Kamis, 14 Mei 2009

Pelacur Badan, Pelacur Kekuasaan, dan pelacur Pengetahuan

Jum'at, 150509

Pelacur Badan, Pelacur Kekuasaan, dan Pelacur Pengetahuan

Oleh: Mohamad Istihori

Kita mengira selama ini yang namanya pelacuran hanya dalam satu macam dimensi kehidupan yang bekaitan dengan jual-beli nafsu seks (berhubungan badan).

Dalam pelacuran seperti itu yang diperjualbelikan jelas yaitu badan. Mengapa memperjualbelikan badan diharamkan?

Karena badan kita adalah semata-mata anugerah dari Allah SWT yang cara bersyukurnya adalah dengan cara mengabdikan diri hanya kepada Allah SWT.

Bukannya malah mengabdikan diri kepada kenikmatan dunia dan perolehan materi yang banyak namun sifatnya hanya sementara.

Selain itu, dalam berbagai macam dimensi kehidupan masih banyak jenis pelacuran yang luput dari perhatian. Sebut saja pelacuran intelektual yang memperjual-belikan ilmu demi pembenaran sikap salah orang yang memiliki harta berlimpah.

Dalam hal ini seorang intelektual disibukkan oleh pesanan atau "order" dari seseorang yang memiliki harta tak terhingga. Hal ini patut disebut pelacuran intelektual karena ilmu menjadi alat mencari pembenaran bukan kebenaran.

Ilmuan, cendekiawan, guru besar, bahkan ulama rela mengorbankan ideologi yang selama ini mereka perjuangkan atau memperjualbelikan ayat hanya karena tergiur sejumlah uang yang ditawarkan seseorang yang tengah mencari pembenaran atas kesalahan yang mendatangkan keuntungan materi yang selama ini ia lakukan.

Jenis pelacuran lainnya adalah pelacuran kekuasaan. Hal ini umumnya kerap terjadi di dunia politik yang haus kekuasaan dan hilang objektivitasnya untuk mengabdi pada rakyat.

Para pelacur politik rela melakukan apa saja, mau berkoalisi dengan siapa saja, menjual segala yang ia punya, meminjam sana-sini, pasang iklan kanan-kiri hanya demi mendapatkan kursi. Perkara membela kebutuhan rakyat dan memperjuangkan nasib "wong cilik" semakin hari semakin nyata semua itu hanya basa-basi.

Jadi kalau anda termasuk golongan yang selama ini sibuk teriak-teriak "Allahu Akbar basmi pelacuran!" terutama pada bulan suci Ramadhan, sanggupkah kita "membasmi diri" kita sendiri yang mungkin selama ini juga melacurkan ilmu atau kekuasaan yang kita miliki?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar