Senin, 09 Mei 2011

Percikan-percikan Pelajaran dari Surat al Baqoroh ayat 51

Sabtu, 23 April 2011

Percikan-percikan Pelajaran dari Surat al Baqoroh ayat 51

Oleh: Mohamad Istihori

1. Kita menjadi malas melakukan kebaikan ketika tidak ada lagi orang yang menyeru untuk melakukan kebaikan.

Hal ini menandakan bahwa kita masih sangat bergantung kepada faktor-faktor yang di luar diri kita daripada yang di dalam diri kita di dalam melakukan kebaikan.

2. Mengapa kok sapi yang dijadikan Tuhan oleh Musa as Samiri?

Untuk menjawab pertanyaan ini kita mesti kembali di mana ada seorang yang dibunuh kemudian ia bisa hidup kambali setelah dipukulkan dengan buntut sapi betina.

Dari sinilah kemudian umat Nabi Musa, ketika Musa uzlah ke Gunung Tursina, menyembah sapi betina (al baqoroh).

Zaman sekarang pun orang kadang bertuhan kepada selain Allah. Sebagaimana umat Nabi Musa, kita sekarang kerap menuhankan sesuatu yang menakjubkan hati kita.

Tuhan itu artinya adalah yang kita nomor satukan dalam hidup kita. Kalau yang nomor satu dalam hidup kita adalah pekerjaan, maka Tuhan kita adalah pekerjaan.

Pada zaman kita ada seorang anak kecil bernama Ponari beserta batu "ajaibnya" yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit dengan hanya mencelupkan batunya ke dalam segelas air yang dibawa para "pasiennya".

Banyak orang yang takjub akan batu Ponari sehingga meyakini dan percaya bahwa batu Ponari adalah sesuatu yang menyembuhkan penyakit.

Pada prinsipnya apapun yang kita percaya untuk menyembuhkan penyakit kita yang selain Allah itu sama saja musyrik sebagaimana umat Musa. Yang menyembuhkan penyakit itu Allah yang selain Allah itu cuma mengobati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar