Selasa, 05 Januari 2010

Meraih Dua Surga?

Sabtu, 02 Januari 2010

Meraih Dua Surga?

Oleh: Mohamad Istihori

Sejak lama Pondok Pesantren (Ponpes) Ijtihad berdampingan dengan warung 24 jam. Pemilik warung tersebut beragama Kristen. Kebanyakan santri ketika sedang istirahat ngaji, memilih warung tersebut sebagai tempat ngobrol sambil ngopi di sana.

Beberapa orang tua wali menyarankan agar warung tersebut dibeli saja oleh pihak ponpes dan kemudian digantikan dengan Koperasi Pesantren yang dikelola secara swadaya oleh para santri sebagaimana yang dilakukan ponpes-ponpes lain.

Namun, Kiai Jihad, sebagai pimpinan Ponpes tersebut menolak usulan tersebut.

"Tidak ada hak sedikit pun bagi pihak pesantren untuk melarang siapa saja berjualan di sekitar pesantren. Selama mereka memang tidak menganggu aktivitas yang ada di sini." demikian ujar Kiai Jihad di hadapan beberapa orang tua wali santri dan juga beberapa warga.

...

Malam begitu dingin. Hujan di luar turun dengan sangat hebat lebatnya. Mat Semplur, sebagai salah satu santri Ponpes Ijtihad, merasa sangat kedinginan dengan suasana ini.

Maka untuk mengusir dinginnya malam ini, Mat Semplur berinisiatif untuk beli kopi susu dan rokok ke warung 24 jam sebelah pondok tersebut.

Ternyata antara Mat Semplur dengan penjaga warung tersebut sudah sangat akrab. Mereka selama ini menjalin persaudaraan antar manusia yang universal tanpa sekat pembatas agama dan embel-embel apapun.

"Bang beli kopi dan rokok dong." ujar Mat Semplur.

"Berapa?" kata Bobby penjaga warung tersebut.

"Kopi X dua bungkus dan rokok Y-nya setengah."

"Berapa?"

"Kopi dua bungkus dua ribu. Rokok setengah lima ribu. Jadi semuanya tujuh ribu."

"Kalo tujuh ribu semua yang ada di sini saya bawa boleh nggak? Hehehe." ujar Semplur bergurau.

"Semua? Boleh! Apa sih untuk Mat Semplur yang nggak boleh?" timpal Bobby.

"Jelas ada dong yang nggak boleh sama kamu."

"Apa?"

"Yang nggak boleh oleh kamu untuk saya lakukan adalah pergi ikut kamu ke gereja."

"Kok bisa gitu?"

"Iya lah kalo saya ikut kamu ke gereja juga maka nanti saya akan memperoleh dua surga. Surga untuk orang Islam dan surga untuk orang Kristen."

"Ah kamu ini. Ade-ade aje."

Mat Semplur pun kembali ke pesantren Ijtihad. Pesantren yang oleh manusia zaman sekarang disebut sebagai Pesantren Plural. Padahal sudah sejak puluhan tahun lalu para santri dengan berbagai aliran kepercayaan sudah menjalin silaturahmi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar