Senin, 25 April 2011

Alarm Internal dan Alarm Eksternal

Senin, 18 April 2011

Alarm Internal dan Alarm Eksternal

Oleh: Mohamad Istihori

Ketika masih mondak di PMG, di aula saya membaca sebuah mahfudzot, "Sebesar keinsyafanmu sebesar itu pula keberuntunganmu," kurang lebih begitu. Setelah kurang lebih sembilan tahun kalimat tersebut masih terngiang-ngiang dalam diri saya.

Entah mengapa kalimat tersebut hari ini kembali menggema dan membahana dalam jiwa saya. Terutama ketika siang menjelang sore sebelum azan ashar dikumandangkan saat saya bercakap-cakap dan bercengkrama dengan seorang sahabat Madani.

Jadi sebagai manusia kita itu sangat lemah dan rentan. Jangankan untuk menaklukkan dunia untuk menaklukkan diri kita sendiri saja, nafsu, amarah, dan ambisi kita sendiri saja kita masih sangat kewalahan dan terbukti untuk beberapa kali kita kalah terkapar.

Oleh karena kelemahan-kelemahan kita itulah maka kita harus secara sadar menciptakan alarm, baik yang ada di dalam diri kita (alarm internal) maupun yang ada di luar diri kita (alarm eksternal).

Kedua alarm ini berfungsi sebagai pagar yang diharapkan mampu menjaga manusia dari perbuatan yang menyalahi kehendak Allah SWT. Ketika masih di Madani teman-teman banyak yang merasa sudah pantas untuk pulang. Padahal waktu mereka menjalani program transit belum mencapai tiga bulan.

Perasaan tersebut muncul karena saat di Madani kita memiliki banyak alarm eksternal yang berupa banyaknya para konselor yang siap siaga menemani mereka selama 24 jam lamanya.

Tapi kenyataannya begitu teman-teman junky kita ini berada di rumahnya dan kembali lagi ke kandang mereka keadaan menjadi berubah 180 derajat dan keadaan menjadi berbeda.

Maka jangan kaget dan jangan heran kalau banyak di antara mereka yang relaps, banyak di antara santri yang belum maksimal dalam mengikuti program transit ketika kembali ke rumah mereka masing-masing eh mereka malah pada make narkoba lagi.

Oleh karena itu marilah kita sadari bahwa saat ini kita masih butuh alarm eksternal ini, kita masih butuh pihak di luar diri kita yang mendampingi kita ke mana pun kita pergi mulai dari kita bangun tidur sampai kita mau tidur kembali.

Nanti toh kalau sudah waktunya, kalau alarm internal dalam diri kita sudah berfungsi normal kembali, tentu saja setelah mendapat rekomendasi dari Prof. Dadang pelan-pelan dan sedikit demi sedikit kita baru mencoba melepaskan diri dari alarm eksternal dan secara mandiri benar-benar memfungsikan alarm internal yang sudah Allah karuniakan pada setiap insan di muka bumi.

Maka untuk saat ini kalau ada perasaan-perasaan yang bagaimana gitu, yang kurang mengenakkan, yang kurang berkenan dalam diri kita karena kita merasa bete, bosan, merasa kangen sama keluarga, merasa risih kerena ke mana-meni ada ustadz yang ngintilin kita maka mari kita sadari bahwa semua itu semata-mata untuk mengaktifkan kembali alarm internal dalam diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar