Minggu, 02 Agustus 2009

Memahami Kembali Bahasa Cinta

Ahad, 02 Agustus 2009

Memahami Kembali Bahasa Cinta

Oleh: Mohamad Istihori

Benarkah kita betul-betul telah mencintai pasangan kita? Betulkah kita sudah benar-benar memahami perasaannya lahir-batin? Cinta itukan masalah perasaan. Dan, perasaan itu merupakan sesuatu yang abstrak.

Maka yang abstrak ini harus diwujudkan dengan bukti bukan sekedar kata dan janji. Atau jangan-jangan selama ini kita mencintai pasangan kita cuma berdasarkan perasaan kita padanya saja. Tanpa peduli perasaan dia terhadap kita.

Jangan-jangan kita mencintai pasangan kita hanya berlandaskan bahasa cinta yang kita punya tanpa belajar memahami bahasa cinta kekasih kita.

Jangan-jangan yang selama ini kita persembahkan, berikan, dan kurbankan untuk pasangan kita hanyalah tafsir subjektif kita sendiri tanpa hasrat dalam diri kita untuk benar-benar mengerti apa yang sebenarnya dibutuhkan pasangan kita.

Bahasa cinta itu universal, umum, beragam rupanya, dan bermacam warnanya. Maka sudah seharusnyalah kita dengan pasangan untuk terus-menerus saling memahami bahasa cinta pasangan kita sedetail-detailnya dan sedalam-dalamnya agar tidak terjadi miscommunication.

Perbedaan persepsi, pandangan, pemikiran, penafsir, pemahaman, dan pengertian akan cinta dan bahasa komunikasinya hanya akan melahirkan rasa saling tidak percaya, saling merasa benar sendiri-sendiri, saling menuruti ego masing-masing yang pada akhirnya memunculkan turunan perasaan berupa kebetean, kebosanan, dan kejenuhan.

Kalau semua masalah tersebut tidak segera dikomunikasikan, diomongin baik-baik, dan dicarikan solusi terbaiknya, maka saya rasa perpisahan hanya tinggal menunggu waktu saja. Dan, bukankah berpisah dengan pasangan kita merupakan sesuatu yang sangat tidak kita harapkan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar