Jumat, 17 Desember 2010

Hati yang Selesai

Cibubur, Jum'at, 24 September 2010

Hati yang Selesai

Oleh: Mohamad Istihori

Sore ini Kiai Jihad teringat kenangan masa mudanya. Saat muda ia sudah menyelesaikan hatinya untuk bertekad dalam hati yang paling dalam untuk menjadi ustadz dan menemani para santri menemukan jati diri mereka.

Saat muda dulu sebenarnya ia banyak mendapat masukan agar meninggalkan dunia keustadzan. Atau minimal kalau tidak meninggalkan sama sekali, namun bisa mencari kerja yang lebih banyak menghasilkan keuntungan materi.

"Karena 'kerja' sebagai ustadz itu susah kayanya. Pendapatan pas-pasan, kerja nggak kenal waktu, dan banyak mendapatkan fitnah dari orang mendingan lu cari kerja lain yang lebih jelas dan yang penghasilannya oke." ujar seorang teman masa muda Kiai Jihad.

Kiai Jihad muda bukan orang yang saklek. Meski sudah sangat bertekad dengan dirinya sendiri, ia juga tetap mencoba saran teman-temannya.

Namun nasib memang menggiring Kiai Jihad ke medan dakwah dan pendidikan. Ia pun semakin menemukan jalannya untuk bertemu dengan kebenaran yang sejati.

Setiap orang memang dipersilahkan memilih jenis pekerjaan apa saja. Seorang pelukis bisa menemukan Tuhan melalui lukisannya. Seorang penyanyi tidak mustahil bertemu Allah melalui aktivitas dan kesibukannya sebagai penyanyi.

Seorang politikus, konselor, budayawan, insan perfilman, guru, tukang parkir, tukang ojek, SPG, buruh migran, dan penulis bisa bertemu dengan Tuhan melalui kesibukannya asalkan ia tetap menjaga kejujuran yang berlaku di dalam dirinya sendiri.

Yang sangat ironis, bisa saja seorang ustadz, kiai, penceramah, tokoh masyarakat/adat, atau guru agama justru menjadi musuh utama Tuhan karena merasa suci dan merasa benar sendiri.

Pokoknya apapun jenis pekerjaan kita, kerjakanlah dengan sepenuh hati dan dengan hati yang selesai. Artinya tidak ada perasaan, "Ah enakan jadi ustadz, enak kerjaan santai, cuma ceramah doang dapat duit banyak."

Sedangkan ustadz sendiri bilang, "Enak iya jadi PNS gaji pasti, dapat uang pensiunan, waktu kerja jelas."

Itu baru dua contoh perasaan yang mungkin muncul dari hati manusia-manusia yang hatinya belum selesai dalam menjalani pekerjaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar