Kamis, 13 September 2012

Tuhan Itu Pusat Kebenaran


Jum’at, 14 September 2012 02:22 WIB

Tuhan Itu Pusat Kebenaran

Sudah merupakan kebiasaan Kiai Jihad dan Mat Semplur pulang pengajian sampai larut malam/dini hari. Pun Jum’at dini hari ini. Saat penduduk Jakarta tertidur dengan sesekali terbangun karena gigitan nyamuk yang menghisap darah mereka, Kiai Jihad dan Mat Semplur justru berada di tengah jalan raya Ibu Kota yang sangat sepi dengan dingin dan bau menyengat yang khas.

Pada ”lampu merah” pertama Kiai Jihad menghentikan sepeda motor bututnya. Mat Semplur komen, “Loh kok malah berhenti sih Pak Kiai?”

“Ya kan lampu merah. Bukankah kalo lampu merah itu setiap pengendara diwajibkan berhenti.” Jawab Kiai Jihad.

“Tapi kan sekarang nggak ada siapa-siapa Kiai. Polisi mah jam segini juga udah pada molor. Jadi udah Kiai, embat aja biar kita cepet sampe. Nih cacing dalam perut ane lagi pada demonstrasi.” Usul Mat Semplur.

“Saya mentaati rambu-rambu lalu lintas ini bukan karena polisi tapi karena saya hanya belajar untuk taat pada apa yang sudah saya ketahui. Orang yang melanggar apa yang ia telah ketahui itu berarti mengkhianati kebenaran yang berlaku dalam dirinya. Dan, itu berarti pula ia telah berkhianat pada Tuhannya.

Tapi memang demikianlah perilaku kebanyakan manusia sekarang. Dan, akan semakin sedikit orang yang setia pada pengetahuan dan kebenaran yang telah ada pada dirinya. Orang telah dengan tidak sengaja atau bahkan dengan sengaja mengkhianati kebenaran yang berlaku di dalam dirinya ketika ia merasa tidak ada siapa-siapa lagi di sisinya.

Maka sangat wajar kalau wakil-wakil kita yang sedang melakukan kunjungan kerja (kunker)/perjalanan dinas baik di dalam negeri atau yang di luar negeri itu kebanyakan tidak peduli-peduli amat dengan maksud dan tujuan kunkernya.

Yang mereka observasi pertama kali justru adalah tempat pelacuran, wilayah di mana tari striptes digelar atau belanja-belanji dengan pengeluaran yang sangat besar. Bahkan yang update sekarang adalah mereka justru asyik menikmati sungai daripada harus menyelesaikan misi utama kunkernya.” Ujar Kiai Jihad sambil “narik gas” karena lampu hijau telah menyala.

(Mohamad Istihori: Orang Maiyah)

Sumber gambar: http://adistiar-feb06.web.unair.ac.id/artikel_detail-49966-Umum-Integritas.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar