Rabu, 28 Oktober 2009

Iman, Amal, dan Cinta

Cibubur, Sabtu, 241009

Iman, Amal, dan Cinta

Oleh: Mohamad Istihori

Iman harus dibarengi dengan amal sholeh (amal sosial). Nggak logis banget kan kalau kita ngaku orang beriman tapi cuek dengan penderitaan saudara sendiri? Ngakunya percaya sama Tuhan tapi tidak sholat? Katanya mau masuk surga tapi zalim kepada sesama?

Ada yang ngaku wakil rakyat tapi kenyataannya penindas rakyat. Ada yang berjanji akan mengabdikan dan mewakafkan dirinya demi kesejahteraan wong cilik tapi nggak tahunya cuma memperkaya diri sendiri.

Ada yang ngaku santri tapi kelakuan kayak (aduh mohon maaf) tahi. Ada juga yang mengikrarkan diri sebagai kiai bahkan dengan gegabah ngaku-ngaku syekh tapi kerjaannya cuma nikah sirri (sembunyi-sembunyi).

Suatu hari ada seorang sahabat yang berkata, "Ya Rosul sesungguhnya aku ini orang yang beriman." Maka Rosul bersabda, "Kamu belum iman tapi masih islam. Iman/kepercayaan/keyakinan itu bukan dilihat dari penyataan dan pertanyaan. Iman itu harus dibuktikan dalam kehidupan."

Percaya atau nggak, itu mah terserah lu pada. Fa man sya-a fal yu-min wa man sya-a fal yakfur. Kalau lu mau beriman, iya berimanlah. Kalau mau kufur iya monggo wae silahkan kufur. Tuhan sangat demokratis. Sama sekali nggak maksa manusia untuk beriman kepada-Nya.

Kalau pun ada manusia yang beriman pada Allah itu semata-mata atas kesadarannya sendiri bahwa memang seharusnya manusia hanya percaya pada Allah. Bukan yang selain Allah. Dan, melakukan semua pekerjaan semata-mata karena cintanya yang tak terhingga pada Tuhannya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar