Senin, 09 Mei 2011

Koalisi Thu`mah

Jum'at, 22 April 2011

Koalisi Thu'mah

Oleh: Mohamad Istihori

Pada zaman Rosul pernah hidup seorang yang bernama Thu'mah bin Ubainiq. Suatu hari ia mencuri baju besi.

Biar nggak ketahuan sama orang lain baju besi tersebut ia sembunyikan di rumah seorang Yahudi. Dan, Yahudi itu sama sekali tidak mengetahui bahwa Thu'mah dan kaumnya telah menyembunyikan baju besi curian di rumahnya. Thu'mah dan konco-konconya pun menyusun rencana pada malam hari untuk kembali ke rumah si Yahudi nanti ketika keadaan sudah tenang dan kondusif untuk menjalankan rencananya tersebut.

Belum sempat Thu'mah mengambil baju besi curian tersebut ternyata orang-orang sudah tahu. Karena rencananya terbongkar sebelum pelaksanaan (eksekusi) maka sebelum semua orang mencurigainya ia pun segera menuduh bahwa si Yahudilah yang telah mencuri baju besi itu.

Si Yahudi komplen dong. Kan bukan dia yang melakukan pencurian tersebut. Maka tidak ada ketika itu orang apalagi lembaga atau organisasi yang bisa dipercaya untuk memutuskan sebuah perkara hukum dan mencari keadilan kecuali Rosulullah Muhammad Saw.

Setelah menyelidiki dengan teliti, hati-hati, dan detail ternyata Rosulullah mengetahui bahwa yang mencuri baju besi adalah Thu'mah bukan si Yahudi. Maka meski si Yahudi non muslim dan Thu'mah mengaku orang Islam, karena yang salah adalah Thu'mah maka Nabi memberi hukuman kepada Thu'mah yang telah mencuri baju besi tersebut.

Ternyata memang yang namanya sebuah peristiwa sejarah itu selalu berulang. Cuma yang beda pelakunya saja dan oleh Allah agar jalan ceritanya tidak monoton, lebih berwarna, tidak menjemukan, dan tidak membosankan kita maka ditambah beberapa variasi.

Di Indonesia bisa kita temukan Thu'mah-Thu'mah yang mencuri uang rakyat kemudian uang curian tersebut biar aman dan agar pelakunya ini nggak ketawan maka uang curian tersebut di simpan di rekeningnya Gayus Tambunan atau rekening miliki Inong Melinda Dee.

Variasi ceritanya, kalau zaman Rosul si Yahudi yang rumahnya disembunyiin baju besi curian nggak tahu kalau rumahnya dijadikan tempat persembunyian barang curian oleh Thu'mah sedangkan zaman sekarang orang yang dititipin uang curian tahu kalau di rekeningnya tersimpan uang curian.

Loh mengapa Gayus atau Melinda mau saja di rekeningnya tersimpan uang curian?

Iya karena mereka sudah dijamin akan mendapatkan materi yang berlimpah asalkan kalau ketahuan tidak memberi tahu si penyimpan uang curian tersebut. Dan, kalau pun di penjara sebenarnya itu cuma formalitas saja. Toh mereka tetap bisa keluar penjara kapan pun mereka suka. Bisa tetap menjalankan usaha dan bisnisnya. Bisa tetap nonton pertandingan tenis ke Bali atau jalan-jalan ke luar negeri.

Ini semua bisa terjadi karena kita belum benar-benar memiliki individu, organisasi, atau lembaga penegak hukum yang amanah, bisa dipercaya, berani menegakkan kebenaran apapun resikonya, tidak silau oleh materi yang belimpah, tidak tergoda oleh "selangkangan", dan jujur pada diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar