Rabu, 06 Mei 2009

Pengkotak-kotakkan Ilmu

Rabu, 060509

Pengkotak-kotakkan Ilmu

Oleh: Mohamad Istihori

Tertinggalnya umat Islam dari umat lain dalam berbagai bidang saat ini adalah dikarenakan masih banyak penafsiran al Quran dan al Hadits yang membeda-bedakan dan mengkotak-kotakkan antara ilmu agama dengan ilmu yang dianggap non agama.

Pemegang teguh penafsiran seperti ini menganggap bahwa yang wajib dipelajari setiap umat Islam hanya ilmu agama yang membahas: tentang Allah, iman, Islam, Rosul, hari akhir, dan ilmu tentang pelaksanaan ibadah-ibadah formal lainnya.

Sehingga kalau di antara mereka ada yang memiliki minat tentang ilmu non agama seperti ilmu budaya atau ilmu service HP, karena mereka menganggap mempelajari ilmu-ilmu tersebut tidak wajib maka minat pun berkurang sedikit demi sedikit sampai hilanglah minat mereka terhadap ilmu budaya atau ilmu service HP.

Padahal tidak ada satu pun di alam semesta ini yang bukan ciptaan Allah. Maka setiap orang pasti bisa menemukan Allah dari sudut ilmu mana pun yang ia minati.

Asalkan ia mau jujur, objektif, dan setia terhadap nilai-nilai kebenaran yang ada pada ilmu yang ia minati tersebut.

Apapun ilmu yang kita pelajari, kita pasti akan menemukan Allah. Kecuali kalau kita menyelewengkan, mempolitisir, dan menyimpangkan nilai kebenaran ilmu tersebut demi memperoleh keuntungan pribadi.

Ilmu fisika yang jujur akan mengantarkan seseorang bertemu Allah. Demikian juga semua ilmu begitu rumusnya.

Malah ilmu yang kita anggap ilmu agama, ilmu tafsir contohnya. Kalau kita tidak jujur dengan diri sendiri bisa saja malah ilmu tafsir itu kita gunakan untuk kepentingan sendiri, kelompok, atau golongan tertentu. Demi untuk pemenangan Pemilu 2009 ini misalnya. Hal itu malah akan membuat kita menjadi jauh dari Allah.

Jadi sekarang bukan lagi saatnya mengkotak-kotakkan ilmu. Karena itu hanya menjadikan kita semakin tertinggal serta bodoh. Dan, memang itulah yang diharapkan oleh orang-orang yang memang sangat tidak senang kalau umat Islam maju di segala bidang ilmu pengetahuan.

Iya ilmu-ilmu fiqih formal memang wajib kita pelajari dan amalkan. Tetapi bukan berarti kita menomorduakan ilmu umum yang kita butuhkan dalam kehidupan.

Keduanya harus besinergi dan saling melengkapi menuju ridho Illahi. Inilah sebenarnya tantangan kita untuk melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar