Selasa, 12 Mei 2009

Anti Ilmu Perbandingan

Selasa, 120509

Anti Ilmu Perbandingan

Oleh: Mohamad Istihori

"Saya yakin kamu pasti bisa mendapatkan pasangan hidup yang lebih baik dari sebelumnya." ujar Semplur.

Saya tahu bahwa Semplur hanya bermaksud mencoba menghibur saya. Namun saya mencoba untuk menetralisir pernyataannya itu agar kami bersama bisa berpikir lebih objektif lagi.

"Tidak sepantasnya kita membanding-bandingkan mantan kita dengan kekasih baru. Setiap wanita bahkan setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Kalau kita hanya membangga-banggakan, mengelu-elukan, bahkan sampai mendewa-dewakan kelebihan seseorang, itu berarti kita sedang menutup mata dari kekurangan atau kelemahan orang tersebut.

Ketika kita hanya meremeh-remehkan dan merendah-rendahkan kelemahan seseorang itu berarti kita sedang membutakan mata kita dari kelebihan atau keunggulan orang tersebut.

Kita harus tetap berusaha belajar berpikir objektif. Masalah utama sebenarnya adalah bagaimana kita menjadikan keunggulan dan kelemahan kita untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Rosulullah saw bersabda: "Khoerun naas 'anfa'uhum linnaas." "Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain."

Maka kita tidak perlu menunggu menjadi anggota DPR terlebih dahulu untuk bisa bermanfaat bagi orang lain.

Kalau miskin, kita bisa memberi manfaat. Kalau kaya, kita juga tetap bisa memberi manfaat.

Yang tinggal di desa bisa bermanfaat. Yang tinggal di kota pun bisa bermanfaat. Semua sangat bergantung dari cara kita memandang keadaan yang sekarang sedang kita hadapi.

Masalahnya tidak semua orang mau kontinyu untuk menghitung keunggulan dan kelemahan yang ia miliki. Kita mungkin sudah lelah atau tidak punya waktu untuk mengembara ke dalam diri kita.

Padahal pengembaraan ke dalam atau membaca diri sangat penting untuk mengenal siapa kita sebenarnya.

Kita lebih tertarik untuk berpikir pragmatis dan instan dari pada harus capek-capek membaca diri sendiri.

Idealisme bagi kita hanya sebuah angan-angan belaka. Orang sudah banyak yang berpikir, 'Jangan hidup terlalu ideal karena itu hanya akan membuat kita susah'.

Apalagi kita kini hidup di zaman yang memandang bahwa kesuksesan hidup hanya dipandang dari segi materi. Maka apa saja bisa kita perjual-belikan. Termasuk mungkin ideologi yang selama ini kita perjuangkan."

Saya terlalu asyik ngomong. Tapi untungnya Semplur memiliki kemauan yang besar untuk mendengarkan pemikiran saya yang sudah pasti kita anggap tidak penting untuk diperhatikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar