan dari berbagai sisi dan divisi, baik secara struktural atau pun fungsional. Untuk melihat, menelaah, meneliti, dan mengevaluasi semua itulah maka kita memerlukan dan membutuhkan adanya laporan pertanggungjawaban (LPJ) sebagai bahan dasar untuk melangkah ke depan dan menggapai pencapaian yang lebih baik.

Laporan memang sudah menjadi sebuah kemestian yang tidak bisa dipungkiri dalam setiap langkah hidup manusia. Dalam kehidupan pribadi, terlebih lagi dalam aktivitas sebuah organisasi.

Oleh karena itulah maka laporan pertanggungjawaban ini disusun. Tentu saja masih banyak kekurangan dari laporan yang saya buat ini namun pun demikian semoga tidak mengurangi semangat untuk menjadikan laporan ini sebagai sebuah wahana untuk bercermin sebelum kita memasuki kepengurusan yang baru.

Kendala-kendala yang Dihadapi

- Fungsional

Sebagai seorang konselor yang kurang-lebih telah bergabung dengan Madani Mental Health Care (MMHC) selama dua tahun, dari tahun 2007 sampai dengan 2009 tentu saja saya menghadapi berbagai macam kendala ketika terjun langsung di lapangan atau berhadapan dengan santri dan orang tua santri dengan segala kompleksitas masalah yang ada.

Di antara kendala-kendala yang saya rasakan (tentu saja ini sangat subyektif) selama ini antara lain adalah:

Pertama, belum adanya konselor yang layak dijadikan model. Sebagaimana metode holistik (terpadu) Prof. Dadang yaitu bio-psiko-sosio-spiritual. Kendala yang saya rasakan di lapangan adalah belum adanya konselor Madani yang mampu menguasai keempat unsur tersebut secara utuh dan menyeluruh.

Kedua, lembaga "nirlaba" atau lembaga yang tidak profit oriented seperti Madani atau lembaga yang lainnya itu tidak mengedepankan profesionalitas. Namun yang dikedepankan adalah integritas (kerjasama tim yang jelas tanpa mempedulikan latar belakang pendidikan).

Hal ini kemudian menjadi kendala karena konselor harus belajar keras untuk bisa bekerja maksimal di lapangan karena apa yang dihadapi di lapangan pada umumnya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan konselor yang bersangkutan.

Ketiga, "Spiral pelanggaran hukum" (Heru Nugroho) adalah ketika sebuah pelanggaran peraturan atau hukum yang telah ditetapkan bersama tidak mampu ditemukan ujung pangkalnya.

Seperti halnya yang terjadi di Madani yang oleh Bagian Bidang Internal telah menggalakkan 09.00 o'clock movement namun aplikasinya hanya berlaku sekitar dua sampai tiga minggu. Setelah itu datang terlambat lebih dari pukul 09.00 WIB menjadi kebiasaan kembali.

Coba kita cari ujung pangkal mengapa setiap ustadz pasti selalu datang terlambat? Mengapa terlambat datang di tempat kerja sudah menjadi hal yang sangat biasa dan membudaya?

Kita pasti tidak akan menemukan jawaban pastinya. Itulah yang saya maksud dengan "spiral pelanggaran hukum" yang terjadi di Madani selama ini.

Saran-saran

Berbagai macam kendala yang telah saya tuliskan di atas itulah yang kemudian menjadi pemikiran dasar saran-saran saya.

Pertama, hendaknya diperbanyak latihan dan pengikutsertaan para konselor secara berjangka, rutin, dan bergilir untuk menambah keterampilan dan skill konselor dalam menangani permasalahan di lapangan yang sangat kompleks dan absurd.

Tanpa adanya pembekalan yang memadai akan sangat sulit bagi Madani untuk memiliki konselor yang berkualitas dan bisa menjadi uswatun hasanah bagi konselor yang lainnya.
Kedua, Madani mungkin belum mampu bekerja profesional secara maksimal dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, namun kekuatan Madani sebenarnya adalah pada integritas, kesolidan, kekompakkan, dan tentu saja semangat untuk terus belajar secara individu atau pun kelompok.

Penutup

Demikianlah laporan pertanggungjawaban yang bisa saya buat. Semoga bisa menjadi bahan evaluasi bagi penulis dan pada umumnya bagi sidang pembaca semua.

Wassalaamu'alaikum wr.wb.

Mohamad Istihori

Tidak ada komentar:

Posting Komentar