Minggu, 23 Agustus 2009

Jihad Kiai Jihad

Ahad, 23 Agustus 2009

Jihad Kiai Jihad

Oleh: Mohamad Istihori

Setelah mengenal Kiai Jihad puluhan tahun, belajar di pondoknya tahunan, mengikuti pengajiannya setiap minggu atau bulan, menjadi santrinya sekian lama aku memperhatikan tiap gelagat yang memang bisa kau tangkap ketika bersamanya.

Salah satu kebiasaan Kiai Jihad yang aku pelajari adalah kebiasaan menulisnya. Siang hari dia berjibaku dengan segala tugas kemanusiaan, atau "sekedar" nongkrong di warung kopi, ngobrol dengan siapa saja yang saat itu ia temui, ia tidak pernah memilih sahabat duduk, dengan siapa saja ia ngobrol ia bisa connect atau nyambung.

Suatu pagi ia mengajar di pesantren, siang dia menjadi pembicara mengisi seminar sosial-budaya-agama di sebuah kampus ternama, sore aku lihat dia berseda-gurau dengan tukang ojek di gardu sebelah rumah Pak RT, malamnya ia memimpin zikir di musholah sebelah pesantrennya.

Tapi di sela-sela kesibukannya siang-sore itu aku tidak pernah melihat Kiai Jihad lepas dan luput dari pulpen dan beberapa carik kertas di saku baju kokonya. Di tengah obrolan itu ia bisa tiba-tiba saja menulis. Sepatah-dua patah kata untuk kemudian ia jabarkan secara mendetail kalau suasana memang memungkinkan. Kalau suasana sekitar tidak memungkinkan untuk ia menjabarkan pemikirannya itu maka ia akan menuliskannya dini hari.

Jadi kalau kiai-kiai lain bangun malam mereka sholat. Tahajud, witir, istikhoroh, dan lain-lain maka Kiai Jihad tidak demikian. Bangun tidur ia ke kamar mandi. Setelah beres dia kemudian nyeduh kopi dan bakar rokok. Mantaaaaap. Dan, aktivitas ijtihad (perjuangan pemikiran) itu pun ia mulai sampai azan shubuh berkumandang.

Itulah salah satu aktivitas jihad Kiai Jihad yang bisa aku tangkap untuk kemudian aku tuliskan dan share kepada sidang pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar