Senin, 18 Mei 2009

Makhluk Adaptif

Senin, 180509

Makhluk Adaptif

Oleh: Mohamad Istihori

Manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan atau tempat di mana dia tinggal. Lingkungan sebenarnya juga memiliki kemampuan beradaptasi namun tidak sesempurna manusia.

Kesempurnaan lingkungan beradaptasi juga tergantung dari faktor manusianya. Karena itulah kemudian manusia disebut "kholifatun fil ardh", yang diberikan amanat untuk memanage bumi ini.

Maka sebenarnya yang terjadi adalah bagaimana manusia memaksimalkan lingkungannya yang ada. Namun bukan untuk diekspoitasi habis-habisan demi kepentingan pribadinya hari ini saja. Manusia selayaknya juga memikirkan nasib anak-cucunya kelak di kemudian hari.

Manusia harus memahami demokrasi seluas-luasnya untuk berlaku arif dengan lingkungan sebagaimana telah diajarkan kakek-nenek moyangnya dulu. Manusia bukan hanya patut berdemokrasi dengan sesama manusia. Manusia harus mampu berdemokrasi juga dengan angin, air, pohon, dan hewan.

Manusia sebagai makhluk yang paling cepat beradaptasi akan juga cepat menemukan kenyamanan di mana pun ia tinggal. Hal itulah yang membuat manusia tetap "survive" di laut, gunung, hutan, bahkan kita dapat menemukan manusia di daerah kutub sekali pun.

Selain itu kenyamanan manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya juga ditentukan oleh sikap "legowo", lapang dada, dan besar hati dalam menerima apa yang telah tersedia di lingkungannya.

Manusia yang tidak mampu segera beradaptasi dengan lingkungannya akan merasa "tersiksa" yang pada akhirnya akan menimbulkan stres dan frustasi.

Oleh karena itu "enjoy aja" dalam menghadapi setiap lingkungan yang mungkin masih terasa baru bagi kita. Dengan sikap seperti inilah "insya Allah" kita bisa hidup di mana saja dengan nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar