Sabtu, 29 Agustus 2009

Kultum Bukan Kultum Ala Kiai Jihad

Bali, Ahad, 30 Agustus 2009

Kultum Bukan Kultum Ala Kiai Jihad

Oleh: Mohamad Istihori

Saya sendiri heran mengapa malam ini Kiai Jihad membawakan kultum yang "over time". Yang namanya kultum, kalau kita mau konsisten dengan kepanjangan kultum itu sendiri, kan cuma tujuh menit. Kultum itukan Kuliah Tujuh Menit.

Iya kalau lebih-lebih sedikit sepuluh maksimal sampai lima belas menit tak apalah. Tapi kultum Kiai Jihad malam ini di Masjid An Nur Sanglah Bali, begitu panjang. Ada kali 30 sampai dengan 35 menit.

Kalau kultum bukan kultum selama itu disampaikan dengan bahasa yang ringan dan bahasan yang enteng mungkin tak mengapa. Namun selama kultum bukan kultumnya itu Kiai Jihad "tumben-tumbenan" membawakan materi yang berat dengan bahasa yang serius, tanpa ada humor atau dialog sedikit pun sebagaimana kultum-kultum beliau sebelumnya di tempat lain.

Maka tampaklah aku lihat di sekelilingku wajah-wajah yang mulai kebetean, kening mereka pun mengkerut memikirkan "apa sih sebenarnya yang dibicarakan oleh Kiai Jihad ini?", ada yang nggak mau ambil pusing maka mereka pun tertidur, dan para jama'ah sama sekali tidak mengerti apa sebenarnya inti kultum bukan kultum malam hari ini.
...

Dua Macam Lailatul Qodar

Namun biar bagaimana pun aku berusaha menangkap apa yang bisa aku tangkap. Aku mengerti apa yang bisa aku mengerti. Aku pahami apa yang memang bisa aku pahami. Aku pelajari apa yang memang bisa aku pelajari. Maka akupun menuliskan apa yang memang bisa aku tangkap, mengerti, pahami, dan pelajari dari kultum bukan kultum Kiai Jihad malam ini.

Pada mukadimah kultum bukan kultumnya Kiai Jihad membacakan Surat al Qodar: Inna angzalnaahu fii lailatil qodr. Wa maa adro kamaa lailatul qodr. Lailatul qodri khoerum min alfi syahr. Tanazzalul malaaikatu war ruuhufihaa bi idzni robbihim mingkulli amr. Salaamun hiya hatta mathla'il fajr.

- Inna angzalnaahu fii lailatil qodr.
Ayat pertama dari Surat al Qodar ini menjelaskan jenis pertama dari Lailatul Qodar. Bahwa Lailatul Qodar jenis pertama adalah momen di mana al Quran diturunkan sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia. Nah adapun dari langit dunia ke dunia itu diturunkan secara bertahap oleh Malaikat Jibril ke Nabi Muhammad SAW selama 22 tahun 2 bulan 22 hari sebanyak 6.666 ayat.

Lailatul qodar jenis pertama ini tidak akan berulang untuk kedua kalinya. Dia sekarang hanya tinggal sebuah history, tinggal sebuah sejarah, atau peristiwa.

- Wa maa adro kamaa lailatul qodr?
Tahukah kamu apakah jenis Lailatul Qodar yang kedua?

- Lailatul qodri khoerum min alfi syahr..(al aayah, sampai akhir ayat.)
Maka adapun jenis Lailatul Qodar yang kedua adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Sebagian besar ulama, berdasarkan hadits-hadits Nabi menjelaskan bahwa Lailatul Qodar jenis kedua datang dan terjadi pada malam-malam ganjil pada 10 hari akhir di Bulan Ramadhan, ada juga yang mengatakan bahwa pokoknya selama Ramadhan Lailatul Qodar bisa turun kapan saja dari awal sampai akhir bulan.

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Lailatul Qodar itu tidak hanya terjadi pada Bulan Ramadhan saja tapi terjadi sepanjang tahun, setiap bulan, setiap minggu, setiap hari, setiap jam, setiap menit, dan setiap detik.

Coba anda bayangkan membahas itu saja sudah memakan berapa menit. Belum lagi Kiai Jihad menyampaikan tentang Islam secara bahasa dan istilah, Mukmin secara bahasa dan istilah, and soon, and soon.

Akhirnya kultum bukan kultum ala Kiai Jihad yang lumayan berat itu pun selesai juga. Tanpa komando dari bilal sholat sunat Taraweh pun dimulai. Atau memang sengaja bilal tidak dihadirkan di masjid ini karena memang tidak dibutuhkan? Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar