Senin, 25 Januari 2010

Menerima dengan Cara Menolak

Cibubur, Senin, 25 Januari 2010

Menerima dengan Cara Menolak

Oleh: Mohamad Istihori

Wah Kiai Jihad benar-benar terkejut pagi ini. Entah mimpi apa dia semalam. Hatinya terus bertanya-tanya apa gerangan yang membuat seorang wanita cantik, perawan lagi, datang ke rumahnya sebelum matahari pagi bersinar pada hari ini.

Yang membuat Kiai Jihad lebih kaget lagi, bahkan ia hampir pingsan adalah ketika wanita itu mengutarakan maksudnya hendak melamar Kiai Jihad.

Kiai miskin itu kaget alang-kepalang. Ia mulai meraba-raba pikirannya sendiri dan berkata dalam hati, "Apakah ini yang dinamakan emansipasi wanita? Wanita datang ujug-ujug mau melamar pria pilihan hatinya?"

Kalau dulu Siti Khadijah melamar pemuda Muhammad melalui perantara. Tidak dengan wanita yang datang ke gubuk reot Kiai Jihad dini hari menjelang pagi ini.

"Saya rasa saya bukanlah lelaki yang cocok untuk anda jadikan pendamping hidup." ujar Kiai Jihad menanggapi pinangan wanita itu.

"Saya adalah lelaki miskin dengan pendapatan kecil yang tidak menentu setiap bulannya.

Dengan penghasilan dan keadaan seperti ini saya tidak akan sanggup membelikan segala apa yang menjadi konsumsi wajib wanita masa kini.

Apalagi, kalau nanti kita sudah menikah dan dikaruniai anak, untuk mensekolahkan anak-anak sampai perguruan tinggi." ujar Kiai Jihad.

"Tapi saya cinta anda Pak Kiai." ujar wanita cantik itu.

"Aduh anda kok ngomong cinta. Zaman sekarang udah nggak waktunya ngomongin cinta. Emang kamu mau ngasih makan anak-anak pake cinta apa?" kata Kiai Jihad.

Wanita berpakaian agak rapat itu sangat kaget mendengar segala apa yang ia dengar dari Kiai Jihad. Selama ini diam-diam ia mempelajari dan mengikuti pengajian Kiai Jihad.

Wanita kita ini tidak menyangka kalau ternyata ia mendengar statement seperti itu dari Kiai Jihad. Ia mulai bertanya-tanya dalam hatinya, "Hal apa gerangan yang membuat Kiai Jihad memiliki pemikiran seperti itu?"

Demikianlah memang gaya berpikir Kiai Jihad. Sangat sulit ditebak. Kadang ia menerima seseorang dengan cara menolak. Dan, di saat lain ia menolak seseorang dengan cara menerima dan merangkulnya menjadi sahabat dekat.

Sayangnya wanita itu belum memahami benar pemikiran Kiai Jihad. Yang baru ia pelajari baru dhzahir kata yang diucapkan Kiai Jihad, belum substansinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar