Sabtu, 16 Mei 2009

Dunia Dusta

Ahad, 170509

Dunia Dusta

Oleh: Mohamad Istihori

Selamat datang! Selamat datang aku ucapkan kepada anda sekalian di dunia dusta. Dunia di mana orang saling menjatuhkan dan memfitnah.

Dunia di mana penghuninya pura-pura mencintai satu sama lain padahal mereka hanya saling memanfaatkan. Dan, setelah yang lain dirasa sudah tidak lagi mendatangkan keuntungan maka dengan mudahnya perpisahan terjadi.

Dunia di mana penduduknya beramai-ramai menggunakan jilbab, peci, atau sorban hanya agar dianggap orang baik oleh orang lain, berharap dipanggil Pak Ustadz, atau Bu Ustadz sehingga diundang ceramah.

Malah kalau bisa ceramahnya sambil siaran di radio ternama atau masuk stasiun TV swasta yang sudah mapan dan matang.

Dunia di mana tuan rumahnya mengadakan safari Ramadhan, ceramah ke sana kemari, dan ngajar ngaji di mana-mana hanya untuk mencari keuntungan materi, meninggikan status sosial di tengah-tengah masyarakat, atau hanya demi kepentingan golongannya.

Jangan harap kepentingan agama dan kehendak Tuhan sepenuhnya mereka perjuangkan. Kalau pun ada itu merupakan hal yang skunder bukan primer dalam agenda mereka.

Inilah dunia di mana masyarakatnya mengaji dan sholat bukan karena mereka sungguh-sungguh untuk memahami ilmu agama, mempraktekkannya, dan menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Karena setelah mengaji dan sholat mereka tetap korupsi, selingkuh, dan maksiat.

Kita bisa saksikan di dalamnya ada ksatria pemberantas korupsi yang sangat ditakuti tiba-tiba jatuh segala macam kebesaran, martabat,dan harga dirinya hanya karena rayuan seorang "caddy" golf.

Kita bisa lihat dengan mata telanjang ada wakil rakyatnya yang ML dengan seorang penyanyi dangdut yang ingin tenar atau tengah redup popularitasnya.

Temukanlah segala macam bentuk kemunafikkan di dalamnya. Nikmatilah bau busuk kekejaman hati yang mereka simpan rapat-rapat dalam balutan manis tutur kata mereka.

Kita jangan terlalu cepat GR oleh sanjungan, pujian, penghargaan, atau menciumnya mereka terhadap tangan kita tiap kali bersalaman.

Mereka berjanji hari ini untuk berbuat baik dan memperbaiki diri hanya untuk mereka ingkari esok hari dengan kembali lagi melakukan dosa lama.

Dihadapan banyak orang mereka junjung-junjung kita. Namun di belakang, mereka merencanakan kehancuran bagi masa depan kita.

Semoga saja gambaran dunia dusta ini bukan gambaran sesungguhnya yang terjadi di negara kita tercinta, Indonesia Raya.

Saya memiliki keyakinan bahwa masyarakat kita masih banyak yang memiliki ketulusan, keikhlasan, dan semangat untuk saling menyapa, menjalin silaturahmi dengan siapa saja tanpa memandang segala perbedaan, dan masih mau saling menasehati dalam kebenaran dan sabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar