Minggu, 30 Agustus 2009

Belajar Berkata "Tidak" dari Puasa

Bali, Ahad, 30 Agustus 2009

Belajar Berkata "Tidak" dari Puasa

Oleh: Mohamad Istihori

Tak terasa sudah sembilan hari kita berpuasa. Sekarang kita sudah memasuki malam X. Apakah puasa ini kita lewati begitu saja tanpa perenungan-perenungan? Atau kita merenungi puasa tahun ini dengan berusaha menggali hikmahnya? Apa hikmah kita dari puasa tahun ini?

Setidaknya puasa mengajarkan kepada kita untuk belajar berkata "tidak". Selama ini kita sangat takut untuk mengatakan "tidak". Apalagi jika hal itu mendatangkan keuntungan materi bagi kita.

Kita tidak peduli apakah sesuatu yang kita kerjakan hak atau batil. Selama memberikan kesenangan maka kita akan melakoninya. Dari puasalah kita bisa belajar untuk berkata "tidak" ketika ada kebatilan menawarkan dirinya.

Yang lebih berat lagi adalah kalau yang menawarkan kebatilan itu adalah teman dekat kita. Kayaknya nggak enak banget untuk menolaknya. Padahal kita tahu kalau yang ditawarkan sahabat kita itu salah.

Maka sering-seringlah berdo'a: Allahumma arinal haqqo haqqo warzuqnat tinabah wa arinal baatila baatila warzuqnat tiba'ah. Ya Allah tunjukkanlah kepada kami bahwa yang benar dan hak adalah benar dan hak dan berikan kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan, tunjukkanlah yang batil dan salah adalah batil dan salah serta berikan kami kekuatan untuk menjauhinya.

Susahnya manusia kadang sudah ditunjukkan oleh Allah mana hak dan mana batil, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang harus dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkan tapi tidak memiliki kekuatan untuk mengikuti yang hak, benar, dan perintah. Sebaliknya kita belum memiliki kemampuan untuk mengatakan "tidak" atau menjauhi kebatilan, kesalahan, dan larangan.

Maka dengan puasa semoga kita mampu mengatakan tidak pada budaya korupsi.
Katakan tidak pada narkoba
Pada PSK
Terhadap manipulasi data
Pada semua dosa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar