Rabu, 23 Desember 2009

LDR (Long Distances Relationship)

Cibubur, Senin, 211209

LDR (Long Distances Relationship)

Oleh: Mohamad Istihori

Mat Semplur dini hari ini tiba-tiba saja mendatangiku. Sudah lama juga saya tidak jumpa dengan dia. Mungkin dia sekarang sedang sibuk dengan sesuatu.

"Ke mana aje ente?" tanya saya menyapa.

"Nggak ke mana-mana. Ada kok."

"Oh kirain udah lupa kali sama ane."

"Iya nggak-lah. Meskipun sekarang ane dah punya pacar ane akan tetap dong berkunjung."

"Loh emangnya ente sekarang udah punya pacar?" saya kaget juga mendengar Mat Semplur yang urakan itu kini sudah memiliki seseorang yang kini telah mengisi 'lubang di dalam hatinya.'

Beda dengan saya yang sudah mati-matian melakukan segala macam cara, dari mulai sok menjadi orang alim atau sok berintelektualitas tinggi tapi tetap aja sampai hari ini masih terdaftar dalam komunitas "IJo LuMut" alias "Ikatan JOmblo LUcu dan iMUT."

"Tapi kami berdua sekarang saling berjauhan secara jarak. Saya ada di sini dan dia saat ini berada nun jauh di sana." ujar Mat Semplur.

"Oh berarti ente sekarang menjalin LDR dong." kata saya.

"LDR? apa tuh LDR?" tanya Mat Semplur.

"LDR itu kependekan dari Long Distances Relationship. Atau hubungan (pacaran) jarak jauh. Nah bagi ente LDR ini merupakan sebuah keuntungan atau sebuah kerugian?"

"Bagi saya," ujar Mat Semplur, "LDR itu merupakan sebuah berkah yang tidak terkirakan dari Allah."

"Loh kok bisa gitu?" tanya saya belum memahami jalan pikiran Mat Semplur.

"Iya lah LDR itu kan meminimalisir maksiat. Sebagai orang lemah kan belum tentu kalau kita pacaran jarak dekat bisa menghindari diri dari melakukan maksiat.

Kita kan orang normal. Istilahnya "kucing garong." Kucing mana sih yang kalau diberi tulang terus dia menolak. Lelaki mana sih yang menolak kalau pacarnya udah "sange".

Atau sebaliknya, wanita mana sih yang bisa menolak kalau pacarnya sudah minta ini-itu sebagai bukti cinta kecuali mereka yang sudah terbukti imannya dalam langkah nyata kehidupan sehari-hari. Yang imannya bukan hanya di mulut doang.

Untungnya mereka yang LDR kan jarang ketemu. Jadi kemungkinan melakukan maksiat jadi semakin kecil."

"Tapi itu semua bagi saya mah tergantung orangnya. Kalo orangnya emang 'tampang selangkangan', mau LDR kek, mau pacaran jarak dekat kek, maksiat mah tetap aja maksiat." ujar saya.

"Iya maka dari itulah sebagai manusia kita harus selalu mencari suasana, kondisi, dan lingkungan yang bisa menjaga kita dari melakukan hal-hal yang tidak diharapkan oleh Allah SWT." kata Mat Semplur.

Wah saya sangat nggak nyangka. Mat Semplur yang selama ini saya kenal sebagai manusia yang cuek dan urakan bisa memberikan pencerahan yang luar biasa dini hari ini.

Thanks you so much Mat Semplur. Jangan pernah bosan mengunjungi kami yang sangat butuh ilmu-ilmu kehidupan darimu itu. Mat Semplur pun berlalu keluar kamar saya tanpa sepatah kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar